Tampilkan postingan dengan label SKINCARE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKINCARE. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Juni 2019

[Review] Some By Mi AHA-BHA-PHA 30 Days Miracle Toner - Nyobain Acid Toner Korea Guys!

Assalamu'alaikum semua! Mau curhat dulu ya. Sedih saya tu, semenjak kehilangan seorang temen mantan dan ini udah bulan keempat kepergiannya. Selama ini udah berapa kali entah mimpiin orangnya, tiga atau empat kali kayaknya dan selalu aneh-aneh lagi mimpi saya. Pertama mimpi dianterin pindah kos, kedua mimpi ditolongin pas saya nyetir trus kena banjir *aneh bet w lewat kali apa gimana*, trus mimpi dipamitin di pinggir laut, sama kalo nggak salah mimpi entah apa saya lupa kejadiannya cuma ingat kebangun trus di kepala ada nama orangnya. Kayak Percy bangun di rumah serigala dan amnesia cuma ingat nama Annabeth. Astaga terlalu larut dalam buku saya. Yaudah mungkin isyarat supaya saya doain. Udah dikirim doa ya, semoga kamu tenang di sana.

Btw dear, saya pernah nggak sih bilang mau me-review suatu produk trus nggak muncul-muncul review-nya karena saya entah lupa atau udah keburu habis produknya? Kalau ada maafin ya, saya harap ke depannya nggak akan janjiin apapun yang belum pasti akan ditepati. Tapi kalau nggak ada, yaudah wkwkwk cuma paranoid aja girls takutnya saya banyak omong nggak konsekuen. Soalnya kemarenan ada beberapa produk yang rencananya mau saya review tapi batal trus ada yang dilaksanakan juga tapi tetep ada yang batal. Baique sekarang mari kita ke topik utama. Hari ini saya akan me-review sebuah produk skincare. Belinya udah lama dan dipake juga udah lama tentu saja. Pas awal punya sih excited mau nge-review tapi trus males karena bingung mau nulis apose. Tapi sekarang yaudah saya review juga. Ini dia produknya, Some By Mi AHA-BHA-PHA 30 Days Miracle Toner!


Beli pas produk ini lagi hits, harganya waktu itu Rp.185.000 di offline store untuk isi 150 ml. Mahal? Relatif. Rata-rata harga produk kayak gini memang kisaran segitu, baik import maupun lokal. Ngomongin soal harga produk kosmetik, baik skincare atau makeup bagi saya sangat subjektif sih tergantung pendapatan masing-masing nggak bisa main pukul rata. Kalo ini menurut saya mahal sih tapi masih wajar dan bisa kebeli walau sambil rada ngeluh. Punya banyak produk makeup - dan sejumlah skincare - membuat saya bisa menilai bahwa kualitas produk dan brand seringkali berbanding lurus dengan harganya. Meskipun nggak menutup kemungkinan ada produk bagus harga terjangkau, tapi saya nemu juga produk murah kualitas worst. Kalau sudah begini, saya dulu berpendapat "jangan dimaklumin aja, yaudah sih pabrik naikin harga supaya bisa memproduksi barang kualitas bagus". Tapi sekarang saya pikir "ya memang ada pasarnya sendiri produk murah tuh, jangan protes jelek mulu kalau masih beli juga kan bisa mikir dan milih". Maka tidak usah mengomentari harga kosmetik lagi dear. Kalau mampu beli yang mahal dan bagus ya belilah, kalau belum cari alternatif produk sejenis yang lebih murah syukur dapat bagus juga tapi nggak usah ngedumel kalau hasilnya ternyata jelek. Sekarang kita balik ke review hari ini.

Waktu saya beli produknya pakai dus kotak tipis warna hijau - putih yang udah keburu dibuang karena saya pikir nggak akan me-review toner ini. Akhirnya nulis review tapi udah tanpa dus, nggak apa-apa ya. Di dus itu seingat saya tercantum banyak tulisan yang ada juga pada kemasan dalamnya. Kemasannya botol plastik warna hijau transparan dengan tutup hitam. Pada botol tertempel kertas sticker berisi tulisan yang mungkin keterangan produk, mirip sama yang di dus. Kebanyakan saya nggak bisa baca karena pakai bahasa Korea, yass this is Korean skincare product girls. Saya paham beberapa yang nggak pakai huruf Korea aja. Intinya produk ini merupakan exfoliating toner atau acid toner yang mengandung tiga jenis acid yaitu AHA, BHA, dan PHA. Trus ada tambahan Niacinamide 2% dan Real Tea Tree 10.000 ppm.


Klaimnya untuk perawatan pori, whitening walau saya rasa maksudnya mencerahkan, dan melembapkan. Tiga acid di dalamnya tergolong chemical yang bekerja sebagai exfoliator yang efektif untuk untuk membuat kulit lebih bersih dan lebih bercahaya dibanding sebelumnya. Produk ini punya beberapa poin utama yang tertulis. Pertama, mengandung bahan untuk eksfoliasi kulit dan diformulasi tanpa 20 bahan - maksudnya entah apa mungkin bebas bahan berbahayakah atau tidak kebanyakan bahan saya nggak bisa cari tahu lebih lanjut. Terus punya fungsi ganda yang sudah disetujui oleh kayaknya badan kosmetik dan pangan di negaranya, ganda mungkin maksudnya sebagai exfoliator sekaligus melembapkan karena biasanya kalau eksfoliasi tuh punya efek mengeringkan. Terakhir, pH-nya rendah.

Dari namanya, produk ini dikatakan akan membuat keajaiban dalam 30 hari atau katakanlah sebulan sahaja dan membuat perubahan kulit yang luar biasa dengan bahan natural. Perkara natural ini saya kurang setuju sih, yang bener kalau bahannya alami? Soalnya setahu saya bahan alami juga punya rumus kimia, jadi sebenarnya kimia juga dan proses pengolahannya juga kan tidak alamiah jadi ya kimiawi dong. Saya beli toner ini sejak awal tahun, Januari. Awal beli semangat banget pakainya. Sebulan pertama efeknya bagus sih di kulit saya. Bikin halus terutama dan terlihat sedikit lebih cerah tanpa mengeringkan. Jadi memang efek exfoliator-nya ada dan melembapkannya juga ada. Tapi dari berbagai sumber, toner ini kadar acid-nya rendah jadi nggak extra ordinary efeknya. Bukan yang segera melunturkan segala noda, memperbaiki tekstur sampai kulit terlihat licin tanpa pori-pori, bikin cerah kinclong gitu bukan. Oh ya ada kandungan tea tree dan memang kulit saya sekarang jarang jerawatan tapi entah karena andil produk ini atau bukan.


Exfoliator fungsinya semacam mengelupas lapisan kulit teratas yang ada sel kulit mati dan sisa kotoran sehingga lapisan kulit di bawahnya yang lebih muda dan bagus akan muncul ke permukaan. Chemical maupun physical intinya begitu. Maka tidak heran kalau exfoliating toner dapat menjadikan kulit lebih halus dan cerah karena ya alasan cara kerja di atas. Siklus kulit kita beregenerasi adalah kalau nggak salah 28 hari, ya bisa disebut sebulan juga. Jadi kalau toner ini mengklaim akan memberi efek miracle dalam sebulan ya bisa juga karena menunjang proses regenerasi alami. Kemasan botolnya bertutup ulir, trus dalemnya terdapat mulut botol yang cukup kecil jadi produk bisa dituang tanpa takut tumpah-tumpah. Isinya cair bening dengan aroma mint dari tea tree mungkin, pas diaplikasikan rasanya ya basah. Butuh waktu sebentar untuk toner ini entah meresap atau menguap, lalu setelah itu permukaan kulit terasa lebih halus dan tidak kering. Pasca toner ini saya pakai hydrating toner lagi untuk menambah kelembapan kulit.

Saya udah pakai lebih dari sebulan karena produk ini awet. Sampai sekarang berarti hampir enam bulan tapi belakangan nggak rutin. Dulu saya pakai ini dua kali sehari, pagi dan malam. Lalu berkurang intensitasnya jadi sekali aja kalau malam. Dulu pakai kapas buat aplikasi, sekarang cukup dengan tangan aja. Sekarang saya di posisi mau ngabisin aja toner ini, makanya dipakai terus tapi tanpa berharap akan efek miracle luar biasa setelahnya. Yang saya rasakan sekarang selama pakai toner ini adalah ya bantu halusin tekstur kulit, dan dulunya menambah kecerahan tapi sekarang biasa aja. Soal pori-pori masih tetap sama nggak ada perubahan jadi lebih samar. Saya malah tertarik sekarang sama exfoliating toner lain yang kadarnya tinggi sekalian tapi belum berniat beli. Adakah yang mau ngasih? Hehehe, ngarep.


Yaudahlah segini dulu review saya hari ini. Tapi sebelum ditutup mau ngomongin suatu hal keburu lupa. Dulu saya pernah tertarik sama soal ketergantungan skincare, kayaknya pernah bahas juga. Tapi sekarang saya punya pandangan lebih matang dari apa yang pernah saya pikir dulu. Menurut saya ketergantungan skincare tuh cuma istilah untuk mempermudah kehidupan kayak semacam nyebut produk drugstore padahal belinya belum tentu di toko obat karena produk tersebut mudah ditemukan dan terjangkau kebanyakan umat. Jadi kalau misalnya orang pakai skincare trus kulitnya jadi bagus, lalu stop dan kulitnya berubah jelek. Ya bukan berarti ketergantungan namanya. Itu artinya kulit kembali ke kondisi sebelum perawatan. Pas kena skincare kan otomatis kulit terawat. Kalau berhenti ya hilanglah sudah perawatan itu makanya kondisi kulit jadi berubah nggak sebagus pas masih pakai skincare. Memang bisa disebut ketergantungan sama skincare untuk maintenance kondisi, tapi bukan dalam makna yang sengeri kecanduan narkoba. Kalau kemudian kondisi kulit jadi lebih jelek daripada sebelum pakai skincare apa-apa? Mm bisa jadi skincare yang dipakai ternyata mengandung bahan yang berbahaya, kalau dibilang ketergantungan harus pakai lagi terus-terusan malah nggak bener nanti merusak barrier kulit. Jadi mungkin itu disebutnya bukan ketergantungan tapi efek samping pasca berhenti.

Jadi panjang gini udah ah ya intinya saya cuma mau jelasin kalau skincare tuh untuk merawat kulit. Kalau pakai dan cocok ya kulit jadi lebih sehat dan bagus. Nggak ya kulit biasa aja meskipun selama kamu nyaman ya biarlah. Istilah skincare jangan terlalu dipikir berat, cuci muka aja itu skincare kok namanya kan merawat kulit. Yasudah segini dulu saya nulisnya. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Rabu, 15 Mei 2019

[Review] Viva White Waterdrop Sleeping Mask - Cara Baru Menutrisi Kulit Selama Tidur!

Assalamualaikum semua! Hari ini saya mau me-review skincare baru. Penasaran nggak produknya apa? Sebenernya udah pernah saya obrolin di Instagram sih, makanya follow dong di @dessyjournal. Nah lebih lengkapnya, sekarang saya mau bahas di Blog juga, karena apalah guna punya Blog kalo nggak ditulisin sheyeng. Produknya dari Viva, buatan asli negara kita. Viva tuh btw punya tiga lini produk, ada Viva biasa, Viva Queen yang merupakan seri eksklusif makeup, dan Viva White di skincare. Nah produk yang akan saya review ini masuk dalam seri yang terakhir disebut di atas, Viva White Waterdrop Sleeping Mask! Bangga dong ya sekarang produk lokal ada sleeping mask-nya juga, apalagi ini nggak disangka-sangka dikeluarkan awal justru oleh Viva yang selama ini lekat dengan kesan jadul. Ternyata brand ini sudah berinovasi dengan salah satu caranya mengeluarkan produk yang modern masa kini yaitu skincare ini.


Harganya Rp.23.000 untuk netto 80 gram. Dikemas dalam tube berukuran sedang dengan warna soft pink perpaduan coklat gelap pada tutup. Nampak fresh kemasannya, apalagi dengan desain berhias kartun cewek. Kayaknya produk ini cocok menyasar kaum millenial, soalnya fotoable kemasan ini tuh sista. Klaim singkat produk ini adalah memiliki moisture lock untuk rehydrating skin during sleep. Jadi dia mampu mengunci kelembapan untuk mengembalikan kadar air dalam kulit selama pemakainya tidur. Wuih seru ya kita tinggal bobok cantik aja kulit ternutrisi otomatis. Kemampuan hebat produk ini disponsori oleh bahan aktifnya yaitu Collagen, Aloe Vera Gel, Spirulina, dan Licorice Extract.


Untuk klaim dan keterangan lebih lengkap mari kita baca di sisi belakang tube. Di sini lumayan penuh tulisannya plus ilustrasi juga. Kata Viva, saat tidur di malam hari kulit tetap membutuhkan perawatan yang maksimal. Waterdrop Sleeping Mask diformulasi khusus untuk menutrisi dan menjaga keseimbangan kadar air kulit sepanjang waktu tidur. Menjadikan kulit terasa lebih lembut, lembap, dan kenyal. Diperkaya dengan Collagen yang membantu menghindari timbulnya tanda-tanda penuaan dini seperti garis-garis halus. Aloe Vera Gel melembapkan, menyejukkan, dan memberikan sensasi yang menenangkan. Spirulina Extract kaya protein dan mineral serta Licorice sebagai bahan pencerah alami. Ingredients lengkap udah dicantumkan juga jadi bisa dibaca sendiri oleh konsumen.

Bahan dasarnya ini adalah air, masih ada alkohol turunan dengan asam palmitat yang justru berfungsi sebagai emolien untuk mengentalkan produk sekaligus berfungsi sebagai pelembap. Ada silikonnya buat bahan penghalus, dan gliserin untuk pelembap lagi. Selanjutnya ada gel tanaman lidah buaya, seru banget nih ada kandungan ini juga. Tadinya saya sering pakai aloe vera gel kapan saja termasuk sebelum tidur di kulit wajah sampai leher. Sekarang nggak perlu lagi karena sudah terkandung di sini. Lalu ada hydrolized collagen masih sebagai agen pelembap. Sejauh ini udah ada tiga bahan pelembap yang saya ngerti. Produk ini nggak paraben free nggak perfume free, kedua material tersebut masih dipakai tapi di urutan dua pertiga belakang kok dan pasti dalam kadar yang tidak melebihi batas berbahaya jadi aman. Terus licorice sama spirulina extract ada di urutan lebih belakang dan ditutup sama garam dan asam pengawet. Jadi bahan pengawet nggak cuma satu tercantum di ingredients, ada beberapa. Tapi saya nggak baca ada pewarna loh.


Sekarang kita bahas isinya. Dilindungi oleh tutup flip, rapet jadi aman waktu disimpan maupun dibawa traveling. Isinya agak susah dikeluarkan kalau tube nggak dipencet. Tidak rawan tumpah dengan teksturnya yang kental berwarna putih. Aromanya wangi bebungaan, klasik khas produk Viva. Saya tuh udah familier sama produk Viva sejak SD karena ibuk saya bedaknya Viva, dan wanginya ya senada begini juga klasik jadul yang manis. Cara pakainya menurut Viva oleskan pada wajah dan leher yang telah dibersihkan. Saat keluar butiran air, tepuk-tepuk ringan agar meresap maksimal. Tidak perlu dibilas. Tidurlah dengan nyenyak dan biarkan produknya bekerja semalaman. Rasakan manfaatnya saat bangun di pagi hari. Gunakan teratur setiap malam untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Saya pakai produk ini baru beberapa hari. Masih belum nemu ritme penggunaan yang tepat. Kemarinnya saya selang sama night cream, jadi giliran pakainya. Trus kemarin pernah saya tumpuk setelah krim malam tapi pakai jeda. Jadi kan saya mandi sore jelang buka puasa, habis itu pakai skincare termasuk night cream. Nah malamnya pas mau tidur baru pakai sleeping mask ini. Dulunya sih malam mau tidur saya pakai aloe vera gel sama oil buat tambahan skincare karena bisa jadi skincare yang dipakai sore udah kesiram air wudhu. Kalau sekarang ya pakai sleeping mask. Walau teksturnya kental, sleeping mask ini mudah diratakan dan langsung lumer setelahnya di kulit. Saat mencair inilah formulanya jadi basah berair tapi nggak sampai berbutir kayak habis raup gitu. Rasanya sejuk segar seperti berada di pegunungan. Setelah airnya meresap yang mana cepat kulit langsung terasa lembap terhidrasi tanpa lengket dan teksturnya kenyal bagus gitu loh, saya suka! Pas pagi bangun kulit masih terasa halus walau nggak sekenyal semalam.

Overall, produk ini menurut saya bagus dan bekerja dengan baik. Beneran menambah hidrasi dan menahannya dalam kulit jadi kadar air di kulit tuh seimbang. Kulit jadi bebas dehidrasi dan minyak pun terkontrol. Karena lembap, kulit jadi terasa lembut dan kenyalnya menjadikan kulit tampak lebih muda jadi berfungsi anti aging juga. Penutrisi kulit lainnya dan pencerah nggak saya rasakan, entah karena masih baru pakai atau memang tidak signifikan hasilnya. Nggak masalah kok saya udah cukup puas sama efek hidrasi dan seal-nya. Kesimpulannya saya suka dan akan pakai sampai habis produk ini. Nah, sekian dulu ya review saya hari ini. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, Wassalamualaikum.

Jumat, 12 April 2019

[Review] Garnier Skin Naturals Serum Mask

Assalamualaikum semua! Kemarin saya buka Instagram trus lihat story Garnier ngeluarin varian baru sheet mask-nya. Astaga, padahal varian lamanya aja saya baru nyoba! Beli sudah lama sih, sejak tahun lalu. Trus kemudian saya sayang mau buka dan pakai produknya. Soalnya bagi saya sheet mask tuh tergolong skincare mahal. Mana nggak bisa digunakan berkali-kali pula. Tapi apalah gunanya beli kalau nggak digunakan ya. Jadi ya saya pakai juga akhirnya sekarang, sekalian nulis review juga.

Ada empat varian serum mask Garnier yang saya miliki dengan berat masing-masing 32 gram. Harga satuannya adalah Rp.22.500 tapi saya rasa bisa berbeda tergantung tempat pembelian. Semuanya dikemas dalam sachet persegi berbahan plastik lapis aluminium foil yang mantul kalau difoto bikin susah. Tapi aman bagi produk sih kemasan begini. Sachet ini ukurannya gede-gede bener, kira-kira selebar buku tulis. Saya udah pernah cobain sheet mask lain dan lihat beberapa kemasan sheet mask berbagai merek, dari kesemuanya itu paling gede kemasan ini. Bagian atas kemasan ada lubang yang bisa dibuat tempat cantelan. Trus di bawahnya tertera nama produk dengan klaim singkatnya serta ilustrasi dalam latar warna sesuai masing-masing varian.


Keterangan yang lebih lengkap terdapat pada sisi belakang kemasan. Serum mask ini merupakan tissue mask generasi baru dari Garnier yang tiap lembarnya menutrisi wajah dengan satu minggu kadar konsentrasi serum dihitung dari kandungan pelembap milik Garnier sendiri. Sangat inovatif lembar masker yang ekstra tipis ini memanjakan dengan perawatan efisien. Didesain khusus untuk bentuk wajah orang Asia. Sheet mask ini dikatakan cukup dipakai selama lima belas menit. Produknya sudah teruji secara dermatologis dan aman untuk kulit sensitif. Setiap sheet mask memang punya fungsi sendiri sesuai variannya masing-masing dan ditujukan untuk beragam jenis kulit dengan permasalahannya sendiri-sendiri. Tapi menurut saya seluruh varian bisa dipakai semua jenis kulit kok karena material sheet mask-nya buat sensitive skin aja aman. Cara penggunaannya ditulis dengan tambahan gambar jadi super jelas deh. Trus ada daftar ingredients tapi nggak saya tuliskan ulang karena toh nggak paham satu-satu semua bahannya. Nulisin juga ntar nggak bisa jelasin jadi mending nggak usah sekalian aja.


Kemasan sheet mask ini udah ada awalan untuk membukanya, mudah disobek bisa juga digunting saja agar rapi. Di dalamnya ada lipatan selembar sheet mask yang melekat pada lapisan pelindung biru berbahan kayak kasa. Tiap varian punya aroma tapi saya nggak bakat jelasin wewangian jadi skip aja. Materialnya lembut banget, dikatakan super tipis tapi menurut saya ini cukup tebal sih. Basahnya sampai banjir karena essence atau serum dalam kemasannya banyak. Kulit saya jenisnya kombinasi dengan masalah komedo. Saya pakai sheet mask waktu malam setelah tonereye cream, dan essence product. Btw filter birunya saya pakai juga buat mask, hahaha. Soalnya bentuknya sama kayak sheet mask juga kayak lembar kedua dan bisa ditempel ke wajah. Cara pakai sheet mask ini adalah dengan membuka lipatan masker dulu lalu gunakan pada wajah yang sudah dibersihkan dengan lapisan pelindung berwarna biru menghadap keluar. Lepas lapisan pelindung dan sesuaikan masker dengan bentuk wajah. Biarkan masker menutrisi kulit selama lima belas menit. Lepaskan masker, pijat perlahan cairan serum yang tersisa, atau bersihkan dengan kapas wajah.

Ukuran sheet mask-nya beda-beda setiap varian. Ada yang pas di wajah saya, ada yang nggak fit juga. Oh iya sheet mask ini ada lubang buat telinga jadi bisa dicantelin. Sebenernya nggak dicantelin aja tetep stay tapi nyaman juga kalo terpasang dengan saksama. Saya pakai lima belas menit sesuai anjuran agar fungsi sheet mask-nya maksimal. Setelah lima belas menit dilepas, serum-nya masih basah tersisa jadi bisa saya gunakan ke seluruh tubuh. Sekarang ke pembahasan sheet mask-nya satu persatu ya!

Garnier Skin Naturals Serum Mask Light Complete


Berwarna kemasan kuning ditujukan bagi kulit kusam dengan bintik hitam. Diperkaya dengan Ekstrak Lemon yang mencerahkan, Vitamin C, serta Hyaluronic Acid Serum yang efektif melembapkan. Berfungsi brightening karena menutrisi intensif untuk kulit yang tampak cerah, bintik hitam tampak samar, menyegarkan kulit, dan mengurangi kusam. Ini ukuran sheet mask-nya kesempitan di wajah saya, kurang lebar terutama. Bagian cantelan telinganya malah sobek pas saya tarik mau dipasang. Waktu saya pakai ada efek perih di kulit, terutama pas bagian kering. Saat pakai emang kondisi kulit saya lagi kering abis sih. Setelah dilepas efeknya melembapkan aja, dan segar iya. Nggak terlihat efek cerahnya seketika.

Garnier Skin Naturals Serum Mask Sakura White


Berwarna kemasan pink ditujukan bagi kulit kusam tak bercahaya. Diperkaya dengan Japanese Sakura yang mencerahkan dan Hyaluronic Acid Serum. Berfungsi radiance karena menutrisi intensif untuk kulit terasa lembut, tampak cerah merona, dan segar. Ukurannya pas sama wajah saya. Rasanya perih juga tapi di awal pemasangan doang, selang beberapa menit udah ilang perihnya. Habis dipakai bikin lembap juga, dan memang ada efek cerah langsung tapi dikiit banget.

Garnier Skin Naturals Serum Mask Hydra Bomb


Berwarna kemasan hijau ditujukan bagi kulit berminyak dan kombinasi. Diperkaya dengan Green Tea Extract yang kaya akan antioksidan dan Hyaluronic Acid Serum. Berfungsi purifying karena menutrisi intensif untuk kulit bebas kilap, mengencangkan pori, segarkan, dan seimbangkan kadar minyak. Ukurannya pas juga. Nggak menimbulkan efek perih. Habis dipakai memberi efek mattifying ke kulit tapi nggak jadi kering, rasanya kadar minyak jadi ditekan tapi nggak hilang gitu loh.

Garnier Skin Naturals Serum Mask Hydra Bomb


Berwarna kemasan biru ditujukan bagi kulit kering. Diperkaya dengan Antioxidant Pomegranate dan Hyaluronic Acid Serum. Berfungsi hydrating tentunya, ditulis ini bouncy mask menutrisi intensif untuk kulit yang terasa elastis, lembap, dan segar. Ukurannya sama pas. Rasanya segar pas dipakai, hasilnya bikin kulit super lembap usai sheet mask dilepas. Pas pakai varian ini, kulit saya ada bagian kering di cuping hidung sampai ngelupas perih gitu. Ngelupasnya itu karena lecet sih akibat komedonya saya pencet. Trus habis pakai langsung instant lembap seketika sampai area ngelupasnya lembut lagi nggak kering perih. Efeknya tahan sampai besoknya dan kondisi kulit saya jadi lebih bagus di area kering jadi supel terhidrasi terlembapkan.

Kedua sheet mask yang terbawah saya tulis tuh emang sama namanya tapi beda kandungan dan fungsi. Kalau habis lepas sheet mask tuh masih ada basah sisa serum-nya yang nempel di kulit wajah. Saya tunggu aja sampai sisa serum meresap baru dilanjut pakai night cream dan produk skincare malam lainnya. Keempat sheet mask ini saya pakai dengan urutan sesuai kebutuhan kulit saya pribadi. Pertama saya pakai yang hydrating dulu, lalu brightening, radiance, baru purifying. Kesimpulannya, saya suka sama sheet mask ini. Semua variannya saya bisa bilang suka, walau nggak super istimewa sih hasilnya. Mungkin akan lebih baik jika digunakan rutin. Jadi segini saja saya nulisnya. Sekian dulu review hari ini. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat!

Kamis, 21 Februari 2019

[Review] Himalaya Herbals Purifying Neem Scrub & Mask

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Hai! Hari ini saya mau nulis review tentang face skincare. Basic skincare tuh intinya ada di cleansing - hydrating - moisturizing - protecting. Artinya pakai produk pembersih, penyegar, pelembap, dan tabir surya. Tapi selain empat tahap dasar di atas, ada lagi tambahan produk skincare untuk lebih mengoptimalkan perawatan kulit. Nah yang akan saya bahas hari ini adalah dua produk tambahan yang bisa digunakan selain basic skincare. Scrub dan masker! Bisa dimasukkan dalam skincare mingguan, walau kalau mau pakai lebih sering juga silahkan menyesuaikan kebutuhan.

Serinya dari Himalaya Herbals Purifying Neem. Himalaya ini brand skincare asal India. Dulu banget udah lama saya pernah pakai face wash-nya dan suka, lalu lanjut beli scrub dan maskernya juga. Beli tentu saja untuk dipakai lho ya bukan untuk dipajang saja atau dijual lagi. Saya belinya udah agak lama tapi isinya masih juga. Soalnya saya ini kadang rajin pakai kadang pemalas sekali. Ya begitulah pokoknya angot-angotan. Tapi sudah saya pakai, dan sekarang sudah hampir habis produknya. Sebelum review saya jelaskan dulu kondisi kulit saya. Jenisnya kombinasi, sisi dalam berminyak tapi luarnya kering. Kadang bisa jadi kering semua kalo lagi over exfoliate, atau malah minyakan dan kusam kalau lama tidak dibersihkan secara mendalam. Komedoan, kadang ada jerawat kecil-kecil. Saat ini lagi kusam dan ada beberapa jerawat kecil karena kemarin saya habis traveling dan malas skincare-an. Jadi mari kita lihat bagaimana pemakaian dua produk ini dan hasilnya di kulit wajah saya. Emm, skincare semacam ini menurut saya bisa kelihatan langsung hasilnya meskipun bukan yang seketika cling ajaib dan kalau dipakai teratur akan lebih terlihat. Sekarang bahas produknya. Satu persatu yua.


Himalaya Herbals Purifying Neem Scrub @60 ml Rp. 21.700

Kemasannya tube plastik putih dengan tutup flip hijau yang sayangnya punya saya udah copot pengunci tutupnya. Warnanya saya suka, soalnya saya adalah penggemar tumbuhan hijau. Tidak penting tapi baca saja. Nggak tahu ada berapa ukuran kemasan, tapi saya belinya yang kecil aja. Produk ini diperuntukkan bagi kulit normal cenderung berminyak. Yaya masih nyambung sih sama kulit saya. Produk ini mengandung nimba atau neem yang dikenal sebagai pembersih dan dapat membantu merawat kulit berjerawat. Dikombinasikan dengan butiran aprikot membantu mengangkat sel kulit mati dan kotoran sehingga menjadikan kulit lembut, cerah, dan segar. Untuk sebuah scrub, teksturnya creamy dengan taburan scrub hijau di dalamnya. Aroamanya segar, seperti wangi dedaunan gitu. Beads-nya lumayan gede dan terasa kasar. Fungsi scrub adalah untuk exfoliate kulit dari luar, jadi ya memang dibikin kasar.

Saya pakai scrub ini setelah membersihkan wajah dengan milk cleanser yang lalu dibilas pakai air. Nah saat kulit masih basah, aplikasikan deh scrub-nya dengan diratakan dan dipijat-pijat. Air membantu melunakkan scrub jadi rasa kasarnya bisa diminimalisir, juga membantu scrub lebih mudah diratakan karena jadi mencair dan licin. Pakai scrub secukupnya aja tergantung luas wajah, nggak perlu sepenuh yang saya ilustrasikan di foto. Itu memang sengaja dikasih banyak biar kelihatan. Scrub ini terasa agak perih di kulit, tapi hilang pas dibilas kok. Hasilnya bikin kulit saya terasa bersih yang langsung cerahan gitu, lembut dan segar karena habis pakai dibilas dengan air. Saya pakainya selama ini nggak rutin, pas pakai ya kayak yang saya tulis di atas hasilnya tapi bisa hilang dalam beberapa hari kalau udah nggak pakai lagi. Begitu.

Himalaya Herbals Purifying Neem Mask @60 ml Rp. 21.700

Pasangannya nih! Habis scrubbing memang enak maskeran untuk menutrisi kulit kembali usai di-exfoliate. Kemasannya sama persis, beda di tulisan nama aja jadi harus teliti sebelum mengambil saat kamu mau beli atau pakai. Mengandung nimba yang bersifat pembersih dan anti bakteri yang mengatur sekresi minyak berlebih dan merawat kulit berjerawat. Dikombinasikan dengan kunyit dan fuller's earth atau multani mitti yang mbuh apa kui tapi bermanfaat menyejukkan, memperbaiki tekstur kulit, serta menjadikan kulit cerah dan sehat. Teksturnya seperti mud, tapi kalau lama nggak dipakai pas dibuka ada bagian yang kepisah antara cair sama kental. Aromanya memabukkan, soalnya mirip jamu menyengat dan bikin pusing kalau dihirup terlalu lama. Saat dipakai ya pasti kecium aromanya, tapi nggak parah-parah amat kalau nafas normal. Masker ini ada butiran-butiran halusnya, cuma nggak terasa kasar.

Cara pakainya oleskan pada wajah dan leher yang telah dibersihkan, saya pakai masker ini setelah scrub jadi tentu saja wajah sudah bersih. Karena kental diratakan agak sulit kalau pakainya cuma sedikit jadi aplikasinya jangan pelit. Hindari area sekitar mata soalnya masker ini di kulit aja perih walau ada efek cooling-nya jadi kalau deket mata bisa bikin nangis. Biarkan mengering selama 10 - 15 menit lalu bilas, instruksinya dengan air dingin mungkin agar tidak membuka pori. Aturan pakainya seminggu sekali atau dua kali, tapi saya selama ini kadang ikut aturan kadang tidak. Itu untuk informasi saja. Jangan oleskan pada kulit yang luka atau meradang. Soalnya sekali lagi ini perih. Kulit meradang itu saya nangkapnya kalau lagi ada jerawat gede yang merah matang ada isinya gitu, nah itu jangan dimaskerin ini dulu sebelum jerawatnya kering. Kalau kulit saya tipe jerawatnya kecil-kecil jadi aman sih. Pas mengering rasanya nggak ketarik banget, dibilas gampang tapi setelah itu mengeringkan kulit karena bikin bebas minyak. Habis dibilas memang kulit terasa ringan karena bersih, lebih halus dan cerah, tapi ya harus segera pakai hydrating skincare untuk mengatasi efek bikin keringnya. Oh ya, aroma jamu maskernya tertinggal walau sudah dibilas tapi nggak se-strong pas di-apply. Saya pakai masker ini nggak rutin juga, dan sama seperti scrub-nya hasilnya juga bisa kelihatan dalam sekali pakai. Kalau rutin dan teratur mungkin hasil tersebut akan lebih bagus.

Kesimpulannya saya suka dua produk di atas. Scrub dan maskernya semua mampu memberi efek kulit bersih segar yang cerah, juga halus dan lembut. Pada jerawat kecil-kecil saya, efeknya menenangkan sih bikin jerawat nggak makin parah. Kulit jadi lebih sehat deh! Pas pakai produk buat nulis review ini isinya udah mau habis semua, jadi saya habiskan sekalian. Belum tahu apakah akan beli lagi, tapi ini bagus di kulit saya jadi mungkin saja kelak akan beli lagi saat punya uang dan butuh pakai.

Harganya sih bisa dibilang terjangkau dan pemakaiannya juga nggak boros-boros amat. Saya nggak tahu kalau rutin dipakai bakal habis berapa lama satu tube kecil masing-masing dua produk ini. Tapi perkiraan saya sih lebih dari sebulan kok dengan frekuensi pemakaian seminggu dua kali atau untuk scrub-nya bisa lebih sering karena takaran pakainya lebih sedikit ketimbang masker pastinya. Nah sudah dulu ya review saya hari ini, semoga bermanfaat dan terimakasih sudah baca!

Kamis, 10 Januari 2019

[Review] Wardah Essentials Facial Mask

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Hellio, welcome back! Hari ini saya mau nulis review mengenai skincare. Ini produknya udah lama saya punya, cuma masih aja isinya berkat kemalasan yang sering melanda bikin jarang pakai. Eh kadang rutin sih, cuma sering uga ogah pakai. Produknya adalah masker! Yak, itulah skincare angot-angotan saya yang kadang rajin banget pakainya kadang malas ya ampun. Rajin kalau pas niat pakai skincare lagi banyak, dan memang kulit terasa perlu dimaskerin. Malas kalau emang malas aja, soalnya pakai masker rada ribet menurut saya. Harus ditunggu harus dibilas, ah pokoknya begidulah. Tapi semalas-malasnya maskeran tetep kudu nyetok produknya karena butuh pakai juga. Salah satu stok masker saya yaitu Wardah Essentials Facial Mask yang akan di-review sekarang ini.


Kemasannya tube 60 ml membosankan. Ya gimana enggak, biasa aja gitu. Pas beli nggak pake box atau sekedar plastik segel, jadi langsung tube doang tanpa filter. Bagusnya adalah jadi cinta bumi dengan tidak nyampah tapi minus di produk terasa kurang steril. Ya mana kita sebagai pembeli ngerti kalau misalnya produk tersebut siapa tahu udah pernah dibuka tutup pengunjung lain, dicoba dikit atau gimana. Bukan berprasangka buruk, tapi waspada boleh dong ya. Tube masker ini berwarna putih pucat dengan tutup flip biru pucat juga mungkin karena mereka belum makan. Wardah punya seri essentials yang nggak cuma berisi masker tapi ada produk lain juga, semuanya berkemasan setipe kayak ini.


Pada bagian depan tube terdapat sedikit keterangan mengenai produknya. Ya standar aja kayak nama gitu. Lebih lengkap ada di sisi belakang tube. Haduu saya sedang amat malas menuliskannya lagi nih, tapi dikit-dikit nggak pa pa deh supaya kalian senang. Dibilangnya masker ini untuk semua jenis kulit dengan klaim extra moisturizing nourishment mask for smooth and firm skin. Jenis kulit saya kombinasi dry-oily yang dehidrasi jadi saya rasa pas sama manfaat masker ini. Kandungannya ada extract seaweed untuk memberikan nutrisi dan kelembapan ke kulit. Terus ada vitamin E sebagai antioksidan dan kaolin untuk mengurangi minyak. Result yang akan didapat dengan menggunakan masker ini adalah kulit terasa lebih halus, lembap, dan kencang. Hmm saya suka sekali janji manisnya.

Bentuknya pasta warna putih, aromanya soft tapi saya nggak ngerti itu wangi apa. Mudah diratakan tanpa perlu campur air atau pelarut lain jadi praktis deh tinggal pakai untuk para pemalas. Cara pakainya dengan dioles ke seluruh wajah yang telah dibersihkan. Saya lebih suka olesnya pakai jari aja, sampai leher juga. Diamkan hingga kering sekitar 15 menit, lalu bilas dengan air. Lebih gampang kalau pakai waslap basah. Saran pakainya seminggu sekali aja, tapi saya pakai tiap dua hari sekali selang-seling sama masker lain yang efeknya ngeringin kulit.

Saya pakai selama ini nggak rutin, tapi kadang rajin banget. Maaf ya nggak saya fotoin pas pakai masker soalnya pas foto-foto udah sore guys pencahayaan tidak mendukung - saya belum punya ringlight. Sejauh ini saya lumayan suka maskernya, dipakai nggak panas atau perih ke kulit, dan keringnya nggak kelamaan. Dibilas rada susah dan lama tapi apalagi kalo pakainya tebel. Kadang udah dibilas air gitu masih nyisa maskernya ketinggal. Biar lebih gampang bisa pakai waslap air hangat sih, cuma jadi repot nyiapinnya. Habis pakai kulit langsung terasa lebih halus, lembap, dan kenchang sesuai janjinya. Ini cocok sama kebutuhan kulit kombinasi saya yang butuh kelembapan tanpa nambah oil dan mengencangkan tentu saja karena di usia seperempat abad ini pastinya saya terobsesi dengan kulit bebas garis halus dan kerutan. Wuaa saya cinta deh pokoknya manfaat produk ini. Sayang terkadang saya malas pakai dikarenakan malas nunggu dan membilasnya. Tapi mengingat produknya bagus dan bermanfaat, semoga saya nggak malas lagi ya. Oh iya masker ini saya beli udah  lama sampai lupa kapan tepatnya, harganya udah lupa juga jadi maaf nggak bisa menginfokan. Nah sekian dulu review saya hari ini, semoga bermanfaat dan terimakasih sudah baca!

Jumat, 04 Januari 2019

[Review] Safi Age Defy Eye Contour Treatment & Gold Water Essence

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Hai! Ffiuh bisa juga mempertahankan diri untuk nggak malas dan tetap upload blog post hari ini, yeay! Sekarang saya mau nulis review, produknya skincare. Umm bukan produk baru sih, soalnya saya punya udah beberapa bulan. Selama ini cukup rutin dipakai, jadi sekarang saya rasa sudah bisa nulis review tentangnya. Produk yang akan saya bahas hari ini ada dua, dari satu brand yang sama yaitu Safi. Tahun lalu, brand tersebut meluncurkan beberapa lini skincare yang sempat jadi booming di awal-awal kemunculannya. Saya beli juga, tapi nggak lengkap semua. Nyobain dua di antaranya, Safi Age Defy Eye Contour Treatment dan Safi Age Defy Gold Water Essence.


Safi merupakan brand yang berkonsep halal. Untuk seri Safi Age Defy yang saya punya skincare-nya ini, tagline-nya adalah rejuvenate and brighten. Saya beli seri ini karena konsepnya adalah anti aging. Ya, di umur - waktu beli hampir - seperempat abad ini saya pikir sudah waktunya memakai skincare yang fokus ke mencegah serta mengatasi tanda-tanda penuaan kulit. Klaim lengkapnya adalah sebagai berikut. Safi Research Institute memahami keinginan perempuan Indonesia untuk menjadi lebih baik setiap hari dan menemukan cantiknya yang sejati. Safi mengandung bahan-bahan alami pilihan yang diproses secara halal dan cermat serta teruji secara klinis untuk merawat kecantikan kulit.

Dua produknya dikemas dalam box warna emas berpadu ungu yang berkesan luxuriousMaterial box-nya kokoh dengan sisi depan tranparan yang nggak berkesan murahan sama sekali. Benar-benar serius deh pokoknya Safi mengemas produk ini.


Saya akan me-review produknya satu persatu ya. Dimulai dari Safi Age Defy Eye Contour Treatment. Saya beli karena punya masalah lingkar gelap di sekitar mata. Trus kalo saya senyum atau ketawa, garis halus banyak muncul di sekitar mata. Box produknya berukuran sedang, walau pas dikeluarkan isinya kecil aja. Satu tube berisi 15 gram produk. Sebenernya terasa agak mubadzir sih tube sekecil ini ditaruh box ukuran medium, tapi untung box-nya bagus. Tube-nya bertutup ulir, warnanya emas perpaduan ungu juga dengan nama produk dan sedikit keterangan ditulis di depan. Kalo lengkapnya ada di belakang box, juga belakang tube.

Deskripsi produknya sebagai berikut. Tanda awal penuaan seperti garis halus dan tampilan lingkar hitam mudah terlihat di sekitar mata. Safi Age Defy Eye Contour Treatment adalah krim khusus area mata dengan tekstur yang ringan dan mudah menyerap, membantu menyamarkan garis halus di sekitar mata, menyamarkan lingkar hitam di sekitar mata, mencerahkan kulit di sekitar mata, dan menjaga kulit sekitar mata tetap terasa lembap.

Bahan-bahan unggulan yang terkandung dalam produk ini juga dicantumkan. Ada gold extract yang mengandung trace mineral memelihara tekstur kulit tetap terasa kenyal dan halus serta membantu mengurangi penampakan keriput dan garis-garis halus. Lalu protein sutra yang mengandung 18 jenis amino acid  membantu melindungi kulit, baik untuk memelihara kelembapan dan kehalusan kulit wajah agar terasa lembut bagai sutra. Kemudian ada oligopeptida untuk merawat lingkaran hitam dan mencerahkan kulit sekitar mata. Menggunakan seri produk ini dapat membantu menyamarkan tanda penuaan di wajah, menjaga kelembapan kulit, membuatnya terasa lebih lembut dan cerah bercahaya. Cara pakainya dengan titikkan di sekitar mata, ratakan dengan lembut sampai meresap dengan sepenuhnya.

Saya udah pakai ini berbulan-bulan, hampir rutin setiap pagi dan malam hari sesuai petunjuk cara pemakaiannya. Tekstur produknya creamy, nggak terlalu kental dengan warna putih yang kalo saya cium nggak ada aromanya. Produknya langsung mencair ketika diaplikasikan ke kulit. Rasanya biasa aja, nggak adem nggak panas juga. Ya kayak aplikasi pelembap di sekitar mata. Habis dipakai kulit area sekitar mata terasa lebih lembap dan lembut. Tapi untuk efek lain nggak saya rasakan. Nggak ada perubahan berarti di area sekitar mata saya karena gelapnya tidak berkurang apalagi tambah cerah. Garis halus juga tetap nampak. Jadi kesimpulannya, produk ini biasa aja menurut saya.


Lanjut ke Safi Age Defy Gold Water Essence. Beli karena pingin aja. Produk ini dikemas dalam box berukuran cukup besar, sesuai dengan isinya. Dari dalam box dapat dikeluarkan botol berisi 100 ml produk. Botolnya transparan dengan aksen ungu dan tutup ulir berwarna emas. Pada botol hanya dicantumkan sedikit keterangan, sisanya tertulis di belakang box.

Deskripsi produknya begini. Kemampuan kulit untuk memelihara kelembapan menurun seiring dengan pertambahan usia. Akibatnya kulit menjadi kering, kasar, dan kehilangan elastisitasnya. Safi Age Defy Gold Water Essence dengan double effect kombinasi gold extract dan silk protein, membantu memelihara struktur kulit, tidak hanya merawat bagian luar tetapi juga bagian dalam kulit, merawat keremajaan kulit dengan optimal. Diperkaya dengan bio hyaluronic yang mempertahankan dan memelihara kelembapan sepanjang hari agar kulit terasa halus dan lembut serta mempersiapkan kulit untuk produk perawatan kulit berikutnya. Menggunakan seri produk ini dapat membantu menyamarkan penampakan tanda penuaan di wajah, menjaga kelembapan kulit, membuatnya terasa lebih lembut dan cerah bercahaya. Cara pakainya usapkan pada wajah dan leher. Pijat lembut dengan gerakan memutar.


Bahan-bahan unggulannya hampir sama dengan produk eye cream, yang beda adalah kalau essence ini ada bio hyaluronic-nya yang membantu meningkatkan kemampuan kulit untuk menjaga kelembapannya pada tingkat optimal.

Saya udah pakai berbulan-bulan juga, hampir rutin setiap hari sesuai cara pakainya. Dulunya pakai pas malam aja, tapi sekarang pagi juga sekalian. Tekstur essence-nya agak cair dengan banyak serpihan warna emas bertabur di dalamnya. Aromanya wangi manis. Pas diratakan ke kulit serpihan emasnya larut bersama essence. Adem di kulit, segar saat dipakai. Hasilnya bikin kulit jadi lebih lembab dan lembut. Habis dipakai tekstur kulit jadi membaik lebih halus dan supel gitu jadi gampang buat diaplikasikan produk lain, baik skincare berikutnya ataupun makeup. Jadi efek anti aging-nya saya rasa dapat dari sini. Cuma untuk mencerahkan nggak terlihat signifikan. Kesimpulannya saya lumayan suka produk ini sebagai essence dan bahkan bisa digunakan untuk primer sebelum makeup juga.

Dari kedua produk Safi Age Defy, semuanya masih saya pakai hingga saat ini. Masih akan dihabiskan sih. Harganya untuk Safi Age Defy Eye Contour Treatment adalah Rp. 93.500 dan Safi Age Defy Gold Water Essence Rp. 121.500. Untuk harga segitu, buat saya produk eye contour treatment-nya nggak worth it sih. Tapi kalau essence-nya lumayan. Meskipun demikian keduanya awet kok dipakai. Saya udah beli sejak Juli tahun lalu dan Januari ini masih kira-kira sepertiga isinya bisa dipakai. Jadi bisa dibilang hemat juga produknya. Nah, jadi sekian saja review saya hari ini. Semoga bermanfaat yaa dan terimakasih sudah baca!

Minggu, 14 Oktober 2018

[Review] Wardah White Secret Exfoliating Lotion

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Sebagai penganut paham skincare berlapis-lapis adalah yang terbaique, saya tentu punya berbagai macam produk perawatan kulit. Untuk wajah apalagi. Salah satu step skincare yang tidak terlewatkan - paling tidak saat ini - untuk diaplikasikan di kulit wajah saya setelah produk pembersih yakni exfoliating lotion. Namanya memang lotion, tapi sesungguhnya isinya adalah toner. Yha disebut toner boleh, lotion menurut produsennya juga boleh. Nah, hari ini saya akan membahas mengenai satu-satunya produk exfoliating lotion atau toner yang saya miliki. Produk lokal ini, dan saya sudah pakai botol kedua jadi sangat pantas ya kalau menulis review-nya secara sudah lama menggunakan. Jadi produknya adalah Wardah White Secret Exfoliating Lotion!


Dulu pertama beli kalo nggak salah ingat pas produk exfoliating tuh lagi hangat-hangatnya muncul di pasaran. Waktu itu banyakan produk luar sih yang saya belum mampu dan malas beli. Untunglah mendadak produsen lokal juga ngeluarin, yaitu Wardah ini. Langsung deh saya penasaran menjajal, jadi beli untuk pertama kali. Ini merupakan salah satu produk dari rangkaian White Secret, seri whitening unggulannya Wardah. Selain exfoliating lotion ini, saya pernah nyoba pakai night cream dari seri yang sama. Nanti baca review-nya dengan klik link di bawah ya!a


Sekarang kita bahas soal exfoliating toner ini. Pas dibeli, kemasannya biasa aja. Botol tinggi gitu dengan warna perpaduan putih untuk badan dan abu-abu pada tutupnya. Enggak pakai box, tapi ada segel plastiknya. Bentuk botolnya mirip dengan kemasan botol Wardah seri lightening, cuman yang itu dominasi warnanya biru putih. Kalo seri whitening ini memang seluruh rangkaiannya bertemakan putih abu-abu. Sisi depan terbilang sederhana, minim ilustrasi tapi malah bagus sih mengesankan produknya serius. Cuma ada nama produk, kandungan unggul, dan sedikit hiasan bentuk titik-titik menyambung gitu yang berpola (mungkin) setengah matahari. Night cream-nya yang pernah saya coba dulu juga ada ilustrasinya gini.


Kalo sisi belakang, penuh tulisan. Dikatakan, Wardah White Secret Exfoliating Lotion mengandung natural AHA yang membantu mempercepat proses regenerasi sel kulit mati dan menyamarkan noda hitam di wajah. Dikembangkan dengan Advanced White Specific System, memberikan hasil yang lebih optimal dalam proses pencerahan kulit. Kulit lebih halus, noda hitam tersamarkan, dan tampak lebih cerah.

Saya pakai produk ini tujuannya adalah untuk mempercepat regenerasi sel kulit. Jadi biar sel kulit baru yang lebih cerah, sehat, dan halus lebih cepat muncul. Plus karena namanya exfoliating, saya berharap produk ini juga mampu menyapu komedo-komedo dari permukaan kulit saat sel kulit dipacu berregenerasi.

Lanjut, ke cara pakai menurut Wardah. Caranya gunakan secara teratur pada malam hari. Aplikasikan menggunakan kapas pada wajah dan leher yang telah dibersihkan dengan cleanser. Lebih lanjutnya lihat di foto aja ya. Trus ada peringatannya, katanya selama penggunaan hindari kontak langsung dengan sinar matahari. Jangan digunakan di sekitar mata, mulut, dan membran mukosa lain. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 15. Jika terjadi reaksi hipersensitif seperti rasa terbakar atau kemerahan, hentikan pemakaian.


Untuk ingredients lengkap lihat di foto aja, soalnya saya nggak merasa mampu atau memiliki kapasitas menjelaskan. Akutu juga nggak dong soalnya gais :(. Saya sudah berusaha mencari-cari yang mana di antara tulisan bahan-bahan itu yang bermakna natural AHA, yang mana yang berkhasiat mencerahkan. Tapi nggak paham juga. Kalau ada yang ngerti, boleh dong komentarnya di bawah nanti. Keterangan tambahan lain juga silahkan lihat di foto aja ya. Soalnya Wardah ini kan udah terkenal, jadi saya rada malas mengupas terlalu detail. Kan udah banyak yang tahu. Kalaupun belum, ya itu tinggal lihat di foto.

Nerusin review, tutup produk ini ulir dengan mulut botol berlubang kecil. Bagus sih karena isinya cair, jadi meminimalisir ketumpahan yang mubadzir. Pas tutup dan dibuka, aroma wangi lembut menguar dari botol ini. Floral gitu kalo menurut saya. Isinya lotion cair yang bening. Saya pakainya sesuai cara penggunaan yang tertera. Tuang ke kapas baru diusap ke seluruh wajah dan leher tiap malam.

Menurut beberapa sumber yang saya baca, pakai produk exfoliating tuh sebaiknya tidak setiap hari agar kulit tidak kering. Tapi saya pakai setiap malam karena kulit saya kulit badak -_-'. Bandel bet sumpah di-exfoliating sesering apapun tetep aja nggak kenapa-kenapa. Produk ini pas dipakai rasanya biasa aja, nggak dingin nggak panas nggak perih atau cekit-cekit. Bagusnya sih nggak ada iritasi atau reaksi hipersensitivitas kulit. Tapi ya jadinya kalau di saya kayak pakai toner biasa aja. Itu akhir-akhir ini ya, kalau dulu pas pertama pakai entah gimana udah lupa. Tapi sekarang biasa aja. Setelah dipakaiin ini kulit saya juga biasa aja, nggak terasa lebih cerah atau halus, biasa pokoknya kayak habis dikasih toner biasa juga. Setelah pakai nyaris dua botol pun nggak ada efek berarti yang terlihat.


Kulit saya sama sekali nggak kemerahan, kering, atau mengelupas setelah penggunaan produk ini. Jenis kulit saya memang kombinasi, ada keringnya tapi bukan setelah pemakaian produk ini. Jadi saya ragu sekali sama klaim exfoliating-nya. Nggak terasa gitu lho. Entah AHA di dalamnya yang terlalu lemah atau kulit saya yang terlalu bandel. Tapi intinya nggak berefek sama sekali. Dulu pas awal-awal pakai saya lupa apakah berefek. Cuma kalau sekarang udah pakai lama pun saya nggak merasa kulit tambah cerah tanpa noda atau makin halus. Emang kondisi kulit saya selama pakai produk ini bukan yang dari tanpa skincare lalu baru dirawat sih jadi mungkin perubahannya tidak terlalu kelihatan. Apalagi saya pakai skincare lain juga di samping ini. Cuma yang saya rasakan sih produk ini tidak berefek. Untuk mengusir komedo juga nggak mempan. Hwalah :'(.

Jadi yaa sebenernya dari penggunaan cukup rutin oleh saya selama berbulan-bulan, hasilnya tidak memuaskan. Sejauh yang saya ingat, hasil yang saya kemukakan di atas sudah saya rasakan sejak pertengahan saya pakai botol pertama. Akan tetapi saya masih beli ulang saat botol pertama dulu habis wkwkwk. Soalnya waktu botol pertama udah mau habis tuh sempat pingin ganti ke exfoliating lotion atau toner lain, cuma ya karena kebanyakan adanya produk luar dan saya ogah-ogahan beli online, jadi ya balik ke yang lokal ini aja. Gitchu makanya tetep beli walau kualitas kurang terasa. Yang botol kedua sekarang udah mau habis juga, tapi saya belum kepikiran mau beli lagi setelahnya. Ntar deh searching review dulu sama ngumpulin dananya - kalau bisa :P. Baiklah, jadi sekian saja review dari saya hari ini. Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah baca :)!

Price: Rp. 66.450 @ 150 ml
Rate: 1/5
Notes:
+ nggak menimbulkan iritasi
- nggak ada efek

Jumat, 17 Agustus 2018

[Review] QL Underarm Lightening Cream

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Selamat hari merdeka duhai kawan-kawan semua! Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Apakah kalian merasa sudah merdeka? Kalau saya sih rasanya belum. Eh tapi malah ngomongin apa sih ini, khan judulnya saya mau review. Baiq, jadi mari kita menuju ke review hari ini saja. Jadi, apaqah di hari merdeka seperti saat ini ketek kalian sudah cerah walaupun masa depan suram? Kalau belum, tepat sekali kalau kalian membaca review saya hari ini sampai tuntas. Soalnya saya mau membahas soal krim pencerah keti. Bahasa lebih keren dibacanya sih underarm lightening cream.


Produknya dari QL. Ini tuh merupakan merk lokal asal negara kita sendiri. Nah saya baru tahu lho kalo QL ternyata punya produk skincare. Sepaham saya dulu soalnya QL tuh merk makeup aja, heheheu kudet akutu. Lalu saya ngga ngerti juga kalo QL punya underarm lightening cream, soalnya produk beginian kan jarang ada di pasaran. Tapi ternyata ada, saya lihatnya pun nggak sengaja pas lewat sesliweran doang depan konter QL. Waktu itu produknya lagi diskon jadi dipajang di atas etalase mangkanya saya langsung bisa lihat. Coba kalo di dalem etalase, saya nggak bakal ngeh apalagi nanyain produknya dong, wong tahu saja tidak. Jadi karena sudah lihat saya menjadi sangat tertarik. Langsung deh pesan satu buat dibayar ke kasir.

Kemasannya pake box putih biru berbahan karton tipis, dengan banyak keterangan produk tertera di seputarnya. QL Underarm Lightening Cream berguna untuk mencerahkan bagian-bagian yang hitam pada tubuh, seperti bekas luka, kulit ketiak, siku, dan lutut. Cream ini beraroma ringan dan menyegarkan, memberikan rasa nyaman sepanjang hari. Gitu klaimnya, tapi menurut saya rada lebay sih. Trus di bawah klaim ada cara pakai. Katanya gunakan dua kali sehari sehabis mandi, oleskan secara tipis pada kulit ketiak dan bagian tubuh yang berwarna gelap lainnya. Ingredients baca sendiri aja ya di foto.


Dalam box, terdapat sebuah jar bening tapi buram bertutup biru yang berisikan cream. Material jar-nya lumayan bagus dari kaca, dan desainnya juga simpel minimalis nggak norak. Cuma ada nama produk dan keterangan beratnya, yaitu 30 gram. Tapi sayang tutup plastik jar ini kayak murahan gitu. Warna biru tua kinclong ada band emasnya, bahannya tuh yang mengkilap gitu tapi nggak menimbulkan kesan wah. Rada sayang sih mengingat jar-nya doang udah cukup bagus. Tutupnya walau kurang menarik bagi saya tapi simpel juga, dengan hanya nama dan logo QL di bagian atas.


Mengelilingi tutup tadi dikaitkan sebuah kertas persegi gitu pake benang, yang menurut saya kurang berguna karena ya kertasnya cuma label produk doang. Ngga ada fungsi genahnya gitu lho, malah ngeribetin pas buka tutup produk. Tutupnya ulir, agak seret dibuka tutup dan setiap diputar tuh menimbulkan bunyi yang bikin gigi saya ngilu. Di balik tutup ada filter plastik pelindung cream, tipis banget kayak bungkus snack tapi lumayan sebagai pelindung jadi masih saya pasang. Kalau filter ini dibuka, baru deh nampak cream-nya.


Warnanya putih sedikit keperakan. Ada aromanya tapi samar aja kalo nggak diendus ke jar nggak kecium. Aromanya tuh mirip buah difermentasi gitu, sekilas kayak bau tape wkwkwk aneh.  Lain dari perkataan di klaim tadi karena aromanya nggak menyegarkan sama sekali. Teksturnya ringan rada encer, nggak yang kental creamy. Ini cenderung ke rada watery gampang misah gitu cream-nya. Pas dioles gampang menyebar dan meresapnya juga cepat. Rasanya nggak lengket nggak berminyak jadi nyaman di kulit, apalagi kulit ketiak ya. Habis pakai ini kulit jadi terasa agak kesat, nggak kayak habis kena cream. Nyaman-nyaman aja sih bagi saya, karena malah jadi nggak greasy dan sesudahnya mau ditumpuk deodorant pun nggak masalah.

Selain buat ketiak, kan cream ini juga bisa digunakan di area lipatan tubuh yang cenderung gelap atau bekas luka. Tapi saya biasanya pakai di keti aja. Soalnya isinya dikit coy, kalo dipakai di banyak-banyak tempat nanti boros apalagi buat saya yang pelit ini. Lagipula sejauh ini pakai di keti, efeknya kurang terlihat bagi saya. Sama aja cuman bikin ketiak kesat tapi nggak mencerahkan. Warna kulit ketiak saya juga segitu-segitu aja nggak naik tone-nya. Jadi ya nggak saya pakai di lokasi lain, udah saya coba sih tapi toh nggak mencerahkan juga ini.

Sampai sekarang masih saya pakai, berharap siapa tahu kalo sudah habis se-jar bakal ngefek, hehehe. Kalau enggak, yaudah pokoknya udah habis. Kan daripada mubadzir udah beli nggak diabisin. Jadi kesimpulannya, saya kurang puas sama produk ini. Ada yang udah nyobain juga? Bagi dong opininya di komentar. Atau ada yang pernah pakai produk sejenis tapi lebih ngefek? Bagi tahu dong supaya saya jadi pede kalau pakai tank top aja keliatan underarm-nya, wkwkwk. Oke sekian dulu ya review saya ini, semoga mencerahkan hari kalian. Terimakasih sudah baca, love you!

Price: Rp. 48.400 @ 30 gr
Rate: 2,5/5
Pro's:
+ teksturnya ringan
+ ‎nyaman di kulit
Con's:
- aromanya aneh
- nggak ngefek mencerahkan

Selasa, 17 Juli 2018

[Review] Cethapil Gentle Skin Cleanser

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Sudah lewat piala dunia ya, padahal saya satu kalipun belum pernah nonton pertandingannya. Anak kudet dan nggak ikut tren biasa. Tapi kalo tren di dunia per-skincare-an saya selalu ngikutin kok, wakaka :D! Nah bulan-bulan belakangan ini, saya sering banget nemu di Instagram Story atau posting-an lain di manapun yang menyebutkan produk pencuci muka favorit si empunya sosial media tuh adalah Cetaphil. Langsung dong saya penasaran. Sebenernya saya tahu Cetaphil udah lama sih, sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi booming-nya baru sekarang jadi ya saya baru penasaran bener sekarang. Setelah menimbang-nimbang jelang sabun cuci muka saya yang lama hampir habis, akhirnya saya pun memutuskan untuk mencoba membeli Cethapil ini sebagai pencuci muka yang baru. Belinya belum lama, baru masuk fully loaded awal bulan ini. Tapi pakainya baru sejak dua hari lalu karena pas itulah sabun cuci muka saya yang lama baru habis. Sekarang kita bahas lengkap soal pencuci muka baru ini yuk!

Belinya waktu itu di Mutiara, pusat kosmetik besar di Jogja yang sepertinya semua wanita Jogja pasti pernah belanja setidaknya sekali ke sana atau minimal tahu tokonya lah. Saya lumayan sering belanja ke sana, walau belakangan jadi kurang suka akibat karyawannya kurang ramah dan suasana tokonya sumpek. Usek-usekan penuh manusia. Ya saya tahu tokonya laris, tapi swear sumpek bener belanja ke sana. Mau ngedatengin counter yang dituju susah jalannya kehalang pengunjung lain, mau milih barang kedesak-desak, sampai ngantri di kasir aja kesela-sela. Plis deh Mutiara perluas tokomu atau benahi penataannya dan kualitas sumber daya yang kau pekerjakan di sana. Baiq. Skip. Lanjut ke review.


Cethapil Gentle Skin Cleanser ini adalah produk pembersih kulit yang dapat digunakan untuk wajah maupun tubuh, dan sesuai untuk semua jenis kulit. Kemasannya botol putih bertutup biru. Saya beli kemasan kecilnya ya ukuran 125 ml, kalo mau yang gede juga ada. Dari segi kemasan saya suka, simpel dan bersih kesannya kayak bertema medis gitu padahal ini bukan sabun kesehatan lho. Bentuk botolnya unik, saya nggak bisa jelasin, pokoknya seperti di foto. Pada botol putihnya nggak banyak aksen, kecuali tulisan dan sedikit ilustrasi bertemakan biru hijau yang bagus karena mengesankan produknya mahal - aslinya memang betul mahal. Di sisi depan ditulis klaimnya:
  • Daily care for sensitive skin
  • Soap and fragrance free, won't sting eyes
  • Moisturises at is cleanses
  • Dermatologist recommended
Waktu itu pas beli saya ditawarin varian lain dari Cethapil ini tapi lupa apaan, jadi nggak cuma ada satu varian ya produknya.


Trus lanjut ke sisi belakang botol. Cetaphil ini produk skincare dengan merek dagang terdaftar asal tetangga benua kita yaitu Australia, tapi entah kenapa di situ tertulis made in Canada. Di belakang botol, pas bagian deskripsi, tulisannya ditenpelkan dalam bentuk sticker. Saya merasa ini karena deskripsi aslinya mungkin dalam bahasa yang sulit dipahami jadi di-translate-in sekalian dan ditempel keterangan dalam bahasa Indonesia supaya konsumen di sini mudah membaca dan memahaminya. Katanya, Cethapil Gentle Skin Cleanser ini merupakan pembersih lembut yang diformulasikan untuk semua jenis kulit, ideal untuk kulit sensitif. Ada buanyak banget kelebihannya yang ditulis.
  • Lembut untuk kulit bayi
  • Non comedogenic
  • pH seimbang
  • Tanpa tambahan pewangi
  • Membuat kulit terasa halus, lembut, dan sehat
  • Membersihkan makeup ringan
  • Membantu mempertahankan kelembapan kulit
  • Dapat digunakan dengan atau tanpa air
  • Ideal untuk wajah dan seluruh tubuh
Tuh buanyak kan kelebihannya yang bagus-bagus. Yang paling menarik saya adalah produk ini bisa digunakan dengan dua cara, pakai air dan tanpa. Kalau pakai air cara pakainya usapkan pada kulit, gosok dengan lembut, lalu bilas dengan air. Sedangkan jika tanpa air caranya usapkan pada kulit, gosok dengan lembut, lalu bersihkan dengan handuk. Ya kurang lebih sama, cuma beda cara ngilangin residu habis bersihinnya. Saya sih pilih cara pertama yang pakai air, karena berasa kurang bersih aja kalau nggak dibilas cuci mukanya.
Ingredients: purified water, cetyl alcohol, propylene glycol, sodium lauryl sulfate. stearyl alcohol, methyl hydroxybenzoate, propyl hydroxybenzoate, butyl hydroxybenzoate.
Cuma ada delapan bahan yang mengkomposisi produk ini. Simpel sekali dan benar-benar bebas pewarna maupun pewangi. Ada turunan alkohol, tapi bukan di urutan pertama. Bahannya didominasi oleh senyawa hydroxybenzoate, yang punya fungsi sebagai pengawet juga. Dari ingredients ini ada yang membuat saya heran. Di depan Cetaphil mengklaim katanya tidak mengandung sabun, tapi kok ada sodium lauryl sulfate di bahannya? SLES ini, adalah surfaktan yang mampu menghasilkan busa. SLES ini beda sama SLS, tapi untuk lebih lengkapnya silahkan cari tahu sendiri ya.

Kalo soal kenapa dia ada di Cetaphil, saya nggak paham. Mungkin kita bisa bersama-sama menelfon ke customer care-nya Cetaphil untuk bertanya-tanya dan siapa tahu berkenalan kalau ternyata CS-nya seorang pria? Yawis pokoknya ingredients lengkap yang tercantum udah saya tuliskan di atas ya, persoalan mengandung apa saja di dalamnya bukan kapasitas saya untuk mengurangi apalagi meniadakan. Lanjut masih di botol belakang, Cetaphil ini disarankan disimpan pada suhu di bawah 30 derajat celcius. Dan ada keterangan expired date-nya yang sangat bermanfaat untuk diingat-ingat, yaitu masih lama sih, nanti tahun 2020.


Huft banyak ya saya nulisnya, tapi masih berlanjut lagi nih. Sekarang kita bahas isinya. Dari tutup biru yang flip top, di dalamnya kita dapat menjumpai lubang mulut botol yang kecil aja untuk mengeluarkan isinya. Cetaphil bertekstur liquid, sedikit kental tidak semengalir air, warnanya putih ke-silver-an, nggak ada aromanya, dan nggak lengket sama sekali. Pas diusap, dengan atau tanpa air dia tidak berbusa. Jadi mungkin SLES-nya super sangat sedikit atau bagaimanakah entah. Saya pakai ini untuk kulit wajah saja. Pas dipakai dia nggak ada rasanya, kalo diusap tuh kayak mencair produknya dan mudah diratakan untuk membersihkan kulit. Pas diratakan ini lembut banget terasa formulanya. Saat dibilas juga ngga ada rasa maupun busanya. Saya belum pernah nyoba ngelap ini doang pakai handuk atau tisu sesudah membersihkan wajah, selalu saya bilas dengan air. Dibilasnya gampang, dan seusai dibilas kulit terasa bersih segar yang kayak nggak habis dipakaiin sabun gitu. Maksud saya rasanya tuh enak banget kulit kayak bersih alami, nggak kesat, nggak licin, dan nggak lengket sama sekali. Kulit masih terasa lembap tapi bukan yang berminyak gitu, ini terasa lebih ke terhidrasi.

Saya pakai Cetaphil ini sebagai second cleanser setelah milk cleanser. Baru pakai dua hari, tapi sejauh ini saya suka produknya. Nyaman banget untuk membersihkan kulit dan nggak menimbulkan efek iritasi ataupun break out sesudahnya. Fix saya akan pakai Cetaphil sebagai pencuci muka sejak saat ini - tapi nggak jamin kelak mampu beli lagi terus-terusan wkwk. Baiqlah jadi segitu saja review dari saya hari ini, semoga bermanfaat girls. Bye bye :)!

Price: Rp. 89.000 @ 125 ml
Rate: 4/5
Pro's:
+ bebas pewarna dan pewangi
+ nyaman dipakai
Con's:
- bingung masih ada SLS
- harga lumayan