Minggu, 26 Maret 2017

Nonton : Beauty And The Beast Live Action [2017]

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


"Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Then somebody bends
Unexpectedly 
Just a little change
Small, to say the least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and The Beast"

Hola halo...! Saya barusan baper karena semalam nonton Beauty and The Beast. Ada yang penggemar Disney di sini? Pasti sudah demam cinta-cintaan ala Belle dan Beast kayak saya. Dari semua karakter Disney Princess tuh saya paling suka Belle. Soalnya dia nggak lemah kayak kebanyakan tokoh putri. Bukan tipe menunggu diselamatkan pangeran tampan juga. Pemberani lah pokoknya, and I love that! Selain Belle, saya juga suka tokoh putri di film Brave. Ya kayak gitu seharusnya wanita, nggak cengeng dan nggak apa-apa butuh ditolongin prince charming. Dan kisah Beauty and The Beast ini juga favorit saya dari semua cerita putri Disney. Soalnya tokoh utama prianya bukan pangeran atau bangsawan tampan sempurna tapi malah Beast yang notabene buruk rupa dan seram. Yaah walau akhirnya tetap jadi pangeran tampan sih tapi kan ada proses inspiratif menuju semua itu.

Ngomong-ngomong, saya nonton Beauty and The Beast sejak dari versi kartunnya. Film pertamanya dibuat tahun 1991 - sebelum saya lahir Disney udah bisa bikin kartun sebagus itu!!! - dan berjarak 26 tahun sama film yang sekarang, 2017. Kalau yang live action ini garis besar ceritanya sama aja, meskipun ada beberapa yang diubah scene-nya tapi plot-nya tetap ajeg. Saya nggak perlu rangkumin ceritanya kan? Toh, jalan ceritanya pasti udah ketebak. Lagian biar nggak spoiler juga ;). Nah dari hasil pengamatan saya setelah nonton dua film-nya, saya mau berbagi dikit nih soal review saya saat melihatnya. *Eh ya, apa saya perlu bikin rubrik baru di blog ini ya? Yang ngebahas soal pelem-pelem anyar yang saya tonton.* Dari segi setting tempat, kostum, dan musical-nya sih dibuat ngikutin versi kartunnya. Yang saya bahas di sini soal tokohnya aja yaa, sama sedikit temuan lain yang nyantol di otak saya.

Karakter Belle, saya suka banget. Hobby baca, dianggap aneh di pergaulan, itu mirip-mirip saya *mmm*. Belle, sama cantik antara kartun sama live action. Kalo Beast, sereman di live. Yang kartun terkesan lucu malahan menurut saya, apalagi pas adegan dia latihan tersenyum lebar. Mirip ekspresi harimau bahagia yang di Cisewu :'D. Beast versi live, tampangnya garang, dengan bulu di hampir sekujur wajah dan tubuh, membuat dia terlihat mengerikan menurut saya. Apalagi ditambah penggambaran yang kurang jelas di awal film, kemunculan tiba-tiba dengan ekspresi datar, dan efek suara berat menggeram, duh bikin jantung siap-siap kaget!

Link

Link
Mata Beast versi Dan Stevens-nya...manusia banget! That's make me fall.

Tapi setelah adegan dansa, yang mana muka si Beast di-shoot close up, saya baru sadar dia nggak seseram yang saya kira. Mimik mukanya tetap mirip manusia, dan matanya, baguuus banget! Biru, bening, dan charming. Bikin wajah garangnya terlihat ganteng. Ini nih sisi pangeran yang saya temukan dalam karakter Beast. Setelah Beast berubah jadi manusia normal lagi, saya malah kurang bisa ngeliat kegantengannya - kecuali ya matanya itu sama. Dan entah kenapa, saya lebih jatuh cinta sama Beast saat seram. Perpaduannya itu lho, penampilan gahar kharisma bagus. Emm fix deh mulai hari ini tipe cowok saya yang kayak Beast! *saya yang aneh*

Link
Kata saya, gantengan mas Beast sisi kanan yang brewokan :*

Saya penggemar cowok tinggi besar dan sedikit badung. Bad boy ala Vin Diesel atau Dwayne Johnson, itu paporit saya banged! Eh, Taylor Lautner boleh juga ding! Makanya pas liat Beast yang tinggi gede gagah sangar - bwahaha - saya langsung suka. Ngga peduli mukanya gimana :). Eh, tapi ya, Beast itu di film ini - dan film kartunnya - digambarkan sebagai makhluk apa sih? Yang saya nemu sih gini...

Link
Kreatif banget ya pembuatnya...:O

Adegan yang saya suka dalam film ini, hampir semua. Tapi yang paling berkesan adalah saat Belle sama Beast dansa di ballroom. Musiknya bagus, koreografinya cantik, dress Belle-nya juga anggun walau modelnya lebih sederhana dari versi kartun. Tapi tetap cantik kok, apalagi bagian roknya yang penuh hiasan keemasan. Duh, jadi ngiler ingin dress kuning kayak Belle. Menurut pengamatan saya, kuning selain gaunnya Belle itu dianggap norak lho oleh awam. Selain adegan itu, saya juga suka pas sesudah dansa, dua tokoh utama diambil gambarnya dari belakang. Baguuusss. Terus adegan pas Beast nyanyi - dan suara beratnya ternyata bagus! - setelah melepas Belle pergi, itu ngena banget di hati saya. Bahkan saya sampe demen dengerin lagunya tiap saat sekarang, yang judulnya Evermore. Dinyanyiin oleh Dan sendiri, rata-rata lagu yang muncul di film ini emang dinyanyiin oleh pemainnya - bahkan Emma juga bisa nyanyi lho! Semua lagu dan koreografi dalam film ini saya suka. Dari lagu yang bersemangat sampai yang mellow kayak pas ditampilkan adegan Beast kecil - namanya pas jadi pangeran siapa sih? - nyanyi, itu semacam dia ngebayangin pas masa kecilnya gitu, bikin terharu. Seluruh pemainnya pasti latihan musik sama nari dulu kali yaa, bisa nampilin nyanyian dan koreo sebaik itu. Oh iya, kalau OST film yang lawas dinyanyiin Celine Dion sama Peabo Bryson, yang baru ini dikasih soundtrack sama juga tapi yang nyanyi Ariana Grande featuring John Legend. Sama bagusnya kok, cuma yang dulu lagunya lebih slow dan terkesan kayak lagu opera, yang baru lebih pop dan beat-nya lebih cepet. Lebih modern lah!

Tokoh-tokoh lain, bagus-bagus penggambarannya. Dari yang manusia atau perabotan, dengan versi kartun sama bagusnya. Ekspresi para perabot ini dalam versi baru memang kurang hidup - lebih berjiwa di kartun - tapi pengisi suaranya sungguh hebat, dari dialog aja saya bisa ngerasain feel benda-benda tersebut. Termasuk lembut dan sayangnya mereka pada pangeran, dan sedihnya saat kelopak mawar terakhir jatuh. Eh, pas para perabotan kembali menjadi manusia, saya tetep melihat kemiripan mereka sama saat jadi benda lho! Hebat banget ya animator CGI-nya! Adegan 3D-nya yang nggabungin animasi sama manusia juga nyatu banget! Eh, betewe, serigala-serigala di film ini tuh bikinan komputer jugakah? Kayak asli yaa.

Kalo tokoh Gaston dan ajudan gay-nya, saya juga ngerasa total banget mereka mainnya. Pemeran Gaston ituh, mukanya pas bingit buat tipikal Disney antagonis yang congkak bin songong dan suka mengagungkan diri sendiri. Oh iya, saya sempat baca soal ribut-ribut perkara LGBT di film ini. Aslinya dalam film, nggak ada penggambaran nyata kalau tokoh Le Fou, pembantunya Gaston gay kok. Ya ada tersirat dikit saat dia bertatapan sama Gaston, tapi itu cuma beberapa detik, dan nggak vulgar.

Saya nangis nonton film ini. Yap, kalau saya nangis berarti film ini sungguh ngena di hati, dan itu pertanda si film benar-benar bagus! Saya nangis sejak awal pas adegan Maurice janji bawain oleh-oleh bunga mawar buat anaknya. Bapak saya juga sebaik itu, kalau saya minta sesuatu pasti dibawain walau harus susah payah perjalanannya :'). Pernah tugas saya ketinggal di rumah, lalu pagi-pagi sebelum saya keburu kuliah Bapak saya nyusulin tugas ke Solo. Bantul - Solo jauh lho :'). Trus nangis lagi pas Beast membawa Belle datang ke Prancis masa Belle bayi. Mengharukan. Lalu saya terkesan pas adegan Belle diserang serigala lalu tiba-tiba Beast-nya loncat menerkam serigala tersebut. Dan after-nya pas Beast luka lalu ditolong Belle. Aaah baper! Saya kan juga mau nolongin cowok pas luka. Lalu pas adegan Beast-nya nunjukin perpustakaan raksasa ke Belle :). Ini bikin hati saya meleleh. Sampai hari ini saya masih selalu mengagumi pria smart berwawasan luas yang gemar membaca.

Saat dramatic fight antara Gaston versus Beast, paling nangis pas adegan Beast ditembak Gaston - kalo di film kartunnya ditusuk pisau ya? Itu epic bangetttt. Ditembak sekali, masih bisa ngebela diri, masih bisa loncat ke sisi lain kastil tempat Belle berada. Sebelum ini, suka banget ekspresi Beast waktu lihat Belle kembali. So romantic sumpah. Pas adegan si Beast 'mati' dan Belle bilang dia mencintai Beast itu bikin saya banjir air mata. Adegan ciuman setelah Beast 'hidup' lagi dan balik jadi manusia juga so sweet - meskipun tetep saya lebih cinta Beast saat jadi makhluk menyeramkan. Apalagi ditambah sifat gentleman-nya, saat nggak ngejatuhin Gaston yang telah menyerangnya.

Link

Di film ini, adegan yang bikin ketawa juga ada. terutama dipicu oleh duo Lumiere dan Cogsworth - yang luchu sejak dari versi kartunnya, Mrs. Pott dan Chip, juga istrinya maestro yang penyanyi opera. Emm, Le Fou juga luchu. Pemeran Le Fou ini dulunya pengisi suara Olaf di Frozen, film animasi besutan Disney juga. Oh iya, pemeran Cogsworth dulu hampir terlibat di film kartunnya lho - tapi nggak jadi, llalu sekarang malah ikut memeriahkan film live action ini. Btw, pemeran Mrs. Pott saat jadi manusia tuh ternyata pemeran Profesor Trelawney di Harry Potter. Beda banget ya karakternya? Jadi selain Emma Watson, ada satu lagi cast Hogwarts squad yang main di film ini. Cuma, kalau Emma, pas jadi Belle atau Hermione, kayaknya nggak beda jauh karakternya. Sama-sama cerdas dan pemberani. Beda cuma di kostum dan nuansa setting filmnya aja.

Untuk film sekelas studio legendaris Disney yang sudah menelurkan buanyak film box office, Beauty and The Beast 2017 ini memang buagusss banget latarnya. Ditambah ratusan - maybe - pemain yang terlibat, wuah jelas cuma film ber-budget superbesar yang mampu bikin setting seapik ini. Desanya Belle, Kastil istananya Beast. Super detil dan megah! Bahkan kuda-kuda di film ini pun jelas terlihat dipilih yang terbaik. Kuda-kudanya gagah coy.

Adegan yang identik antara kartun sama live action, ada beberapa. Misalnya pas adegan nyanyi sebagai perkenalan tokoh Belle di desanya di awal. Trus adegan Beast ngajak Belle makan malam. Lalu adegan Beast didandanin para pelayannya yang jadi perabotan, dan malah jadi kaya badut :P. Juga adegan Beast makan langsung slurp dari piringnya, dan diikuti Belle. Adegan main di salju juga, iya enggak sih? Selain itu masih ada lagi kayaknya, ada yang bisa nemu?

Dalam film semegah inipun, teteup ada kurangnya pastilah ya. Yang saya nemu, aksen Belle yang nggak Prancis...mungkin karena Emma orang Inggris beraksen Bristish. Yang aksennya medok Prancis sejak film kartunnya saya tokoh lilin Lumiere. Selain itu...ah saya belum nemu. Kecuali...mungkin ending-nya yang terasa kurang greget. Terasa sayang film secantik ini ditutup agak ngambang menurut saya. Adegan terakhirnya cuma pesta dansa, tanpa ending pernyataan kalau Belle dan Beast menikah dan happily ever after. Mungkin agar nggak terkesan sangat dongeng kali ya? Biar lebih realistis gitu di jaman millenium ini. Yaa, walaupun terdengar klise dan saya juga nggak percaya ada kisah sebaik itu di dunia nyata, tapi kan menikah dan hidup bahagia selamanya itu ciri khas cerita putri Disney.

Secara keseluruhan, saya sukaaa banget nonton film ini. Nggak mengecewakan kok walau ada kekurangan. Beberapa orang ada yang berpendapat lebih bagus film kartunnya - yang masuk nominasi Oscar (atau menang sih?) - tapi saya lebih suka live action-nya. Yaah opini kan boleh beda. Tapi pokoknya saya sukaa banget sama film yang diangkat dari kisah legendaris ini. Saking sukanya, saya ngidam pingin beli boneka Belle sama Beast. Tolong dong beliin :D. Tapi, punya nggak punya bonekanya, saya tetap suka Beauty and The Beast. Film-nya drama musikal penuh nuansa negeri dongeng gitu. Cantik :). Penggemar Disney, pasti nggak melewatkan film ini kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar