Assalamu'alaikum semua! Mau curhat dulu ya. Sedih saya tu, semenjak kehilangan seorang temen mantan dan ini udah bulan keempat kepergiannya. Selama ini udah berapa kali entah mimpiin orangnya, tiga atau empat kali kayaknya dan selalu aneh-aneh lagi mimpi saya. Pertama mimpi dianterin pindah kos, kedua mimpi ditolongin pas saya nyetir trus kena banjir *aneh bet w lewat kali apa gimana*, trus mimpi dipamitin di pinggir laut, sama kalo nggak salah mimpi entah apa saya lupa kejadiannya cuma ingat kebangun trus di kepala ada nama orangnya. Kayak Percy bangun di rumah serigala dan amnesia cuma ingat nama Annabeth. Astaga terlalu larut dalam buku saya. Yaudah mungkin isyarat supaya saya doain. Udah dikirim doa ya, semoga kamu tenang di sana.
Btw dear, saya pernah nggak sih bilang mau me-review suatu produk trus nggak muncul-muncul review-nya karena saya entah lupa atau udah keburu habis produknya? Kalau ada maafin ya, saya harap ke depannya nggak akan janjiin apapun yang belum pasti akan ditepati. Tapi kalau nggak ada, yaudah wkwkwk cuma paranoid aja girls takutnya saya banyak omong nggak konsekuen. Soalnya kemarenan ada beberapa produk yang rencananya mau saya review tapi batal trus ada yang dilaksanakan juga tapi tetep ada yang batal. Baique sekarang mari kita ke topik utama. Hari ini saya akan me-review sebuah produk skincare. Belinya udah lama dan dipake juga udah lama tentu saja. Pas awal punya sih excited mau nge-review tapi trus males karena bingung mau nulis apose. Tapi sekarang yaudah saya review juga. Ini dia produknya, Some By Mi AHA-BHA-PHA 30 Days Miracle Toner!
Beli pas produk ini lagi hits, harganya waktu itu Rp.185.000 di offline store untuk isi 150 ml. Mahal? Relatif. Rata-rata harga produk kayak gini memang kisaran segitu, baik import maupun lokal. Ngomongin soal harga produk kosmetik, baik skincare atau makeup bagi saya sangat subjektif sih tergantung pendapatan masing-masing nggak bisa main pukul rata. Kalo ini menurut saya mahal sih tapi masih wajar dan bisa kebeli walau sambil rada ngeluh. Punya banyak produk makeup - dan sejumlah skincare - membuat saya bisa menilai bahwa kualitas produk dan brand seringkali berbanding lurus dengan harganya. Meskipun nggak menutup kemungkinan ada produk bagus harga terjangkau, tapi saya nemu juga produk murah kualitas worst. Kalau sudah begini, saya dulu berpendapat "jangan dimaklumin aja, yaudah sih pabrik naikin harga supaya bisa memproduksi barang kualitas bagus". Tapi sekarang saya pikir "ya memang ada pasarnya sendiri produk murah tuh, jangan protes jelek mulu kalau masih beli juga kan bisa mikir dan milih". Maka tidak usah mengomentari harga kosmetik lagi dear. Kalau mampu beli yang mahal dan bagus ya belilah, kalau belum cari alternatif produk sejenis yang lebih murah syukur dapat bagus juga tapi nggak usah ngedumel kalau hasilnya ternyata jelek. Sekarang kita balik ke review hari ini.
Waktu saya beli produknya pakai dus kotak tipis warna hijau - putih yang udah keburu dibuang karena saya pikir nggak akan me-review toner ini. Akhirnya nulis review tapi udah tanpa dus, nggak apa-apa ya. Di dus itu seingat saya tercantum banyak tulisan yang ada juga pada kemasan dalamnya. Kemasannya botol plastik warna hijau transparan dengan tutup hitam. Pada botol tertempel kertas sticker berisi tulisan yang mungkin keterangan produk, mirip sama yang di dus. Kebanyakan saya nggak bisa baca karena pakai bahasa Korea, yass this is Korean skincare product girls. Saya paham beberapa yang nggak pakai huruf Korea aja. Intinya produk ini merupakan exfoliating toner atau acid toner yang mengandung tiga jenis acid yaitu AHA, BHA, dan PHA. Trus ada tambahan Niacinamide 2% dan Real Tea Tree 10.000 ppm.
Klaimnya untuk perawatan pori, whitening walau saya rasa maksudnya mencerahkan, dan melembapkan. Tiga acid di dalamnya tergolong chemical yang bekerja sebagai exfoliator yang efektif untuk untuk membuat kulit lebih bersih dan lebih bercahaya dibanding sebelumnya. Produk ini punya beberapa poin utama yang tertulis. Pertama, mengandung bahan untuk eksfoliasi kulit dan diformulasi tanpa 20 bahan - maksudnya entah apa mungkin bebas bahan berbahayakah atau tidak kebanyakan bahan saya nggak bisa cari tahu lebih lanjut. Terus punya fungsi ganda yang sudah disetujui oleh kayaknya badan kosmetik dan pangan di negaranya, ganda mungkin maksudnya sebagai exfoliator sekaligus melembapkan karena biasanya kalau eksfoliasi tuh punya efek mengeringkan. Terakhir, pH-nya rendah.
Dari namanya, produk ini dikatakan akan membuat keajaiban dalam 30 hari atau katakanlah sebulan sahaja dan membuat perubahan kulit yang luar biasa dengan bahan natural. Perkara natural ini saya kurang setuju sih, yang bener kalau bahannya alami? Soalnya setahu saya bahan alami juga punya rumus kimia, jadi sebenarnya kimia juga dan proses pengolahannya juga kan tidak alamiah jadi ya kimiawi dong. Saya beli toner ini sejak awal tahun, Januari. Awal beli semangat banget pakainya. Sebulan pertama efeknya bagus sih di kulit saya. Bikin halus terutama dan terlihat sedikit lebih cerah tanpa mengeringkan. Jadi memang efek exfoliator-nya ada dan melembapkannya juga ada. Tapi dari berbagai sumber, toner ini kadar acid-nya rendah jadi nggak extra ordinary efeknya. Bukan yang segera melunturkan segala noda, memperbaiki tekstur sampai kulit terlihat licin tanpa pori-pori, bikin cerah kinclong gitu bukan. Oh ya ada kandungan tea tree dan memang kulit saya sekarang jarang jerawatan tapi entah karena andil produk ini atau bukan.
Exfoliator fungsinya semacam mengelupas lapisan kulit teratas yang ada sel kulit mati dan sisa kotoran sehingga lapisan kulit di bawahnya yang lebih muda dan bagus akan muncul ke permukaan. Chemical maupun physical intinya begitu. Maka tidak heran kalau exfoliating toner dapat menjadikan kulit lebih halus dan cerah karena ya alasan cara kerja di atas. Siklus kulit kita beregenerasi adalah kalau nggak salah 28 hari, ya bisa disebut sebulan juga. Jadi kalau toner ini mengklaim akan memberi efek miracle dalam sebulan ya bisa juga karena menunjang proses regenerasi alami. Kemasan botolnya bertutup ulir, trus dalemnya terdapat mulut botol yang cukup kecil jadi produk bisa dituang tanpa takut tumpah-tumpah. Isinya cair bening dengan aroma mint dari tea tree mungkin, pas diaplikasikan rasanya ya basah. Butuh waktu sebentar untuk toner ini entah meresap atau menguap, lalu setelah itu permukaan kulit terasa lebih halus dan tidak kering. Pasca toner ini saya pakai hydrating toner lagi untuk menambah kelembapan kulit.
Saya udah pakai lebih dari sebulan karena produk ini awet. Sampai sekarang berarti hampir enam bulan tapi belakangan nggak rutin. Dulu saya pakai ini dua kali sehari, pagi dan malam. Lalu berkurang intensitasnya jadi sekali aja kalau malam. Dulu pakai kapas buat aplikasi, sekarang cukup dengan tangan aja. Sekarang saya di posisi mau ngabisin aja toner ini, makanya dipakai terus tapi tanpa berharap akan efek miracle luar biasa setelahnya. Yang saya rasakan sekarang selama pakai toner ini adalah ya bantu halusin tekstur kulit, dan dulunya menambah kecerahan tapi sekarang biasa aja. Soal pori-pori masih tetap sama nggak ada perubahan jadi lebih samar. Saya malah tertarik sekarang sama exfoliating toner lain yang kadarnya tinggi sekalian tapi belum berniat beli. Adakah yang mau ngasih? Hehehe, ngarep.
Yaudahlah segini dulu review saya hari ini. Tapi sebelum ditutup mau ngomongin suatu hal keburu lupa. Dulu saya pernah tertarik sama soal ketergantungan skincare, kayaknya pernah bahas juga. Tapi sekarang saya punya pandangan lebih matang dari apa yang pernah saya pikir dulu. Menurut saya ketergantungan skincare tuh cuma istilah untuk mempermudah kehidupan kayak semacam nyebut produk drugstore padahal belinya belum tentu di toko obat karena produk tersebut mudah ditemukan dan terjangkau kebanyakan umat. Jadi kalau misalnya orang pakai skincare trus kulitnya jadi bagus, lalu stop dan kulitnya berubah jelek. Ya bukan berarti ketergantungan namanya. Itu artinya kulit kembali ke kondisi sebelum perawatan. Pas kena skincare kan otomatis kulit terawat. Kalau berhenti ya hilanglah sudah perawatan itu makanya kondisi kulit jadi berubah nggak sebagus pas masih pakai skincare. Memang bisa disebut ketergantungan sama skincare untuk maintenance kondisi, tapi bukan dalam makna yang sengeri kecanduan narkoba. Kalau kemudian kondisi kulit jadi lebih jelek daripada sebelum pakai skincare apa-apa? Mm bisa jadi skincare yang dipakai ternyata mengandung bahan yang berbahaya, kalau dibilang ketergantungan harus pakai lagi terus-terusan malah nggak bener nanti merusak barrier kulit. Jadi mungkin itu disebutnya bukan ketergantungan tapi efek samping pasca berhenti.
Jadi panjang gini udah ah ya intinya saya cuma mau jelasin kalau skincare tuh untuk merawat kulit. Kalau pakai dan cocok ya kulit jadi lebih sehat dan bagus. Nggak ya kulit biasa aja meskipun selama kamu nyaman ya biarlah. Istilah skincare jangan terlalu dipikir berat, cuci muka aja itu skincare kok namanya kan merawat kulit. Yasudah segini dulu saya nulisnya. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.
Baca review serasa lagi denger temen curhat 🤣. Nice post mba 😁
BalasHapusHahaha ini emang pos curhat diselipin review.
Hapus