Tampilkan postingan dengan label MAKEUP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKEUP. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2019

[Review] Maybelline Color Jolt Matte Intense Lip Paint 02 Bittersweet Mandarin & Color Jolt Shiny Intense Lip Paint 06 Stripped Down – Lip Color Seru Pakai Puff!

Assalamu’alaikum semua! Masih edisi mengucapkan Selamat Hari Merdeka! Dirgahayu 74 Indonesia, semoga menjadi negara maju dan kita warganya berevolusi mental ke pribadi yang berjiwa merdeka dan tidak suka mencampuri urusan orang lain manakala tak perlu. Agustusan ini, kalian udah ikut lomba apa aja? Saya kalo ada lomba makeup sekecamatan pasti udah ikut deh. Sayangnya di sini nggak ada. Jadi nggak ikut lomba tapi nulis review aja. Hari ini ada dua produk makeup hampir mirip-mirip yang akan saya ulas. Baca terus ke bawah ya!

Produknya adalah dari Maybelline, salah satu merek drugstore terlaris dan terkece saat ini karena harganya kualitasnya bagus tapi harganya masih masuk akal. Disebut merek drugstore karena produknya umum ditemukan di toko obat kalo di luar sana, negara asalnya. Kita di Indonesia menyerap istilah tersebut aja walau produknya lebih mudah ditemukan di konter makeup pusat perbelanjaan misalnya, nggak pa pa disebut demikian asal tahu maknanya.


Produk ternamanya Maybelline adalah maskara, sumpah bagus banget dan saya pernah punya beberapa tapi sekarang bukan mau me-review itu. Hari ini bahasnya lip product. Ada dua produk yaitu Maybelline Color Jolt Matte Intense Lip Paint 02 Bittersweet Mandarin dan Maybelline Color Jolt Shiny 06 Intense Lip Paint Stripped Down. Nama lengkapnya kepanjangan ditulis jadi biar singkat saya sebut lip color aja. Keduanya merupakan produk lip color satu lini cuma beda varian.

Saya belinya terpisah nggak barengan waktunya. Lupa mana duluan yang dipunya, tapi saya beli versi matte karena waktu itu pergi lupa bawa lipstik. Kalo yang shiny karena iseng aja buat genapin jumlah total belanjaan biar dapat gift clutch bag - yang padahal nggak kepake juga setelah dapat.


Belinya beda tempat, satu dalam mall sedangkan satunya lagi di toserba gitu. Harganya beda juga, nggak tahu kalau belinya di satu tempat apakah akan sama. Beda jenis soalnya jadi bisa aja nggak sama, tapi harusnya nggak jauh selisihnya. Tapi ini lumayan jauh guys bukan tipis-tipis. Versi matte saya beli dengan harga Rp.69.000 sedangkan yang shiny saya dapat dengan harga Rp.53.000 saja. Masing-masing nettonya 5 gram.

Kemasan keduanya sama plek desainnya, bedanya versi matte bahannya doff sementara shiny kinclong juga materialnya. Warna kemasan menyesuaikan shade. Bentuknya tube kecil dengan tutup ulir, pas beli nggak ada dus sama sekali hanya dilindungi segel plastik. Nggak apa-apa itu aja cukup bagi saya karena mempersedikit sampah. Cintai bumi, merdeka!


Sisi depan memuat nama dan shade, sementara di belakang terdapat keterangan lain plus barcode. Untuk lebih jelas lihat di foto aja ya. Tube-tube ini mini banget gemesin jadinya kalau dilihat. Terus lanjut ke tutup, ini ngulirnya kenceng kok jadi nggak akan kebuka sendiri selama ditutup rapat. Dalamnya terdapat mulut tube yang berbentuk memanjang dan serong di ujung. Fungsinya bukan sekedar mengeluarkan produk tetapi juga sekalian sebagai aplikator! Makanya bahannya empuk, semacam puff berbulu gitu. Warna awalnya putih tapi setelah kena produk jadi berubah menyesuaikan shade dalamnya.

Lip color bisa dikeluarkan dengan memencet tube, setelah itu nanti meratakannya tinggal oles pakai puff. Lembut dan nyaman menyentuh bibir kok aplikator puff ini. Tiap lip color ada aromanya, semacam wangi segar. Sekarang kita lanjut ke isi dan swatch ya!


Untuk swatch di tangan kayak gitu warnanya. Lumayan mirip ya sama warna kemasan. Biar rapi saya bikin swatch ini pakai garis bantu selotip, hahaha! Kalau swatch di bibir akan saya taruh di bawah. Itu makeup-nya sekalian dalam tema kemerdekaan jadi ada gambar bendera di pipi.

Maybelline Color Jolt Matte Intense Lip Paint 02 Bittersweet Mandarin


Shade ini warna merah tone oranye, jadi kaya merah cabe begitu. Definisi warna cerah dan fresh. Konsistensinya creamy yang cukup padat, pigmentasi kuat tapi nggak pekat. Jadi warna yang dihasilkan tuh merahnya kelihatan tapi belum mampu menutup seluruh warna asli bibir saya. Kalau pakai ini satu layer aja tepian bibir saya yang agak gelap masih nampak. Untung ditumpuk bisa dan nggak berasa tebal atau berat, tetap ringan jadi nyaman. Hasilnya matte tapi bukan yang dead matte kering sampai bisa retak gitu. Ini masih terasa lembap dan sedikit menyisakan kilau kalau belum set. Butuh waktu nge-set sebelum jadi matte yang nggak transfer. Saya jarang pakai warna ini sendiri, lebih suka untuk ngisi bagian dalam gradient lips. Tapi untuk review ini saya udah nyoba produknya single use.

Maybelline Color Jolt Shiny Intense Lip Paint 06 Stripped Down


Kalau shade ini warnanya nude mocca, semacam warna coklat susu keruh. Karena shiny jadi konsistensinya lebih cair, pigmentasinya nggak terlalu intens apalagi ini warna nude tapi kalau pakainya tebel kelihatan kok. Warna yang dihasilkan berkilau. Sayang rasanya lengket. Beneran yang kalau ngatupin bibir langsung merekat gitu lho dan nanti nempel-nempel pas buka mulut. Ini nggak bisa set jadi akan begini terus selama pakai. Terasa berat dan kurang nyaman jadinya di bibir. Kalau pakainya ber-layer-layer agak menggumpal, pastinya tidak transferproof. Tapi untuk ukuran lip shiny produk ini termasuk awet lho, selama nggak dipakai makan berat masih akan menempel.

Saya sering pakai versi shiny buat lip gloss. Biasanya saya kombinasikan yang shiny ini dengan warna lip color senada kalau mau dijadiin gloss. Tapi kali ini saya tunjukin hasilnya kalau versi matte merahnya saya timpa shiny nude. Jadinya akan menurunkan intensitas warna dan menambah kilau. Oh ya saya kan selalu overdraw tiap pakai lip color, ketambah gloss jadinya bibir terlihat lebih tebal dan penuh.

.

Secara keseluruhan saya lumayan suka dua produk ini karena mungil dan mudah dibawa kemana-mana. Mau touch up juga mudah karena udah ada puff-nya. Minus kurang suka lengketnya versi shiny. Tapi nggak sering banget pakai dua produk ini sih karena saya banyak lip color lain juga yang bisa bergantian dipakai sesuai kebutuhan.

Baiklah jadi sekian dulu review saya hari ini. Selamat berakhir pekan teman-teman pembaca. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum.

Find me: @dessyjournal

Minggu, 11 Agustus 2019

[Review] Emina Cheek Lit Pressed Blush Violet Berry & Bitter Sweet – Super Cute Afforrdable Blush!

Assalamu’alaikum semua! Selamat Hari Raya Idul Adha untuk seluruh umat muslim di dunia, semoga kita menjadi pribadi yang ikhlas berbagi. Hari ini saya mau review produk makeup nih. Punya udah lama, ada dua biji. Belinya nggak barengan tapi. Trus dulu sempat galau antara mau review, nggak jadi nulis trus sekarang mendadak ingin mengulasnya. Ya begitulah pribadi orang plin plan ini. Baiklah mari kita langsung saja ke produknya.

Ini adalah Emina Cheek Lit Pressed Blush. Blush on versi padat di-press begitu, saya punya dua shade. Emina tuh produk lokal, saudaraan sama Wardah dan Makeover. Nah kalau dua produk lain sepabriknya tadi menyasar kalangan dewasa muda yang mementingkan kehalalan sampai professional, Emina lebih menarget remaja. Meskipun yaa nggak dilarang juga kalau ciwi-ciwi dewasa pun ingin pakai. Selama beli pakai uang sendiri kan bebas cuy mau pakai apapun.


Waktu beli, produknya diwadahin kotak karton yang bolong di sisi depan jadi kemasan blush on ini nongol. Warna kotaknya menyesuaikan shade dalamnya. Tujuan kotak didesain kayak gitu mungkin biar unik, atau menghemat kertas. Kedua kotak udah saya buang tapi jadi nggak bisa difotoin. Langsung ke kemasan dalamnya. Super simple gini, berbentuk bundar dengan diameter sekitar lima centimeter dan ketebalan kira-kira dua senti jadi produk ini nggak gede-gede amat.

Materialnya plastik transparan, dipegang ringan dan terkesan ringkih. Punya saya salah satu udah rada pecah gitu karena kebanting, jadi memang kemasan produk ini harus diperlakukan hati-hati kalau mau awet.


Sisi depan kemasan berhiaskan motif ukiran dan nama produk di tengah. Kalau belakangnya ada tempelan sticker keterangan. Shade, batch nomor, expired date, dan netto ada ditulis di sini. Nettonya adalah 3,5 gram saja dengan harga beli Rp.30.600 untuk shade Violet Berry dan Rp.30.500 untuk Bitter Sweet. Bisa dibilang murah ini.

Lanjut ke bagian dalam, kemasan ini mudah dibuka tutup dengan model pengunci yang ada tonjolan sebagai kait gitu. Karena materialnya ringkih, ini bisa aja kebuka tanpa sengaja walau udah ditutup rapat kalau nyimpannya nggak bener. Di balik tutup ada pan blush on yang sebenarnya udah kelihatan dari luar karena kemasannya transparan. Ukuran pan-nya sedikit lebih kecil dibanding diameter kemasan. Emina punya enam shade blush on seri ini dengan dua warna yang saya sudah punyai. Sekarang bahasnya satu-satu ya biar fokus.


Mulai dari shade yang Violet Berry dulu. Ini warnanya pink keunguan. Pink-nya soft tapi lebih kenceng dibanding bias ungunya. Warna ini yang pertama saya beli. Udah sering banget dipakai jadi di tengah sudah agak hit pan.

Shade kedua yang saya punya adalah Bitter Sweet. Warnanya peachy orange. Oranyenya juga soft, nggak yang norak gitu.


Kedua blush on ini teksturnya padat, ya ini kan produk bubuk trus ditekan sampai menyatu. Disentuh keras, nggak buttery tapi lumayan powdery. Pigmentasinya soft. Swatch-nya saya taruh di bawah. Saya biasanya pakai blush on model compact begini dengan kuas. Tenang aja meskipun kemasan blush on ini mungil tapi masih nyaman produknya dicocol pakai kuas rada gede, nggak banyak berhamburan keluar kemasan.

Blush on yang pigmentasinya soft begini membantu untuk pemula yang baru belajar dandan atau yang malu-malu pakai makeup supaya hasilnya nggak langsung ngeblok ketebelan. Kalau saya pribadi sebetulnya lebih suka warna blush on yang langsung pigmented karena tipikal orangnya memang lebih gemar pipi langsung meronanya kelihatan dan supaya lebih cepat pakainya nggak usah berulang-ulang. Tapi blush on yang tipenya begini pun saya nggak masalah kok.


Biarpun soft pigmentasinya produk ini buildable, bisa ditumpuk-tumpuk terus sampai intensitas warna yang diinginkan. Mau rona yang tipis banget supaya terlihat seperti semu pipi alami bisa. Mau kepekatan warna sampai sama kayak di pan pun bisa.

Saya suka pakai blush on yang warnanya kelihatan banget nggak tipis-tipis amat gitu jadi biasanya pakai ini beberapa swipe. Kalau mau lebih nampol lagi kayak badut sebelumnya bisa didasarin dengan cream blush berwarna senada. Saya punya juga cream blush dari merek yang sama tapi biasanya lebih suka hack menggunakan lipstick.


Ini adalah contoh penggunaan kedua blush on yang lagi di-review. Di atas adalah warna Violet Berry dan yang bawah Bitter Sweet. Kedua warnanya cantik dan masuk-masuk aja di kulit kuning warm saya. Saya suka pakai blush on nyebrang hidung dan di dagu juga. Sekalinya pakai nggak begitu berasa aneh kayak ada yang kurang jadi seringnya emang hampir selalu gitu aplikasi blush on-nya. Oh iya, muka saya tuh bulat dengan bagian dahi lebar dan sisi bawah dari pipi sampai dagu tuh pendek. Jadi saya suka pakai blush on rada ke atas, di bawah mata dikit biar kesannya pipi naik.

Kalau pakai contour atau bronzer, saya juga taruhnya lebih ke atas jadi dari pelipis ditarik ke pipi dalam. Nggak suka dari atas telinga karena nanti sisi atas muka saya kelihatan makin lebar dan dagu makin pendek. Sama pakai di dahi juga untuk ilusi lebih sempit biarpun nanti bisa ketutup jilbab.


Sekarang nggak suka pakai blush on sambil senyum karena ntar pas ekspresi muka datar penempatannya jadi turun. Tapi dulu waktu baru awal belajar makeup ini trik yang saya pelajari dan gunakan loh. Makin ke sini baru makin mengerti karakter muka sendiri dan cara dandan yang tepat.

Kedua blush on ini saya punya udah cukup lama dan sering digunakan tapi isinya masih banyak. Iya udah rada hit pan satu tapi itungannya tetap masih banyak jadi produk ini tergolong hemat. Mana harganya affordable pula! Pingin nambah beli shade lain jadinya tapi baru wacana aja. Doain ya saya segera bisa beli apapun tanpa lihat harga, amin. Baiklah jadi segini dulu review saya hari ini. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum.

Find me: @dessyjournal

Minggu, 28 Juli 2019

[Review] Makeover Sparkling Powder Silver - Numpahin Glitter Kemilau

Assalamu'alaikum semua! Kembali nulis lagi. Nengok history jaman dulu bisa hampir tiap hari nulis sampai isi pos puluhan tiap bulan hebat juga ya saya. Sekarang update seminggu sekali aja rasanya berat, hahaha. Apakah ini pertanda saya sudah menua. Hari ini mau bahas sebuah produk, ini termasuk kategori makeup sih walau bukan yang umum banget dipakai. Langsung mulai saja yuk. Ini adalah Makeover Sparkling Powder!

Saya belinya udah lama, sampai lupa tepatnya kapan. Nggak tahu dulu kok bisa beli ini padahal bukan produk esensial banget. Mungkin waktu itu saya lagi banyak uang dan bingung mau ngabisinnya gimana. Pokoknya udah kebeli.


Kemasannya pakai dus kecil mungil seperti bungkus coklat mini. Dusnya warna hitam bolong di belakang, udah saya buang jadi nggak bisa nunjukin. Harganya lupa, nettonya 2 gram saja tapi ini banyak kok menurut saya untuk ukuran sparkling powder atau kita sebut saja glitter supaya terbaca lebih familiar.

Di dalam dus terdapat se-jar bulat glitter. Jar-nya atau cepuk kalau orang Jawa bilang juga mini size. Transparan jadi isi dalamnya kelihatan, yang milik saya ini warna silver. Tutupnya bening juga dengan pinggiran hitam dan nama brand terpampang. Bisa dibuka dengan cara diputar atau diulir. Dalamnya langsung glitter-glitter manja yang gemerlap seperti sorot lampu orkes dangdut.

Keterangan shade dan segala macam ada di sisi belakang jar, ntar saya fotoin biar jelas. Nggak semua informasi ada sih, tapi setidaknya tercantum beberapa yang penting. Trus kita lanjut ke nyobain glitter-nya.


Partikelnya gede, agak kasar. Ini udah pernah saya tumpahan isinya, karena kesenggol pas habis pakai belum ditutup. Melayang ke lantai dan habis itu saya harus nyapu ngepel karena partikel glitter memang sukar hilang kalau sudah melekat. Kalau cuma ditebah pindah tempat doang. Walau udah pernah tumpah dan ini sekarang habis saya tumpahin lagi buat foto berikut swatch, tapi isinya masih terlihat banyak. Bakal lama habis karena nggak setiap hari dipakai.

Swatch-nya di bawah ntar ya. Kilaunya cakep dan warna silver-nya tetap kelihatan jelas. Saya kadang pakai ini buat topper eyeshadow, bisa di kelopak atau di ujung mata. Karena bentuknya loose glitter tapi rawan berguguran jadi harus hati-hati kalau pakai buat eye makeup. Kalau jatuh ke pipi susah disapu soalnya. Teknik baking bisa membantu tapi tetap berhati-hati it's a must.


Pernah pakai ini sebagai highlighter juga tapi gagal wkwkwk. Soalnya partikelnya kegedean jadi nggak bisa kasih kilau yang kayak terpancar halus gitu. Nggak cocok deh jadinya buat highlighter. Pernah coba pakai di bibir juga iseng-iseng dan nggak terlampau bagus hasilnya karena ya itu tadi partikelnya besar-besar dan waktu coba kayaknya saya tidak memilih kombinasi warna yang tepat.

Saya pernah pakai glitter ini beberapa kali untuk makeup. Tapi nggak sering-sering banget sih. Cocoknya buat makeup yang full dan tematik. Saya udah pernah nyoba bikin sih yang kayak mau karnaval pakaiin glitter ini buat tambahan eyeshadow tapi trus agak ketutup bulu mata palsu jadi kurang greget. Kalian tim bulmatsu atau maskara aja? Saya sih dua-duanya. Pakai false lashes buat tampilan lebih dramatis karena nambahin volume dan panjang bulu mata secara instant, plus lebih negasin bentuk mata karena bagian yang buat nempelin pakai lem itu sekalian kayak eyeliner bentuknya. Tapi kadang pakai maskara aja cukup kok kalau lagi malas nempelin false lashes. Soalnya kadang ujungnya lepas gitu dan saya nggak sadar sampai udah lihat hasil fotonya.

Balik ke glitter. Kalau dipakai pada makeup look yang natural aja kurang pas. Kecuali pakainya duikit aja atau tunggu kalau ada tren tiap makeup harus pakai glitter. Tren kan gitu, suka muncul tiba-tiba dan biasanya muter. Maaf banget di pos ini saya nggak kasih contoh pemakaian pas makeup, soalnya lagi malas cin dandan rempong. Lagi mager makeup, cukup di skincare sampai sunscreen. Sunscreen ya not sunblock.


Eh melenceng dari topik, sunscreen itu bersihinnya harus double cleansing kayak makeup nggak sih? Soalnya ada dua pendapat berlainan. Satu pihak bilang sunscreen menutup pori kayak foundation cuma tanpa warna jadi nggak kelihatan makanya harus di-double cleanse. Ada juga yang bilang sunscreen itu aman seperti pelembap dan dicuci pakai surfaktan semacam sabun sudah cukup. Saya tadinya penganut paham pertama, sekarang bisa paham yang kedua tapi tetep selalu double cleansing kalau sore pas mandi - sekali sehari - atau malam hari. Pagi enggak. Saat ini begitu pola cuci muka saya. Baiklah jangan lupa selalu pakai sunscreen nggak cuma di muka aja tapi badan juga!

Btw, saya udah nyoba pakai lagi kutek yang ada di review sebelum ini. Hasilnya bagus, gampang dipakai dengan rapi, dan halus finish-nya nggak berasa tebel walau pakai dua layer. Tahan lama ini udah hari ke lima masih bagus banget nempelnya nggak ngelupas-ngelupas cuma sedikit banget di ujung, itu juga karena dipakai ngucek cucian. Oh ya kalo kutekan jangan lupa ujung atas kuku dipakaiin juga. Nanti baca review kutek yang saya sebut-sebut ya habis ini. Nah sekian dulu review saya. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum.

Find me: @dessyjournal

Minggu, 14 Juli 2019

[Review] Flormar Revolution Perfect Lipstick R18 Rosso Libero - Dapat Gincu Merah Gratisan!

Assalamu'alaikum semua! Selamat berakhir pekan sebelum besok udah mulai masuk tahun ajaran baru buat adek-adek sekula. Cuaca kemarau masih dingin gini, jadi saya weekend ngerem di rumah aja selimutan. Biar produktif, sekalian nulis review deh! Hari ini produknya adalah makeup. Udah tahu lah ya orang ditulis di judul. Yap, sebatang lipstick yang akan saya bahas hari ini. Produknya dari brand asal Italia yang sudah merambah ke negara kita. Agak underrated sih memang brand ini, karena saya dengarnya juga masih baru-baru ini. Tapi bukan berarti lantas produknya jelek. Counter-nya udah ada kok di mall dan pas saya lihat produknya ada beragam dengan kualitas cukup bagus. Saya bisa ngomong begini karena udah pernah cobain. Untuk melihat lebih lanjut, mari kita kupas tentang salah satu produknya yang kebetulan saya punya. Flormar Revolution Perfect Lipstick!


Saya punyanya bener-bener kebetulan dan murni faktor keberuntungan. Jadi ceritanya saya iseng ikutan makeup demo yang diadakan oleh brand bersangkutan. Tahu acaranya random dari lihat di social media. Trus berangkat deh ke lokasi. Tahunya malah saya dipilih sama panitia buat jadi model dadakan didandanin. Ayey kesempatan yang boljug jadi saya terima walau repot juga musti hapus makeup yang udah saya pakai dulu. Di-makeup-in ulang deh sama guest star Alpha Makeup pakai produk-produk Flormar. Theme-nya Korean Makeup Look gitu menurut Papita dan ekeu nurut aja kaya mannequin. Hasilnya nggak bisa saya bilang cocok banget di muka Jawa ini, tapi overall produk-produk yang dipakai menurut saya bagus. Pas acara udah selesai, saya dikasih goodie bag tanda terima kasih sudah bersedia dicoreng moreng mukanya berupa satu lipstick dan satu kutek. Sekarang mari ulas lipstiknya.


Saya dapat yang shade berkode R18 dengan nama Rosso Libero. Bahasa Italiano ya sepertinya? Btw pada foto di atas kalau kalian melihat kuku jari jemari saya polosan itu adalah karena saya baru me-remove gel nail polish yang semula melekat. Kapok deh cuy pasang lagi, soalnya habis dilepas ini kuku-kuku saya jadi rosak. Akibat nempelnya gel nail polish, dan proses pengikiran sebelumnya hal itu terjadi. Kuku saya jadi kasar dan geripis gitu deh dilihatnya nggak sehat. Sekarang udah mendingan sih dibanding pas baru dibersihin. Sedang berusaha membuatnya sehat kembali - atau nunggu kuku baru yang sehat tumbuh lagi. Balik ke produk. Kalau beli sendiri saya nggak tahu harga pasarannya berapa, silahkan cek sendiri kemanapun kalian suka. Mau ke konternya langsung, mau lihat di website pencari harga pun bebas. Lipstik ini nggak pakai kotak, langsung batangan aja bahkan tanpa segel plastik. Tapi ada sticker label yang sekaligus berfungsi sebagai segel pengunci antara tutup sama dasar kemasan lipstik. Bentuk kemasannya unik, bulat asimetris dengan warna monokrom hitam putih. Ada tulisan nama brand dan nama varian lipstik di sisi bawah, sementara bagian atasnya berukir pola signature Flormar. Kyut!


Tutupnya ceklikan *halah* yang bisa dicabut sampai lepas trus dalemnya kayak begini. Nampak bullet lipstik yang ujungnya meruncing pada kedua sisi tapi lebih tajam di salah satu. Sekilas lihat, warnanya merah anggur. Atau merah berry. Atau malah cherry. Pokoknya wis begitu, merah yang berbias warna pink keunguan dan kebiruan tipis. Warna dingin. Untuk mengeluarkan seluruh bullet lipstik atau seujung aja buat dipakai supaya nggak gampang patah, tinggal kita putar bagian pipa kemasan selayaknya lipstik pada umumnya.

Begini nih tampilannya kalau bullet lipstik dikeluarkan semua. Panjangnya segitu aja, udah berkurang sedikit saya pakai. Ada pattern pola di bullet, cantek dan bikin produk berkesan mahal. Kayanya emang makeup import kelas mehong sih ini. Nettonya 3,9 gram saja dan keterangan lain udah kebuang akibat nempel di sticker segel. Pas saya keletek sticker-nya biar lipstik ini bisa dibuka, udah berusaha saya tempel ulang di bagian sisi lain kemasan tapi daya rekatnya sudah berkurang jadi lepas-lepas sendiri. Yasudah deh saya buang aja. Maaf ya jadi tidak bisa menjabarkan. Oh ya keterangan ingredients seingat saya nggak ada di sticker tersebut.


Ini adalah swatch-nya. Agak susah dioleskan karena teksturnya keras, berasa tersendat gitu dan kalau dipaksa saya khawatir bakal patah walau ngeluarinnya udah sedikit doang. Pigmentasi warnanya kurang nampak kalau dalam sekali oles. Setelah di-layer-layer warnanya jadi seperti yang terlihat di foto. Merah hint pink, lebih muda dari bullet. Finish-nya satin dengan masih menyisakan kilau, tapi nggak berasa lembap karena dari bullet udah keras tadi. Pas awal nyoba saya pikir ini lembap, tapi menurut saya sekarang itu efek lembap dari lip balm yang sudah dipakai sebelum lipstik. Kalau dipakai sendiri nggak lembap jadi saya berubah pikiran.


Hasil warnanya di bibir seperti ini. Merahnya kurang cocok di warna kulit saya, bikin kelihatan menor deh kayaknya. Makanya makeup di foto sekalian saya bikin menor. Menor adalah jalan ninjaku sobat. Warna lipstiknya tidak terlihat pekat atau intens. Itu saya pakainya udah berlapis-lapis. Kurang bisa menutup warna tepian bibir saya yang gelap jadi kalau dipakai sendirian terlihat bagian dalam tuh warnanya lebih terang. Udah saya tumpuk-tumpuk lagi tetep nggak jadi sama warnanya. Enaknya adalah, lipstik ini bisa di-build up warnanya tanpa terasa tebal dan berat. Saya lebih suka pakai ini buat gradasi bagian tengah ombre lips. Sama digunakan sebagai blush on cream juga. Warnanya cantik kok di pipi dan mudah di-blend tanpa terlihat kayak badut. Nggak transferproof, nggak stain dan mudah dibersihkan tanpa meninggalkan jejak. Secara keseluruhan saya nggak bisa bilang suka banget sama lipstik ini tapi produknya boleh juga, Bisa saya katakan lumayan bagus, apalagi kalau buat gradient lips sama warna dasar nude tuh menghasilkan kombinasi yang cantik abis! Jadi sekian dulu deh review saya hari ini, sekalian buat ralat di first impression saya tentang lipstik ini kalau ada yang beda. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Find me: @dessyjournal

Minggu, 30 Juni 2019

[Review] Makeover Silky Smooth Translucent Powder 02 Rosy - Beli Bedak Tabur Salah Shade

Assalamu'alaikum semua! Hari ini mau me-review makeup, tapi sebelumnya cerita dulu ah. Ngomongin soal makeup, saya suka makeup sejak SD - atau mungkin sebelum itu tapi lupa. Waktu itu masih di tahap yang main-main aja dan nggak cuma di muka sendiri tapi boneka-boneka juga saya dandanin. SMP udah pakai bedak dan lip gloss ke sekolah. Pernah pakai lipstick sekali trus di-bully sama temen abis itu nggak pernah saya pakai lagi sampai lulus, hahaha! SMA saya berani makeup-an dong tapi belum ngerti look yang tepat gimana. Masa itu saya sukanya pakai compact powder, TWC mungkin, pernah coba foundation juga pas udah kelas tiga. Demen eyeliner dan mascara padahal nggak ngalis nggak lipstikan paling gloss bening atau sheer yang cepet pudar jadi muka flat pucet tapi mata tajem, gothic kali ya aliran makeup saya dulu. Kuliah awal pakai BB cream, TWC, pensil alis cuma di ujung doang buat ngisi area kosong, sama lipstick nude. Belum belajar undertone dan shade yang sesuai skintone sendiri jadi hasil makeup-nya hampir selalu keputihan dan rata-rata ashy. Kerja baru belajar ngalis lebih mendalam, semenjak itu merambah ke yang lain-lainnya sampai lanjut kuliah lagi dan kini skill makeup saya udah bisa dibilang bagus walau tetap harus terus belajar dan upgrade ilmu. Bersyukur pernah jadi noob jadi saya bisa belajar sampai lebih pro sekarang dan nggak nge-bully orang lain yang masih tahap berproses.


Saya pernah di-makeup-in, tapi sejauh ini ngerasa lebih bagus hasilnya kalo dandan sendiri. Soalnya saya paling tahu bentuk muka sendiri, kurangnya dimana yang harus dikamuflase lebihnya mana yang mau ditonjolkan. Contour misalnya, saya selalu tinggiin shading buat ngasih ilusi tulang pipi lebih naik dan highlight di hidung saya lebih bagus dibikin segaris walau dibentuk kayak tanda seru asal tahu triknya juga nggak masalah. Eye makeup penting untuk dijadikan point of view karena mata saya lebar dan bulu mata extra walau harus hati-hati nempatin produk supaya nggak terkesan droopy eyes karena aslinya mata saya emang agak turun di ujung luar. Bibir saya kecil, jadi gemar sekali sama overdraw lips setiap kali pakai lip color.

Saya makeup untuk kesenangan. Kadang tujuan makeup saya adalah untuk dihapus sesudahnya, hahaha! Beneran, kalo lagi nggak mau kemana-mana habis foto makeup lalu bersihin wajah lagi. Saya seneng share hasil makeup di Instagram, follow ya @dessyjournal. Di sana saya upload banyak makeup look yang pas bikinnya ada yang udah dandan lengkap trus ngerasa jelek banget hasilnya lalu dihapus aja. Ada juga yang udah bagus makeup-nya tapi pas difoto gagal jadi terpaksa hapus ngulang lagi besokannya. Oh ya dalam perjalanan saya suka makeup tuh lewat banyak tahapan, salah satunya dalam hal cara dandan atau cara pakai produk. Seperti tren, menurut saya cara ini muter aja terus. Ada masa suka baking misalnya, lalu hinggap di ketika langsung set aja. Semacam itu dan sebagainya. Termasuk tren makeup pernah matte lalu gantian dewy yang digemari beserta segala printilan basahnya. Oh ya untuk mendukung makeup, saya peduli fashion juga lho! Apalagi buat foto konten. Bicara mengenai fashion, sekarang saya berhijab dari yang dulunya belum fix kadang pakai kadang buka kayak gorden warteg. Nah setelah berhijab beneran sekarang ini saya butuh pakaian-pakaian yang menutup aurat. Tapi jarang belanja karena kalau butuh outfit seringnya nyomot wardrobe-nya nyokap, hahaha! Dari outer sampai jilbab, itu yang paling sering saya pinjam.


Saya kalau nulis review di Blog gini, trus upload juga di Instagram maka keduanya saling melengkapi. Kadang ada yang kelupaan saya tulis maka akan saya taruh di pos yang belakangan publish-nya. Kalau nggak ada yang kurang, ya berarti sama aja cuma di Instagram adalah versi ringkasnya sementara di Blog saya jlentrehkan lebih banyak dan lengkap. Nah sudah banyak ngobrolnya di atas, sekarang saatnya review!

Makeover Silky Smooth Translucent Powder 02 Rosy adalah nama dan shade produknya. Saya punya udah lama. Beli dulu karena lapar mata kayaknya pingin belanjain duit mulu bawaannya. Waktu itu saya belum jago milih shade jadi sebenernya ini salah warna. Lengkapnya kita bahas di bawah. Bedak bukanlah produk yang harus banget dipakai saat dandan menurut saya, tapi tetap kudu punya sih. Bisa dalam bentuk padat atau tabur, kalau saya pribadi lebih suka loose powder walau compact lebih praktis. Saya pakai bedak biasanya untuk setting atau finishing powder, jadi dipakai setelah complexion makeup. Jarang pakai bedak doang meskipun pernah juga.


Dikemas dalam kotak hitam tapi udah saya buang jadi tinggal isinya aja. Dalemnya terdapat ini nih satu jar bedak tabur. Material kemasan jar-nya akrilik kayaknya, cukup kokoh dan desainnya simple elegan. Di balik tutup ada filter dan aplikator bawaan. Saya nggak lepas sticker filter-nya supaya bedak nggak tumpah ruah dan mengotori aplikator atau tutup. Kalau mau pakai, copot aja filter-nya baru cocol deh. Aplikatornya model yang puff halus tanpa bulu gitu dan ada bagian pegangannya. Saya biasa pakai sponge atau brush sendiri tapi puff ini bisa kepakai juga kok.


Partikel bedaknya halus, bagus buat baking maupun set aja. Kalau dipakai di atas foundation tuh berasa langsung mengisi dan jadi kenceng gitu tapi hasilnya complexion jadi halus. Cuma ya saya salah shade. Waktu dulu di konternya saya bingung mau beli shade apa trus disarankan BA-nya yang nomor 02 Rosy karena katanya ini hasilnya natural. Natural apose ngawur aja dia. Dan begonya saya nurut. Rosy ini warnanya beige lebih gelap dari kulit saya dan ber-undertone pink sementara kulit saya kuning. Hasilnya jadi bikin makeup saya kelihatan belang aneh dan kusam. Lumayan terselamatkan kalau pakai foundation yang tepat tapi nggak bisa 100% jadi aman karena produk salah undertone itu memang nggak bisa dipaksain masuk ke warna kulit beda. Kalau cuma lebih gelap atau terang sih masih mudah. Alhamdulillah saya berhijab jadi kalau harus pakai bedak ini beda warnanya nggak mencolok banget. Berlaku juga untuk complexion lain yang salah warna dan undertone.


Saya masih pakai loose powder ini kadang-kadang. Soalnya isinya masih banyak coy, sayang mubadzir kalau nggak dipakai. Karena butuh bedak itu nggak banyak-banyak setiap kali pemakaian jadi isinya awet. Jadi sekian dulu lah review saya hari ini. Minggu, mau bersantai dulu. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Rabu, 19 Juni 2019

[Review] Maybelline The Powder Mattes Touch Of Nude - Warna Nude Cantik Untuk Semua Skintone!

Assalamu'alaikum semua! Ini adalah lipstik keempat saya dari merek dan varian yang sama. Love hate relationship deh sama produknya. Jadi mari kita bahas aja! Awalnya dulu saya tertarik beli setelah lihat iklan di tivi yang bilang harganya cuma 55 ribu! Sebagai manusia jelata saya tentu saja berpikir kapan lagi beli lipen murah tapi dari brand bagus. Maka saya melanglang ke konternya dan milih-milih warna. Pertama dulu beli shade saya lupa namanya tapi pokoknya warna fuschia ngejreng. Eh ingat deng nama shade-nya Pink Potion. Udah pernah saya tulis review-nya juga. Lalu itu patah sebelum isinya habis - saya emang juarang bisa ngabisin lipstik kayaknya malah belum pernah deh. Sebel kan padahal isinya masih panjang. Kemudian selang beberapa waktu saya beli lagi lipstik yang sama tapi dengan warna lain. Milih warna nude kayak yang akan dibahas sekarang, shade Touch Of Nude. Patah lagi. Beli lagi. Patah lagi. Patahnya itu selalu masih beberapa kali pemakaian, sayang kan. Tapi tidak kapok saya masih beli lagi dengan yang tiga terakhir ini shade sama.


Maybelline punya banyak shade lipstik seri ini, kayaknya dibagi per chart warna. Terus tiap chart punya identitas warna kemasan sendiri-sendiri. Maybelline The Powder Mattes Touch Of Nude punya saya kemasannya bentuk kotak dengan warna nude juga. Nggak pakai dus, tapi ada plastik selubungnya. Plastik ini punya salah satu tepi bergaris yang bisa kita sobek untuk membuka lipstik, tapi karena sekaligus berfungsi sebagai segel maka begitu plastiknya dikelupas seluruhnya ikut lepas. Kemasan lipstiknya jadi polosan deh. Karena saya sudah beli berkali-kali - huh - maka jadi berpengalaman menangani hal ini. Sekarang saya buka plastiknya dipotong pas di bagian pangkal tutup jadi nanti plastik tersebut nggak lepas semua, so kemasan lipstik nggak polos-polos amat jadinya. Di plastik selubung ini terdapat berbagai informasi mengenai lipstik, minus nama shade yang ditulis di bawah.


Walau kemasannya kotak kaya Spongebob tapi dalamnya bulat. Warnanya silver dengan tulisan merek di-print pada salah satu sisinya. Saya suka, kesannya mewah dan mahal padahal beli dengan harga diskon. Lipstik yang keempat ini saya dapat dengan mengeluarkan uang sejumlah Rp.46.800 untuk isi @3,9 gram. Tutupnya tuh hampir sepanjang bagian dalam lipstik jadi pas dibuka silver semua yang terlihat. Mengeluarkan bullet lipstiknya dengan cara diputar tentu saja sebagaimana kebanyakan lipstik pada umumnya. Berdasar pengalaman juga, muternya jangan kebanyakan biar nggak terlalu panjang batang lipstik yang keluar soalnya gampang patah. Jadi tiap mau pakai keluarin sedikit aja di ujung.

Ujung bullet-nya melancip di satu ujung. Teksturnya creamy lembut, glides so smooth waktu di-swatch di tangan maupun ke bibir. Bentar saya lupa ada aromanya apa enggak. Menurut firasat saya wanginya kayak mentega *apose* tapi entahlah ding. Lagi nggak bawa lipstiknya yang baru jadi gabisa ngendus-endus dulu. Ada sih lipstik lama yang udah patah tapi waktu saya cium aromanya kesamar sama wangi produk lain yang saya taruh berdekatan.


Warnanya coral. Definisi lengkapnya menurut saya adalah peachy, ada orange rada nge-pink juga, dan sedikit mauve. Begitulah pokoknya. Saya rasa warna ini bakal sesuai untuk semua warna kulit apalagi saya lihat di official account-nya Maybelline mereka kalo nggak salah pernah bilang melakukan wear test pada banyak skintone untuk menemukan warna lipstik universal yang tepat mereka produksi. Di kulit kuning medium saya shade ini nggak bikin pucat kalau single use dan neutral buat dasar gradient lips.


Warnanya pigmented walau ini nude. Nyaman banget di bibir karena nggak kering. Nggak berasa powdery malah dan finish-nya satin walau namanya powder mattes. Masih transfer tapi cukup awet. Dipakai makan minum pudarnya dikit aja. Saya sungguh suka lipstik ini, semoga yang sekarang nggak patah lagi. Oh ya penyebab patah dari lipstik saya yang dulu-dulu menurut analisa pribadi kemungkinan adalah karena kepanjangan ngeluarin, terlaku keras nekannya pas makai, kepanasan waktu dibawa pergi, sama kegoncang-goncang atau terbanting dalam perjalanan. Jadi lipstik yang sekarang ini saya hati-hati bener memperlakukannya. Ngeluarinnya dikit aja, kalau pakai pelan dan lembut ngolesnya, sama ditaruh di rumah aja nggak dibawa kemanapun. Baiklah saya rasa segini aja review dari saya hari ini. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Minggu, 16 Juni 2019

[Review] Mizzu Hide'em Contour And Concealer Medium - Concealer Bagus Harga Terjangkau!

Assalamu'alaikum semua! Ngomong-ngomong, saya baru menyelesaikan baca dua buku baru di bulan ini tentang para demigod hero dari perkemahan masing-masing dengan tokoh utama Percy dari Perkemahan Blasteran Yunani dan Jason dari Perkemahan Romawi yang ternyata disebut Perkemahan Jupiter. Tadinya saya kira kedua tempat dinamakan Perkemahan Blasteran. Tapi hari ini saya bukan mau meresensi kedua buku tersebut, melainkan akan me-review sebuah produk makeup! Tadi cuman basa basi aja.

Baca juga: [New Product & First Impression] Juni 2019 - Selamat Lebaran!


Ini adalah Mizzu Hide'em Contour And Concealer Medium. Harganya Rp.51.000 untuk 7,5 gram netto. Mm segitu bisa dibilang murah sih karena rata-rata concealer yang pernah saya beli harganya di atas ini walau isinya nggak jauh beda amat. Saya beli awal bulan ini dan baru pakai sekitar dua kali kayaknya kalo nggak salah ingat. Tapi yang didokumentasikan cuma sekali.

Dulu, saya nggak menganggap penting fungsi concealer. Saya malah merasa apaan sih ini produk susah pakainya, karena saya berpendapat bahwa concealer untuk nutupin noda aja dan itu malah akan bikin riasan jadi nggak rapi. Tapi makin lama sekarang saya sadar bahwa concealer termasuk produk esensial dalam ber-makeup hingga saya hampir selalu pakai. Nggak cuma buat nutupin noda, tapi buat ngasih efek terang juga di bagian yang diinginkan.


Concealer ini dikemas dalam kotak mirip bungkus lipstik. Warnanya perpaduan hitam, putih, dengan pink. Bermotif ramai tapi nggak kelihatan murahan karena pilihan warna yang tidak norak. Di dalamnya terdapat sebotol pendek concealer tentu saja. Punya saya ini shade Medium. Waktu beli, yang tertinggal di store cuma warna ini soalnya jadi angkut aja tanpa bisa milih. Untung warnanya nggak jauh banget dari ekspektasi. Concealer ini dikeluarkan dalam beberapa shade - meskipun saya nggak tahu jumlah tepatnya - dengan ada warna buat contour juga. Bahkan korektor kalau nggak salah info.

Saya berharap beli concealer tuh yang setingkat di atas warna kulit saya buat bikin efek lebih terang. Nah shade Medium ini kebetulan malah sewarna kulit saya, jadi ya bisa buat concealer sih tapi tidak untuk highlight. Tiada masalah, nggak pa pa. Undertone-nya saya rasa warm, nyambung ke kulit saya.


Tutupnya ulir dengan aplikator bertangkai di baliknya. Kesan pertama saya pas buka tutup, concealer ini baunya kayak lem. Setelah saya pikir-pikir lagi, ternyata aromanya mirip balon tiup wkwkwk. Aroma alkohol. Emang ada sih di daftar ingredients, lebih lengkapnya cek aja sendiri ya!


Teksturnya lumayan kental. Mudah di-pick dan blend. Coverage-nya ada, bisa nutup area gelap muka saya pas makeup. Saya biasa pakai concealer di area tengah wajah, dahi turun ke hidung trus atas bibir sampai dagu dan bawah mata. Hasilnya di kulit saya bisa dibilang bagus. Rata dan nggak bergaris-garis, apa sih istilahnya creasing ya? Area ujung mata saya kadang berair dan bikin complexion produk semacam concealer jadi luntur, tapi pas kemarin nyobain lagi nggak nangisan jadi aman. Sejauh ini saya suka sih concealer-nya, hasilnya cukup bagus dan harganya nggak mahal-mahal amat. Jadi sekian dulu review saya hari ini, nulisnya lagi dalam kondisi kurang mood tapi semoga nggak jelek. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, Wassalamu'alaikum

Senin, 10 Juni 2019

[Review] Maybelline Fit Me Matte+Poreless Foundation 220 Natural Beige - Versi Tube Untuk Hemat THR!

Assalamu'alaikum semua! Selamat hari Senin yang berarti waktunya masuk untuk para pekerja. Kalau merasa belum bersemangat, ingat ini tanggal muda waktunya gajian. Jadi, sudah nambah berapa kilo kalian semenjak lebaran? Kalau saya sih tetap slim karena emang nggak bakat gemuk walau makan banyak. Pernah gendut sih tapi habis itu kurus laginya cepet. Nggak tahu ini berkah yang harus disyukuri atau malah diherankan. Hari ini saya mau bahas tentang foundation baru. Nggak baru-baru amat sebenarnya produknya karena sudah ada sejak lama dan saya punya sebotol. Tapi sekarang muncul versi tube yang saya baru beli bulan ini dengan harga diskon lebaran yang super murah membuat pembeli ingin memborong seluruh stok kalau perlu.


Produknya adalah Maybelline Fit Me Matte+Poreless Foundation 220 Natural Beige! Versi tube harga iklannya adalah Rp.59.000 saja sekitar setengah dari harga botol tapi saya dapat potongan jadi hanya mengeluarkan Rp.38.400 untuk 18 ml liquid foundation. Kalau belinya pakai uang THR, bisa hemat banget nih. Belinya di Toko Mutiara, surganya belanja kosmetik murah yang terkenal seantero penggila estetika Jogja. Harga yang saya dapat bisa dibilang murah untuk ukuran makeup Maybelline, tapi 18 ml juga bisa dikatakan tidak banyak untuk dipakai lama kalau dandan setiap hari. Tapi tiada masalah, kalau habis ntar beli lagi. Doain aja ada terus rezekinya. Baique sekarang mari kita mengupas tentang foundation ini!


Kemasannya tube seperti yang sudah saya bilang dengan tutup ulir. Kecil aja dan enteng ditimang-timang. Materialnya plastik dengan bagian transparan yang menampakkan isi dalamnya dan perpaduan warna hitam yang khas foundation seri Fit Me sejak dalam botol. Maybelline tuh punya dua lini seri tersebut untuk foundation-nya. Ada yang Dewy+Smooth dan Matte+Poreless. Tapi yang lebih terkenal di sini kayaknya versi matte. Mungkin warna negara kita lebih suka tampilan bebas pantulan cahaya karena rata-rata jenis kulit penduduk tropis adalah berminyak - walau saya kombinasi. Nah karena saking terkenalnya mungkin, maka foundation yang matte dibikin dalam tube juga supaya lebih terjangkau dan bisa dibeli semua kalangan yang ingin ber-foundation. Klaimnya bisa dibaca di balik kemasan. Ingredients juga. Silahkan lihat di foto ya.


Begitu tutup dibuka, bagian dalamnya adalah ujung mulut tube yang memanjang dan berlubang kecil. Bisa mengontrol tumpahan produk supaya tidak kebanyakan walau karena isinya cair jadi gampang luber tanpa dipencet. Saya beli shade 220 yang bernama Natural Beige. Dulu dalam botol saya punya warna True Beige yang bernomor 222 dan itu kegelapan mana salah undertone pula di kulit saya. Yang 220 ini warna light beige ber-undertone neutral, masih masuk ke skintone saya. Warnanya sedikit terlalu terang tapi tekstur liquid-nya akan oxidize jadi bisa menggelap sewarna kulit saya. Btw, saya nyamain warna foundation di muka tuh sama warna kulit punggung tangan karena saya berhijab. Untuk yang sedang mencari warna foundation tepat, bisa coba cara saya atau nyamain warna foundation sama kulit area rahang bawah sampai leher. Kalau mau warna terang, pilih sewarna area kulit kalian yang terterang demikian juga sebaliknya kalau mau warna gelap cari yang sama dengan warna kulit tergelap di tubuh. Fungsinya supaya undertone-nya nggak salah karena kalau salah akan terlihat belang parah. Saya pernah mengalami masa-masa awam soal undertone dan salah warna. Tapi sekarang sih sudah tidak. Untuk kulit ber-undertone warm, akan aneh kalau pakai complexion makeup macam foundation yang cool. Tapi kulit cool bisa aman kok pakai warna warm. Jadi supaya semua senang dan aman, kalau tidak bisa memutuskan undertone kulit atau memilih mana foundation yang tepat belilah yang undertone-nya warm. Kalau terlalu terang atau lebih gelap, nanti masih bisa dikoreksi pakai makeup lain asal undertone-nya sudah tepat. Udah ah kebanyakan ngetik undertone mulu dari tadi. Kita lanjut bahas foundation hari ini.


Teksturnya cair sekali. Lebih cair dibanding yang dalam botol saya rasa. Karena itu kalau aplikasinya pakai sponge akan cukup banyak produk yang terserap. Saya pakai sponge juga untuk aplikasi foundation ini, tapi sebelum di-blend saya spread dulu dengan jari untuk meminimalisir jumlah produk terserap.  Bukan pelit, cuma biar mempermudah proses pencucian sponge nantinya. Kalau mau ngeratain dengan jari aja pun bisa lho semisal nggak suka pakai sponge.


Coverage-nya medium to full, saya biasanya berhenti di tahap medium aja dengan tidak mem-build up terus-terusan. Saya belum nyoba kalau dibikin full coverage bakalan flawless atau justru nggak mau ditumpuk dan jadi menggumpal sampai malah piling, tapi firasat saya sih ini bisa di-build up kok. Hasilnya matte, bener. Kalau soal poreless entahlah saya nggak terlalu merhatiin. Poreless itu bisa didapat dari bantuan primer juga soalnya, atau jumlah coverage yang memadai - maksudnya cukup tebal. Seusai warna kulit, iya asal milih shade-nya bener. Halus nempelnya jadi nggak keliatan dempul, terasa ringan sehingga nyaman di kulit.


Tahan lama, saya pertama kali nyoba foundation ini - maksudnya yang shade baru beli ini bukan yang pertama dulu - buat ke halal bihalal keluarga yang acaranya siang hari. Dandan rada pagi, berangkat, lalu pulang lagi udah menjelang sore tuh masih bagus banget makeup saya. Complexion yang jelas ada foundation-nya masih nempel bagus, padahal saya perginya panas-panas siang bolong, sempat kena masker juga tapi nggak transfer sampai kegeser. Jadi, saya berani bilang foundation ini awet.


Oh iya mau nambahin sedikit walau ini kurang relevan dengan review sekarang. Saya pernah pakai foundation seri Fit Me yang Dewy+Smooth trus gatel di muka. Nah saya udah coba lagi dan ternyata nggak gatal. Jadi waktu gatal itu sepertinya karena kombinasi yang kurang tepat antara foundation dengan bedak buat setting-nya, dan cuaca panas yang memerangkap keringat. Kura-kura begitu. Dan saya pernah ngalamin juga muka gatal saat pakai foundation lain, tapi pas dipakai sebelumnya enggak. Jadi bukan salah produknya.


Baiklah segitu dulu tulisan saya hari ini. Selamat hari Senin yang merupakan saat masuk kembali bagi para pekerja. Kalau belum semangat, ingat ini tanggal muda waktunya gajian! Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Kamis, 30 Mei 2019

[Review] Emina Lip Tint Magic Potion 01 Scarlet - Warna Fuschia Cantik Untuk Bibir!

Assalamualaikum semua! Waktu cek-cek stok produk di rumah saya baru sadar ternyata nyimpan banyak body perfume sejak kapan yang nggak dipakai karena memang bukan tipe pengguna wewangian tiap hari. Tapi sayang kan kalau dianggurin aja jadi sekarang saya ngebiasain diri semprot-semprot perfume tiap hari. Eh ternyata wewangian memberi efek menyenangkan. Jadi pingin hunting perfume, tapi sayang aing pengangguran jadi nggak dapat THR wkwkwk. Yaudah semoga besok kapan-kapan bisa beli kalau punya rezeki berlebih, amin. Hari ini saya mau review produk makeup lagi. Ngelanjutin yang kemarin, sekarang masih dari Emina tapi ini beda barangnya. Eh yang kemarin udah baca kan? Kalau belum baca dulu gih biar saya seneng. Nyenengin orang dapat pahala loh, apalagi ini bulan Ramadhan tambah berkah deh. Yang sekarang akan saya review adalah Emina Lip Tint Magic Potion!


Pas dibeli ada kotaknya perpaduan warna putih dan maroon gitu, kayaknya per shade beda desain dan kombinasi warna nyesuaiin isi meskipun nggak sama persis. Harganya super terjangkau, yakni Rp.37.400 dengan netto 5,5 ml. Untuk saya yang biasanya dulu beli lip tint impor dengan harga sekitar dua kali lipatnya ini belum ongkir, harga segini termasuk murah. Mana mudah dibeli di konter Emina yang kini sudah menjamur di berbagai pusat perbelanjaan pula. Selain Emina sebenernya sekarang lip tint lokal udah banyak beredar tapi saya baru nyoba ini aja. Bukan pecinta lip tint banget soalnya saya. Beli karena udah lama nggak pakai lip tint dan penasaran pingin coba produk ini. Tapi bukan yang butuh banget dipakai setiap saat gitu. Biasanya saya pakai lip tint buat base lip color lain semisal lipstick. Tujuannya biar kalau nanti warna lipstick-nya pudar, bibir masih berwarna karena sifat lip tint yang meresap dan stain. Kadang single use juga tapi jarang banget deh soalnya bibir saya kecil, nggak cocok pakai lip tint aja sebab nggak bisa di-overdraw. Pakai lip tint di tengah bibir doang ala gradient lips bikin makin kelihatan kecil deh bibir saya makanya kurang suka.


Ada tiga shade lip tint dari Emina, saya beli yang 01 Scarlet. Saya nggak bisa nyoba nge-swatch di konter karena tester-nya udah pada kering. Please dong Emina dan brand makeup lain kalau di konter sediain tester yang masih bisa dicoba. Ini warna fuschia, pink keunguan. Bisa dilihat dari botolnya kok walau BA-nya yang jaga ngotot kalau ini tuh warna merah pas jelasin ke saya yang nanya. Mungkin dia sebut merah karena tiga warna lip tint-nya Emina tuh yang dua ada orange dan pink, wajarnya warna ketiga merah tapi ini fuschia. Mungkin karena Emina bikin lip tint-nya untuk pasar remaja jadi dipilih warna yang wearable dan terlihat natural di anak muda. Emina sering banget ngeluarin warna fuschia yang semacam berry ini dalam produk makeup-nya, cream blush dan pressed blush on-nya juga ada yang warnanya begini. Mungkin memang sengaja dibuat biar bisa senada kalau beli serangkaian one brand makeup.


Keterangan ingredients ada di sisi kotak, tuh udah saya fotoin jadi bisa dibaca sendiri. Bahan dasarnya air, jadi tekstur lip tint ini memang cair banget. Botolnya bertutup ulir dengan aplikator menempel. Aplikatornya berujung busa miring asimetris di ujung, bisa pick dengan baik dan nyaman dipakai ngeratain produk apalagi ukuran tangkainya yang pendek bagi saya mempermudah aplikasi. Kalau kepanjangan tuh susah ngontrol tangan, apalagi yang jari jemarinya suka tremor. Mulut botol seukurang tangkai aplikator lebih dikit. Karena isinya cair, jadi rawan tumpah kalau belum ditutup botolnya digeletakin miring. Isinya memang nggak banyak, tapi tenang aja lip tint gini kita butuh pakainya sedikit-sedikit jadi akan awet.


Swatch warnanya begini, itu sekali ulas aja. Pigmented, cepat meresap, butuh beberapa menit waktu untuk nge-set dengan hasil warna stain. Di bibir rasanya ringan trus ini manis kalau dijilat, wkwkwk! Formulanya nggak bikin bibir kering, tapi saya selalu udah pakai lip balm sih sebelumnya. Saya pernah coba produk ini untuk blush on juga dan hasilnya bagus. Warnanya cantik, bisa dibaur karena nggak keburu nge-set seketika untuk hasil rona terlihat alami seolah dari dalam. Saya sekarang memang sering, atau selalu deh kayaknya pakai blush on dua kali kalau makeup. Pertama cream blush atau liquid blush yang bisa di-hack pakai lip color sebagai base, habis itu nanti dilanjut pakai pressed blush. Cara ini bantu tampilan pipi merona lebih lama nggak gampang luntur. Saya punya cream blush-nya Emina juga yang versi lama tapi menurut saya itu lebih cocok disebut liquid karena meskipun teksturnya cream tapi cepet lumer mencair. Blush on yang kayak gitu bisa saya pakai untuk base juga tapi suka ngangkat complexion di bawahnya karena cair. Solusinya bisa setelah diratakan dab dengan sponge bekas aplikator complexion biar rata lagi atau pakai di makeup paling bawah cuma warnanya akan ketutup nanti. Atau pakai kalau lagi makeup yang cuma bedakan tabur doang.


Nah ini hasil pakai Emina Lip Tint Magic Potion 01 Scarlet di bibir saya. Masih edisi lagi dandan jadi anak SMA. Ini saya pakai lip tint-nya di tengah bibir aja buat gradasi ombre lips. Detail makeup cek di @dessyjournal Instagram account ya. Cantik kan hasilnya? Atau dasarnya saya yang cantik aja. Warnanya tahan lama karena stain, baru hilang pas udah dihapus pakai makeup remover itupun pakai usaha. Kalau sering pakai lip tint gini, jangan lupa rutin scrubbing bibir juga ya untuk mencegah tumpukan warna ketinggal di bibir yang siapa tahu nggak bisa hilang dengan remover aja. Overall saya suka lip tint ini walau akan dipakainya untuk base aja atau buat gradasi yang tepinya udah di-cover lip color lain. Nah sekian dulu ya review saya hari ini. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat, Wassalamualaikum.