Sabtu, 13 Agustus 2016

REVIEW : Larissa Aestethic Center (Part 2)

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Jarak antara part satu sama dua pos ini jauh bener ya, hahaha. Itu karena saya terlalu males - dan pelit kuota - buat buka blog. Kali ini saya akan nulis soal produk skin care terkini saya dari Larissa setelah kemarin bahas soal pengalaman saya pas ke sana. Produk yang saya beli merupakan satu rangkaian, terdiri dari 7 jenis. Semuanya merupakan varian dari tea tree series.

Larissa mengusung slogan 'back to nature' jadilah semua produk maupun treatment-nya berembel-embel alami. Sebenarnya kalau untuk produk saya bilang nggak 100% alami sih, karena kan kalau produk pasti mengalami proses produksi yang pasti mengandung unsur kimiawi. Dan, lihat deh di ingredients produknya, pasti banyak nama-nama bahan kimia juga. Kalau untuk treatment ya kalau produk dan alat yang dipakai mengandung unsur kimia ya berarti bukan benar-benar alami juga. Tapi, nggak ada masalah kok dengan slogan 'back to nature'-nya, toh di dalam skin care-nya tetep ada unsur alami kok :).

Tea tree sendiri merupakan suatu bahan alami yang sudah sering saya dengar sejak dulu konon ampuh untuk merawat kulit berminyak dan berjerawat. Iye muka saya berminyak tapi nggak jerawatan abees sih. Cuma karena oleh si dokter disarankan pake ini ya okelah saya manut. Itung-itung buat mengontrol minyak dan mencegah jerawat. Satu rangkaian produk ini isinya mulai dari milk cleanser, facial foam, face tonic, day cream, evening cream, acne lotion, dan loose powder. Seri ini didominasi warna biru - kecuali lotion jerawat dan bedaknya.


Langsung saja kita menuju ke pembahasan produknya satu per satu. Saya urutkan sesuai urutan penggunaannya yaa... Urutan penggunaannya ini dijelaskan sama dokter waktu konsul dan diulang lagi sama spoteker waktu ngambil produk. Sampai malam nanti saya sudah terhitung 20 hari pakai produk ini. O iya, saya perlu jelasin dulu ya kondisi kulit saya sebelum pakai rangkaian produk ini. Jadi kulit saya tuh berminyak - karena berminyak jadi kelihatan kusam, pori-pori besar, dan karena post facial maka ada sejumlah bekas ekstraksi komedo - komedonya juga masih ada sih yang belum keekstraksi - maupun jerawat.

1. Tea Tree Milk Cleanser (@20.000)


Botolnya tube, agak beda sama milk cleanser kebanyakan ya :D. Tutupnya flip top bening. Ketika dibuka, kita akan mendapati milk cleanser berwarna biru muda beraroma tea tree (kayaknya sih). Tidak seperti milk cleanser lain yang pernah saya coba, yang ini bentuknya justru gel. Adem waktu dioles - kayak ada sensasi mint-nya gitu, tidak berminyak, dan tanpa rasa lengket. Sukaa sekali sama milk cleanser satu ini. Saya pakai satu kali sehari setiap pagi sebelum cuci muka. Pakainya oles ke wajah sambil dipijat-pijat, angkat dengan kapas. Untuk sewajah sampai leher cuma butuh dikit aja milk cleanser ini karena tekstur gel-nya bisa luas menyebar. Saya belum pernah pakai ini buat bersihin wajah pasca make up jadi nggak tahu seberapa ampuh dia membersihkan make up (fungsi milk cleanser emang bukan buat bersihin make up sih tapi kadang saya pakai juga kalau pas males pakai make up remover), tapi kalau untuk muka bangun tidur sih cukup buat bikin kulit jadi bersih dari sisa belek dan iler semasa molor.

2. Tea Tree Facial Foam (@18.000)


Warnanya sama birunya dengan milk cleanser, cuma ini teksturnya lebih encer. Aromanya seger-seger tea tree juga. Botolnya plastik bening, untuk mengeluarkan isi produk kita tinggal menekan salah satu sisi tutup yang bertuliskan 'press' dan sisi yang berlawanan akan membuka. Cukup dikiiit aja buat cuci muka sampai leher. Setetes dah. Busanya lumayan. Waktu dipakai cuci muka efeknya terasa dingin di wajah. Habis dibilas agak kering sih kulit, tapi rasanya segar.

3. Tea Tree Face Tonic (@17.000)


Face tonic ini saya pakai habis cuci muka setiap pagi. Biasanya saya keringin muka pakai tisu dulu trus pakai ini ditepuk-tepuk. Saya nggak pakai kapas karena kalo pakai malah tonic-nya akan terserap dalam kapas dan dikit doang yang bisa teraplikasi ke kulit. Aroma dan warnanya sama dengan dua temannya di atas. Rasanya segar di kulit. Bikin kulit wajah jadi matte setelah tonic-nya terserap.

4. Day & Evening Cream (@55.000/cream)


Dua krim ini bukan rangkaian tea tree series sebetulnya karena ini racikan apotekernya dan saya nggak dijelasin komposisi di dalamnya apa aja. Mau nanya dokternya lupa, mau nanya apoteker takut bokk soalnya apotekernya agak judes - mungkin capek kali ya kerja seharian. Krim pagi sekaligus sunscreen saya dapat yang nomor 2 - saya nggak tahu ada berapa range krim di Larissa. Satu pot isinya 10 gram, menurut dokternya bisa tahan 3 bulan karena dosis pakainya dikit-dikit. Warnanya putih tanpa aroma, waktu dioles nggak ada sensasi rasa apa-apa juga. Pakainya sebiji jagung diratakan ke seluruh wajah - saya nggak pakai sampai leher, di leher saya pakai sunscreen Wardah doang. Kalau pakainya kebanyakan bikin muka sumuk. Sesaat setelah dioles kulit masih matte, tapi kurang lebih 2 jam (dengan tambahan loose powder) untuk kulit saya berminyak lagi. Evening cream-nya saya dapat nomor 2 juga, isinya sama 10 gram 1 pot. Warnanya putih kekuningan - kuningnya yang muda banget gitu nyaris pudar, aromanya nggak nyegrak. Larissa nggak punya krim malam, adanya krim sore ini. Dipakai kalau sudah tidak ada sinar matahari, maksimal pengaplikasian hanya 2 jam pada kulit lalu dibilas. Saya sempat nanya sama dokternya kenapa aturannya padahal krim dari skin care lain boleh dipakai sampai pagi. Jawab dokternya karena kandungan bahan pencerah dalam evening cream ini hanya bekerja selama 2 jam, jadi kalau dipakai lebih dari itu akan sia-sia saja ibarat pakai krim kosong. Menurut beberapa teman saya yang pakai evening cream dari Larissa juga, kalau dipakainya lebih dari 2 jam kulit bakal jadi kusam. Saya nggak tahu kebenaran pernyataan tersebut karena selama ini saya selalu taat aturan, 2 jam bilas. Bilasnya pakai facial foam yaa. Sebelum pakai krim juga cuci muka pakai facial foam (kalau make up agak tebal bersihin dulu pakai milk cleanser), nggak usah dikeringkan (nggak usah pakai tonic juga), ambil krim sebiji kacang ijo lalu ratakan ke seluruh permukaan wajah bareng sama air sisa cuci muka tadi. Ini juga saya pakainya nggak sampai leher (tadinya pernah nyobain day dan evening cream sampai leher tapi malah bikin kulit leher kering jadi nggak dipakai lagi di leher). Rasanya agak-agak sumuk gitu tapi nggak panas nggak perih. Habis itu tunggu aja airnya mengering bareng krimnya. Setelah 2 jam bilas hasilnya kulit tampak cerah berseri dan tidak berminyak. Kedua krim dari Larissa ini tidak memiliki efek bleaching ya, jadi tidak mengelupas kulit ataupun membuatnya lebih putih. Lebih cerah dan halus aja.

5. Acne Lotion (@27.000)


Ini aslinya juga bukan tea tree series tapi biasanya digabungin sama tea tree series karena tea tree series kan program pembasmi jerawat. Lotion jerawat ini mesti dikocok dulu sebelum dipakai karena terdiri dari 2 lapisan cairan, yang atas bening, yang bawah endapan sulfur. Aromanya khas belerang, mirip sama Sariayu lotion jerawat. Efektif untuk jerawat meradang gitu menurut beberapa review tapi tidak untuk jerawat batu. Kebetulan saya nggak punya jerawat meradang, kalau jerawatan biasanya jerawat batu jadi acne lotion ini agak mubadzir di saya. Pas tiga hari pertama habis beli rangkaian skin care ini saya penasaran gimana kalau pakai acne lotion di area komedo siapa tahu ngefek, atau ke seluruh wajah siapa tahu bisa mencegah jerawat numbuh. Jadi saya oles tiap malam ke seluruh bagian wajah. Hasilnya komedo tetep numpuk sementara kulit jadi kering ring ring sampai kalo senyum kaya ketarik, bahkan bibir ikut kering padahal saya nggak pakai sampai ke bibir loh. Jadi kalau pakai acne lotion ini cukup di area yang berjerawat saja karena bikin kulit kering. Pakainya sesudah aplikasi krim pagi dan sore.

6. Loose Powder (@30.000)


Bedak ini merupakan bedak tabur berwarna putih. Saya suka juga sama bedak ini, bisa dipakai langsung habis krim pagi kalau mau make up tipis aja, bisa juga dipakai untuk setting powder kalau make up agak tebel. Di dalam jar-nya sudah ada spons, spons-nya saya gunakan kalau pakai bedak ini abis krim. Kalau buat setting powder saya lebih suka pakai kuas. Biarpun warnanya putih, tapi nggak kelihatan kayak bedakan tepung kok. Warnanya nge-blend sama warna kulit saya. Waktu dipakai ada sensasi segar di kulit, aromanya juga segar, dan di kulit nggak terasa berat karena ini loose powder, lumayan me-matte-kan kulit sebelum berminyak. Daya tahan saya nggak memperhatikan karena loose powder susah kelihatan sih ya. Tapi kayaknya 2 jam pasca dipakai kulit sudah berminyak meskipun bedak masih nempel.

Hasil pemakaian rangkaian skin care ini setelah hampir 20 hari saya pakai cukup memuaskan. Tapi pas tiga hari pertama sih enggak -_-. Soalnya 3 hari pertama itu kulit saya kering kaya kertas *dramatis ya* dan kakuuu. Mungkin itu karena malam hari saya pakai acne lotion sih, soalnya pas saya udah nggak pakai acne lotion ke seluruh wajah, kulit saya - dan bibir juga - berangsur membaik, nggak kering lagi. Hari-hari selanjutnya kulit semakin cerah - terutama sehabis cuci muka setelah 2 jam evening cream - dan halus, kalo lembut sih nggak terlalu. Mungkin karena kurang lembap. Rangkaian tea tree ini memang nggak terlalu melembapkan, soalnya kan diperuntukkan kulit berminyak. Kulit wajah saya tuh tipe yang komedoan. Adanya di dahi, hidung, pipi, sampai dagu. Yang paling parah sih di area hidung dan pipi. Kalau di-facial pun sesudahnya walau kelihatan bersih tapi beberapa hari kemudian pasti sudah nongol komedo-komedo baru. Kalau saya iseng mencetin sendiri tiap hari pun saya yakin bakal tetep nongol juga tiap hari itu komedo. Heran deh, gemar amat nongkrong di muka saya! Setelah facial di Larissa juga masih ada komedonya, tapi semenjak saya pakai rangkaian tea tree series ini - terutama krimnya - komedo lumayan berkurang. Kelihatan berkurangnya tuh karena kalau habis diekstraksi nggak muncul lagi di tempat yang sama...jadi makin dikit area yang komedoan. Jerawat? Saya sudah bilang kan kalau saya tuh tipe yang kalau jerawatan munculnya jerawat batu. Selama pakai produk Larissa ini nggak numbuh jerawat batu baru, jerawat kecil-kecil yang ada sebelum facial dan sudah dibersihkan - sekarang tinggal bekasnya - juga nggak muncul lagi.

Secara keseluruhan sih Larissa Tea Tree Series ini saya syuka. Nggak bikin break out, kulit jadi lebih halus dan cerah, bebas jerawat. Komedo masih ada sih di seputar hidung dan pipi -_-, ini biarpun di-facial juga belum hilang sempurna. Pori-pori masih besar, tapi nggak tambah buluan seperti kalau pakai krim gaje. Btw, sisa bulu-bulu krim gaje masih nampak di kulit wajah tapi nggak bertambah parah. Meskipun saya suka, tapi ada satu hal repot nih, evening cream-nya. Saya jadi harus teliti lihat jam untuk memastikan nggak telat ngebilas krimnya. Habis dibilas juga sepanjang malam sampai pagi nggak ada krimnya. Saya pernah baca-baca artikel, ada yang menyebut kalau pakai krim malam memang sebaiknya nggak dibawa tidur sampai pagi karena malam adalah waktunya kulit beristirahat tanpa diganggu oleh bahan kimia. Tapi ada juga artikel lain yang menyebutkan bahwa karena malam adalah waktunya sel kulit beregenerasi, maka perlu dukungan dari krim malam untuk mengoptimalkan regenerasinya. Saya bukan ahli dermatologis yang bisa menentukan pendapat mana yang benar, tapi untuk saat ini saya memang mengikuti yang pertama.

Untuk seluruh produk ini kalo habis kayaknya nggak semua akan saya repurchase. Paling krim-krim doang sama bedak tabur. Soalnya kayaknya 4 produk yang lain bisa pakai merk drug store. Oh iya, waktu konsul dokternya juga bilang nggak masalah kok di-combine dengan skin care lain asal yang merk drug store. Untuk krim sore sebenarnya agak males sih 2 jam bilas, saya ada pertimbangan pakai krim malam dari merk skin care lain, tapi nanti lah pikir-pikir dulu. (Sebenarnya saya sudah main ke klinik estetik lain yaitu LBC buat beli day dan night cream-nya, cuma masih pikir-pikir untuk mengganti atau meng-combine karena agak takut juga kalau efeknya tidak bagus.)

Sekian dulu yaa review saya kali ini, semoga bermanfaat :).

Notes :
+ cocok di saya, nggak bikin break out
- evening cream-nya agak merepotkan
- harga lumayan
- pembelian terbatas di Larissa doang (ini bisa + juga karena jadi faktor penjamin keamanan dan keaslian produk)

23 komentar:

  1. hay sis, : skg masih makai serangkaian dr Larissa itu kah? efeknya gmn sis?? ketergantungan ga?? thankyou sis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba :), sekarang aku udah ngga pakai produknya Larissa. Terakhir pakai awal bulan ini. Pas pertama makai sih bagus efeknya di muka, keliatan lebih bersih gitu tapi menurut aku sih enggak mencerahkan. Setelah aku lepas rasanya ngga ada ketergantungan kok. Cuma kalau pakai-lepas-pakai lagi efeknya jadi nggak terlihat menurutku.

      Hapus
    2. Iya kak, aku udah 1 tahun pake larissa tpi ngga putih", cuma ngeberaihin aja :(.
      Sekarng pengin ganti tpi takut ngga cocok

      Hapus
    3. Kalo aku sekarang malah udah sama sekali ngga pakai, hehe. Udah ganti ke produk yang bisa dibeli bebas aja di pasaran.

      Hapus
  2. Selain Larissa pernah ke LBC nggak kak? Aku masih pilih2 bingung mau yg mana. Ini lg baca2 review juga sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalok facial atau perawatan lain ke LBC belum pernah, tapi kalo pakai cream-nya pernah. Menurut yang aku baca-baca sih kalau mau facial bersihan ke Larissa, trus Larissa lebih ngefek kalo kulit wajahnya bermasalah - misalnya jerawatan. Nah kalo LBC kayaknya lebih menang di whitening/lighteningnya. Aku juga ngerasain gitu pas pakai creamnya, jadi lebih cerahan. Cuman pas stop ya balik lagi. Kalau Larissa selama aku pakai produknya dan berhenti engga ada masalah :).

      Hapus
  3. Alo kak mau tanya buat krim sore itu dimasukan di kulkas atau tdk? Trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu aku masukin kulkas kak tapi seingatku dari larissa engga nyuruh spesifik harus dimasukin kulkas kok asal ditutupnya rapat aku rasa di suhu ruangan masih aman.

      Hapus
  4. Halo kak mau tanya kalo pake cream mlm larisaa pernah ngerasa perih ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seingat aku enggak sih, rada lupa soalnya aku sekarang udah lama berhenti pakai.

      Hapus
  5. kak kalao memakai krem malam larissa yg seharusnya cuma 2 jam tp aku ktiduran sampek 4 jam baru cuci muka tu efeknya apa yaa...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum pernah sih tapi kalau aku baca" beberapa ada yang bilang bikin kulitnya malah kusam. Tapi kalo aku pernah tanya ke dokternya Larissa sih nggak ada masalah cuma zat aktif dalam creamnya udah nggak bekerja gitu aja.

      Hapus
  6. halo kak kalo makai krim pagi larrisa trs mau bepergian itu boleh ga make bedak produk lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak, aku tuh udah hampir stop larissa 2thn dan sekarang pgn ke larissa lagi, karena jrwt yg gede itu udah engga tumbuh sekaranh malah tumbuh lagi, menurut kaka gimana? Terimakasih

      Hapus
    2. Kak, aku tuh udah hampir stop larissa 2thn dan sekarang pgn ke larissa lagi, karena jrwt yg gede itu udah engga tumbuh sekaranh malah tumbuh lagi, menurut kaka gimana? Terimakasih

      Hapus
    3. Hai kalo menurut aku ya terserah kamu. Dipertimbangkan aja dulu kenapa stop ke Larissa dan apa saat perawatan di sana jerawat emang beneran sembuh. Kalau iya ngga ada salahnya balik lagi ke sana :).

      Hapus
  7. Kak aku abis dari larissa, dapet paket yang greentea
    Tapi anehnya ko ga dikasi krim malam ya? Cuman dikasi krim pagi aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kamu minta nggak pas konsul sama dokternya? Soalnya setahu aku creamnya Larissa diresepin dokternya. Coba tanyain lagi aja ke CSnya, memang kurang karena kamu udah minta sepaket atau memang miss communication aja pas konsul.

      Hapus
  8. Kak mau tanya
    Facial di larissa itu wajib apa enggak sih

    BalasHapus
  9. Kak, setelah pemakaian 3x krim malam dan pagi kok kulitku jadi kering ngelupas" gitu ya. Aku pakenya yg salah ato kulitku yg ga cocok ya

    BalasHapus