[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]
Alphabet cream kayaknya belum kehilangan pamornya. Setelah cukup lama beredar BB Cream yang sangat hits sampai hampir semua merk mengeluarkan produk ini, lalu muncullah nama-nama krim alfabet lain. Konon AA, BB, CC, DD, dan bahkan EE Cream pun sudah ada sekarang. Saya punyanya baru DD setelah BB, jadi yang saya review kali ini jelas DDC. Ini bukan barang baru, sudah lumayan lama ada di laci penyimpanan make up saya. Kenapa baru di-review sekarang? Karena baru sekarang pengen review-nya, belum so last year kan? Anggap saja belum.
Sebelum saya membahas soal kehebatan DDC ini, saya mau cerita sedikit. Saya sedang berfikir tadi, soal orang yang gemar berdandan pasti makin lama dandanannya makin bagus. Atau katakankan gini, orang yang hampir tiap hari dandan pasti lama-lama kelihatan makin cantik. Soalnya dandanannya makin rapi, makin pas, makin mendekati sempurna lah. Contohnya saya. *HUAHAHAHA, pede sekali ngasih contoh diri sendiri* Dulu tuh saya menganggap bahwa dandanin muka tuh ya harus setebal dan seputih mungkin. Jadi dulu saya pernah lho pakai alas bedak tebel masih ditumpuk TWC. Pokoke kuandel rek! Dan itu cuma di muka, jadi belang sama leher. Haduh kenapa dulu saya pede keluar rumah dan pacaran dengan make up semacam geisha amatir begitu -_-. Selain muka over tebel alas bedak dan bedak, dulu saya juga belum ahli pakai eyeliner. Jadi garisnya suka bergelombang, dan kiri kanan bedanya drastis. Mana lipstick-an tuh asal berwarna aja, tanpa memperhitungkan warnanya rapi nggak atau ngelebihin tepi bibir nggak. Ngasal banget deh dandanan saya zaman dahulu kala. Tapi kini, karena sudah merdeka dan saya bebas bereksplorasi make up-in muka sendiri maka saya sudah lumayan jago bikin muka cantik tanpa berlebihan. *memuji diri sendiri boleh kan yak*
Kembali ke DDC. Produk lokal yang pertama ngeluarin DDC kayaknya Wardah, baru setelah itu disusul LT Pro. Yang saya review ini yang dari Wardah karena saya punyanya itu. Inilah Wardah C-defense DD Cream! Ada dua shade, kalo nggak salah light dan natural. Saya pilih 01 Light karena pas nyoba tester kayaknya lebih cocok yang light jatohnya di muka saya.
Kemasannya tube berwarna kuning dengan tutup flip top bening. Nggak ada yang istimewa sih dari kemasannya kecuali warnanya. Kuning jreng bikin seger kaya ngelihat jeruk gituh. Mungkin ini diwarnain kuning karena si Wardah mengklaim produknya mengandung Vitamin C yang identik dengan buah jeruk. Harganya saya lupa, sekitar 20 apa 30 ribuan gitu kayaknya. Isinya 20 ml, cukup banyak kok dan hemat karena pakainya cuma butuh sedikit-sedikit.
Seperti biasa kemasan depan belakangnya perhatikan sendiri yaa... Intinya Wardah C-defense DD Cream ini seperti namanya mengandung Hi Grade Vitamin C. Plus ada SPF-nya juga, 30. DDC ini merupakan krim lembut dan nyaman yang merupakan kombinasi lightening, tabir surya, dan antioksidan untuk kulit tampak lebih bercahaya. Mengandung Vitamin B3 dan E juga. Dengan memakai DDC ini hasilnya kulit tampak lebih cerah dan halus dengan rona merata.
Dulu, waktu belum ada DDC saya pernah nyobain BBC dari Wardah juga. Lantas, apa bedanya BB dengan DD? Dari salah satu sumber yang pernah saya kepoin saya dapat informasi bahwa BB, CC, dan DDC sesungguhnya adalah kombinasi dari foundation, moisturizer, sunscreen, serta krim perawatan kulit yang dikemas menjadi satu formula untuk memperbaiki penampilan kulit. Kalau dari pengalaman saya BB (blemish balm) cenderung berfungsi melapisi, melembapkan, serta melembutkan kulit dengan hasil dewy sementara DD biasanya cenderung ke krim perawatan selain untuk melapisi warna kulit. Coverage DD lebih ringan daripada BB.
DD singkatannya bisa Daily Defense atau Dynamic Do All. CC adalah Complexion Correcting jadi buat meratakan discoloration warna kulit, AA kalau nggak salah Anti Aging, kalau EE eikke belum ngerti bokk.
Kita fokus ke Wardah C-defense DD Cream. Produk ini memiliki tekstur krim yang nggak terlalu cair, senderung kental malah, berwarna krem terang (yang shade light).
DDC ini mudah sekali diratakan dan sedikit aja cukup untuk seluruh wajah. Seukuran yang di foto atas itu bisa buat semuka saya - tapi untuk coverage tipis aja.
Setelah diratakan, DDC ini membuat warna kulit lebih cerah dan bercahaya. Halus juga. Meskipun saya bilang kulit lebih cerah bercahaya tapi nggak se-perfect editan filter kamera ya. Pori-pori masih nampak, dan noda yang gelap juga nggak ter-cover sempurna. Mungkin karena saya pakainya tipis aja. Kemampuannya meratakan warna kulit? Kayaknya lumayan, soalnya kulit saya nggak hiperpigmentasi parah jadi kayaknya warnanya merata aja pakai DDC ini - meskipun masih ada sedikit noda yang membandel. DDC ini kelihatan natural banget loh di kulit, kalau di saya lebih natural dari BBC dengan merk yang sama. Finish-nya dewy look, tapi nggak berkilau banget. Agak berminyak dikit di kulit saya yang sudah berminyak ini. Kalau mau kelihatan matte set pake powder sesudahnya.
Saya nggak setiap hari pakai DDC, jadi efek dari rangkaian vitamin pencerah kulitnya saya nggak bisa komentarin. DDC sebetulnya skin care sekaligus make up, tapi kalau saya lebih memfungsikannya sebagai make up pengganti foundation daripada skin care. Eh iya, DDC ini sayangnya kalau difoto pake flash menimbulkan white cast. Sama kayak foundi dari Wardah juga, tapi DDC ini white cast-nya sedikit lebih tidak parah. Dari hipotesa saya sendiri, rata-rata produk yang mengandung SPF pasti bikin white cast. Bener nggak?
Abaikan mata sayunya. Padahal udah diusahain ngelihat kamera lho itu -_-. Kulit saya sudah lumayan bagus saat ini :). Memang pori-pori masih gede, masih ada beberapa scar , dan satu noda bekas jeriwi di pipi - yang di deket alis itu bukan noda bekas jerawat, itu noda apa entah - tapi nggak parah, jadi boleh ya saya katakan bagus :p. Nggak ada discoloration - kalau habis facial sih ada - dan nggak ada jerawat meradang, horee!!
Apa? Kelihatan lebih cerah dan fresh bare face-nya? Yah yang after ini tuh kulit lebih terlapisi bahkan sampai ke alis dan bibir juga jadi terlihat agak pucat - efek kamera juga sih. Tapi kalau area mata dan bibir udah diwarnain bakal kelihatan cerah kok. Kalau yang diperhatiin bagian kulitnya doang itu lebih cerah dan halus - yang bercahaya di kamera kelihatannya hidung doang. Skin tone naik dikit ya? Naik setengah tingkat cuma nggak jelas di kamera. Masih nyambung lah sama warna leher dan tangan - saya nggak pakai DDC sampai leher kalau cuma buat foto-foto doang karena males ngebersihinnya, kalau pas mau jalan sih pakainya sampai leher.
Tuh kan kulit terlihat lebih halus, cerah, dan bercahaya. Tanpa coveran apa-apa lagi lho itu. Untuk make up kali ini perabotan yang saya pakai cuma sedikit. Habis DDC saya cuma pakai pensil alis, eye shadow, eyeliner (kali ini pakai yang pensil), blush on (pake lipstick) dan lipstick. Nggak perlulah shading apa contouring segala. Lagi males soalnya make up banyak-banyak, males bersihinnya.
Soal daya tahan, DDC ini cukup awet dari pagi sampai sore. Coverage-nya nggak banyak berubah. Nggak oxydize juga di kulit saya. Walau dipakai seharian, DDC ini nggak menimbulkan break out asal sesudahnya dibersihkan dengan tuntas. Kalau buat bersihin DDC ini saya biasanya pake make up remover dulu atau milk cleanser sebelum cuci muka dengan face wash.
Kesimpulannya : DDC ini cukup bagus hasilnya di kulit saya, terlihat natural untuk sehari-hari karena coverage-nya lebih ringan dari foundation, dan yang paling penting nggak bikin break out :).
Nah, sudah dulu ya review Wardah C-defense DD Cream ini. Semoga membantu :).
Notes :
+ hasilnya bagus
+ awet hasilnya, awet juga produknya
+ praktis, 1 krim skin care sekaligus make up
- agak berminyak
Masukkan komentar Anda...punya kka ada pa+++nya gk
BalasHapusklo punya aku ada
Punya aku barusan aku cek kok enggak ada pa++ nya yaa :'), SPF doang. Mungkin yang kamu beli produknya pembaharuan terbaru gitu kali yang disempurnakan, hehehe
BalasHapuska ko aku pake itu komedonya jadi malah nampak gitu ya? kk gitu ngga
BalasHapusIya kadang gitu Anisa, hehehe. Apalagi kalo diclose-up. Solusinya bisa scrubbing dulu sebelum pake DDC biar komedonya terkendali ;).
Hapus