[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]
Unboxing this!
Jadi ceritanya, beberapa waktu yang lalu saya mendadak sangat tertarik kepoin akun-akun Instagram yang jualan masker kefir. Penasaran aja pingin tau sebenernya kayak apa sih masker kefir itu. Deuh Princess kudet sekali yak, baru ingin tahu sekarang. Padahal kefir ini udah terkenal lumayan lama lho di blantika kecantikan tanah air. Nah, pas kepo-kepo saya nemu beberapa akun penjual masker kefir di Jogja. Tergiurlah saya membeli. Singkat cerita saya pilih cap cip cup yang mana aja akun yang bisa dihubungi dan order satu jar masker kefir isi 100 gram. Sempet galau karena orderan saya ditungguin belum nyampe-nyampe rumah juga, tapi akhirnya pada suatu malam minggu yang membuat gairah hidup para jomblo menurun akhirnya si paket kefir datang. Kayak gitu tuh dikemasnya.
Kebanyakan produsen masker kefir adalah industri rumahan, jadi bukan pabrik gede modern gitu. Termasuk yang saya beli ini. Saya beli masker kefir ini dari Aurora Kefir yang berdomisili di Jogja. Search sendiri ya account-nya karena saya nggak bisa nyantumin link di sini akibat signal lemah -_-. Aurora Kefir ini adalah home industry lokal yang memproduksi masker kefir dan berbagai olahan produk skin care dari susu kambing lainnya. Masker kefir yang dijual di sini produknya siap pakai, bukan yang dikeringkan jadi bubuk lalu harus dicampur air/toner dulu sebelum digunakan sebagai masker. Kalau beli di sini, bisa pilih paket kemasan per jar atau kemasan kecil-kecil sekali pakai kayak sachet dalam plastik klip. Saya beli se-jar langsung aja biar simpel nerimanya. Berhubung ini produk dairy yang nggak bisa kena udara luar terlalu lama, jadi kemasan paket kefir ini saat datang cukup rapat dengan pressed bag yang kedap udara luar. Setelah saya buka, di dalamnya masih ada pelindung bubble wrap pembungkus masker kefir dalam plastik kedap udara dan jar bawaannya. Sayang nih nggak dikasih ice pack sebagai pendingin selama di perjalanan. Tapi untunglah nggak terlalu lama dia di jalan karena lokasi penjualannya sama rumah saya nggak beda provinsi. Begitu sampai rumah dan setelah saya bongkar-bongkar, masker kefir ini segera menuju freezer agar lebih terjaga kualitas dan keawetannya.
Ngomong-ngomong soal penyimpanan, saya pernah baca soal cara menyimpan masker kefir yang baik. Karena ini adalah produk dairy home industry yang tanpa pengawet jangka panjang, maka dia sangat riskan dalam disimpan. Harus dimasukin freezer atau kulkas untuk menjaga suhunya agar senantiasa dingin dan menjaga bakteri di dalam kefir tetap hidup. Soal freezer atau kulkas ini, ada yang bilang mending di freezer lalu nanti kalau mau dipakai ditunggu mencair dulu, ada juga yang bilang di kulkas biasa aja agar nggak merusak tekstur masker kefirnya. Dengan dua pendapat berbeda tersebut, terserahlah mau pilih cara yang mana, pokoknya asal pendingin. Saya pilih di freezer sih karena kalau di ruangan kulkas bakal kecampur sama sesayuran, salah-salah ikut kemasak nanti. Toh karena dikeluarin tiap pagi dan sore, dia nggak akan membatu kayak es kok. Dalam pendingin, masker kefir bisa bertahan beberapa bulan. Nah kalau di suhu ruang, masker kefir ini bisa tahan beberapa hari asal tidak kepanasan. Yah pokoknya selama aroma, warna, dan tekstur masker kefir tidak berubah, artinya kondisinya masih baik. Tapi tetep lebih baik disimpan dalam pendingin ya daripada di suhu ruangan.
Selain seratus gram masker kefir, dalam paket juga terdapat bonus 10 biji cocoon kepompong ulat sutra gitu katanya buat bersihin wajah. Ntar saya ulas belakangan deh. Ini nih isi paketnya...
![]() |
Tadinya nggak begini dikemasnya, ini udah saya pack ulang biar lebih bersih difoto. |
Untuk satu jar masker kefir bernetto 100 gram ini, saya mengeluarkan uang sebesar 85 ribu rupiah - plus ongkirnya tergantung daerah pengiriman. Mahalkah? Kalau dibandingkan sama masker-masker pabrikan modern sih jelas mahal ini - padahal ini produk rumahan lho. Tapi kalau saya bandingin sama harga masker-masker kefir lain sih ini masih masuk kategori murah-menengah. Kalau cocoon-nya saya nggak tau kalau dijual terpisah harganya berapa.
Sebelum masuk jar, masker kefir bikinan Aurora Kefir ini di-pack dalam plastik. Setelah saya tuang ke jar biar lebih simpel jadinya segini...
Warnanya putih layaknya susu dengan aroma ala tape - ya karena ini produk fermentasi - plus aroma khas susu. Aromanya menempel dengan kuatnya di tangan waktu saya pindahin masker dari plastik ke jar dan awet ngga ilang-ilang walau saya sudah cuci tangan, huhuhu :'(. Teksturnya creamy, agak berminyak kalau disentuh tapi nggak lengket. Masker kefir yang saya beli ini dibuat dari susu kambing etawa. Hiiuh kambing -_-'. Sesungguhnya sebelum ini Princess sangat tidak suka kambing. Bau prengusnya itu lhoo yang membayang-bayangi hidung sepanjang waktu, sangat tidak menyenangkan. Bahkan kalau lebaran Idul Adha pun, saya memilih tidak makan daging ketimbang harus menyantap olahan si embek. Segitu anti kambingkah saya? Terus, waktu jaman saya awal-awal masuk kuliah, saya punya teman yang punya peternakan kambing etawa. Suatu hari, dia bermulia hati membawakan sebotol susu kambing etawa segar yang dia perah dari rumah untuk dicicipi teman-teman di kampus. Katanya seger gurih. Tapi saya sungguh tidak kuat dengan aroma amisnya yang semerbak di awal. Jadilah saya nggak berani coba. Sejak hari itu bertambahlah ketidaksukaan saya terhadap kambing.
Tapiii, di saat kefir sedang hits seperti saat ini, mau nggak mau saya dengar juga manfaat-manfaat baiknya untuk tubuh. Selain dapat dikonsumsi, kefir juga bisa diolah menjadi berbagai macam produk kecantikan. Salah satunya adalah masker. Sejumlah artis pun berbondong-bondong latah ikutan bisnis masker kefir lho.
Masker kefir adalah produk fermentasi susu - bisa kambing bisa sapi - yang dibuat dengan bantuan bakteri asam laktat alias Lactobacillus. Karena dari susu, masker kefir ini kaya akan protein dan zat-zat berguna lainnya. Kefir beda dengan yoghurt lho ya girls walaupun sama-sama produk olahan susu yang difermentasikan menggunakan bakteri. Masker kefir punya banyak manfaat baik bagi kulit loh girls. Salah satunya untuk kulit wajah. Manfaatnya antara lain adalah:
- Sebagai anti aging karena mengurangi kerutan
- Mengatasi masalah jerawat dan komedo di wajah
- Mengurangi iritasi akibat pemakaian bahan kimia di wajah, misalnya krim perawatan
- Meremajakan kulit dan meningkatkan kolagen dengan kandungan AHA di dalamnya
- Mengatur keseimbangan asal sel-sel kulit wajah
- Sebagai antioksidan karena kandungan asam amino di dalamnya
- Membantu mengelupas sel-sel kulit mati untuk meregenerasi kulit agar tampak lebih cerah
Tuh segitu banyak manfaatnya...Hebat kan? Selain untuk perawatan, masker kefir ini juga bisa digunakan untuk mendetoksifikasi kulit wajah lho. Jadi kalau kamu sebelumnya sudah banyak terpapar produk make up dan skin care yang penuh molekul kimiawi, pas banget pakai masker kefir kayak gini. Ngebantu banget untuk mengeluarkan kontaminasi kimiawi dan meregenerasi sel-sel kulit yang lelah oleh paparan bahan kimia. Jadi setidaknya luangkan waktu antara 10-20 hari per tiga bulan ya untuk merawat kulir wajah dengan masker kefir. Saya baru mau mulai cobain kali ini sih, kalau nanti hasilnya bagus, mungkin akan saya pertimbangkan rutin memakainya dalam jangka waktu tertentu atau tiap hari kalau mampu.
Karena saya beli masker kefirnya cuma 100 gram, kalau saya timbang-timbang sepertinya netto segitu cuma cukup untuk 20 kali pemakaian dengan dosis per pemakaian sebanyak 5 gram. Dua puluh kali pakai jadinya sepuluh hari karena jadwal pemakaian masker kefir ini disarankan sehari dua kali. Sepuluh hari cukuplah untuk detox, walau kalau mau lebih baik sih tambahin aja jadi 20 hari untuk sekalian perawatan kulit wajah. Masker kefir ini baik dipakai pagi dan sore hari sebelum mandi. Jadi saya membuat progam 10 day detox dengan masker kefir ini dari tanggal 16-25 April. Start today!
Ngomong-ngomong, bagaimana sih cara pakai masker kefir ini? Mudah saja kok, walau agak repot karena sehari harus rajin dua kali pakai. Tinggal cuci muka terlebih dahulu, usahakan pakai air hangat agar pori-pori terbuka. Lalu oleskan masker pada wajah dengan jari atau kuas. Tunggu kering sekitar 30 menit. Bilas deh dengan air dingin untuk menutup pori, selesai. Nanti ulangi lagi pada sore harinya. Oh iya, sebelum maskeran kefir, karena saya sudah dapat bonus cocoon, ada baiknya scrub wajah pakai ini dulu kali yaa.
![]() |
Link |
Pagi ini, hari pertama saya memulai program 10 day detox with kefir mask. Sebelum mulai maskeran, saya cobain pakai cocoon dulu. Btw, cocoon itu apa sih? Cocoon (katanya) adalah kepompong ulat sutra yang dapat digunakan untuk scrubbing wajah dengan tujuan membersihkan wajah dari komedo, menghaluskan kulit, memperbaiki tekstur kulit, mempercepat regenerasi, memudarkan noda, meningkatkan kelembapan dan memperlambat penuaan kulit. Buanyak juga ya manfaatnya! Tapi sebenernya saya kurang percaya kalau ini beneran dari kepompong ulat sutra. Ah, kita lanjut aja yuk bahas persiapan maskeran kefir saya pagi ini!
Mula-mula, saya keluarin dulu masker kefir ini dari freezer. Eh kalau kamu juga nyimpen masker kefir dalam freezer dan ndilalah beku, sebelum pakai taruh dulu di bagian kulkas sampai suhunya nggak sedingin di freezer dan baru keluarin. Selanjutnya, bersihin wajah pake milk cleanser lalu cuci muka seperti biasa, plus basahin wajah pake air anget selesai cuci muka biar porinya kebuka dan siap menerima nutrisi saat dimasker nanti. Sementara itu, saya udah rendam sebutir cocoon dalam air panas selama 10 menit agar teksturnya empuk dan mengembang. Abis itu, gosok-gosok seluruh permukaan kulit wajah dengan cocoon di jari sampai permukaan cocoon-nya nampak kotor dan berubah tekstur, utamakan di area yang berkomedo. Selanjutnya baru deh maskeran. Saya tadinya mau colek si masker dari jar pake spatula dulu untuk mengira-ngira takarannya, tapi karena nggak praktis jadi langsung aja colek pakai kuas dan olesin di wajah secara merata.
Abis gosokin wajah pakai cocoon ini, kulit terasa lebih lembut. Baru deh siap dimasker. Oh iya, cocoon ini nggak ninggalin bekas di kulit kok jadi nggak perlu cuci muka lagi. Tapi boleh dibilas kok kalau mau.
Waktu dioles ke muka, masker kefir ini rasanya ademm - efek dari frijer boo. Waktu dioles teksturnya masih creamy dan agak basah. Aroma tapenya kuat bercampur aroma susu. Makin lama aroma tape makin memudar dan aroma susunya yang tinggal tercium tajam. Setelah dioles, waktunya menunggu masker kefir bekerja dan mengering. Nah, dalam proses menunggu selama kurang lebih 30 menit ini wajah saya terasa agak gatal dan cekit-cekit di beberapa area. I'ts okay kok, itu tandanya si masker kefir sedang bekerja. Setelah mengering, kriminya masker ini meresap ke kulit, jadi yang tersisa tinggal sedikit residu berwarna putih. Ini bisa dirontokin gitu dengan digosok. Abis itu tinggal bilas deh pakai air dingin agar pori mengecil.
Pas dibilas, rasanya liciin. Tapi abis itu kulit terasa alus dan lembut serta lembap. Love deh! Kalau dipegang juga terasa kenyal, sukakk. Tekstur kulit jadi lebih baik tapi jadi terasa licin, mungkin ini sisa lemak susu yang tertinggal di wajah. Plus sialnya, aroma susu nggak mau pergi dari muka saya karena memang ngebilasnya nggak pakai facial wash :(. Saat mandi - yang berselang beberapa jam kemudian karena saya pemalas - barulah saya cuci muka pakai facial wash sampai rasa licin dan sisa aroma kefirnya hilang. Aroma dan rasa licin ini juga tertinggal pada kuas yang saya pakai untuk mengoles masker kefir ke wajah, jadi saya mesti cuci kuas dengan sabun cuci piring berjeruk nipis untuk mengenyahkan bau dan licinnya.
Setelah dibilas, rasa gatal dan cekit-cekit tadi menghilang. Tapii, setelah dibilas ini saya menemukan beberapa jejak kemerahan di titik wajah yang terasa gatal dan cekit-cekit saat dimasker tadi. Beberapa review mengatakan, dalam proses detox selama pakai pakai masker kefir ini kalau kulit penuh timbunan bahan kimia, akan dikeluarkan via jerawat atau bruntusan. Duh sebenarnya saya agak ngeri kalau harus menemui jerawat di wajah, tapi syukurlah pada pemakaian pertama ini enggak timbul hal yang saya khawatirkan itu. Mungkin kulit saya udah nggak terlalu penuh material kimiawi kali ya soalnya sebelum memulai 10 day detox with kefir mask ini saya udah berhenti pakai krim aneh-aneh dan cuma mengandalkan baby cream sebagai pelembap selama sebulanan. Dalam program pakai masker kefir ini saya sedang pakai skin care baru untuk wajah, tapi semoga nggak bereaksi mengganggu proses detox saya.
Overall, setelah coba sekali saya suka dan ketagihan pakai masker kefir ini. Jadi, saya pasti akan terus pakai sampai selesai 10 day detox! Sukur-sukur kalau sisa bisa dipakai di lebih hari ;P. Soalnya pas pakai masker ini tadi, saya rasa nggak sampai 5 gram kok saya nyoleknya. Emang aturan pakainya tipis-tipis aja cukup kok yang penting merata. Tadinya pas masker kefir ini sampai, saya berpikiran untuk mengemasnya ulang ke dalam plastik klip per 5 gram-an. Tapi karena ribet jadi batal.
Habis dipakai, simpan lagi masker kefir ini dalam freezer. Karena lebih baik disimpan dalam pendingin kayak gitu, maka masker kefir ini sesungguhnya sangat tidak anak kos-able. Apalagi anak kos irit kayak saya. Nah, selama 10 hari ke depan kan saya nggak akan selalu di rumah terus tuh, ada kalanya ke kos. Kalau ke kos, saya akan usahain bawa masker ini dalam kemasan plastik klip kecil trus di luarnya kasih es batu yang banyak biar tetap adem. Ala-ala termos es buat dagang es lilin gitu. Tapi kalau kepepet ya bawa aja langsung T_T.
Untuk cerita perjalanan saya selama 10 hari pakai masker kefir, akan saya tulis nanti setelah selesai 10 day detox with kefir mask ya! Makanya ikutin terus blog saya biar tau update-nya ;). See you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar