[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]
Yuhuu, welcome back to my blog :)! Hari ini seperti yang saya bilang pas awal bulan, ada rubrik baru di blog ini yaitu book review. Sebenernya udah lama banget pingin nulis resensi buku, tapi selalu terhalang kemalasan berpikir ulang, dan akhirnya nanti-nanti trus nggak jadi. Hari ini saya jadiin deh. Sebelumnya saya mau cerita dulu. Jadi saya itu bisa baca dari balita kayaknya, soalnya ibuk saya guru dan saya sering diajak ikutan ke kelas ngajar. Mau nggak mau saya jadi ikutan nyerap pelajaran juga dan jadi lebih cepat bisa membaca. Dari sebelum usia sekolah, saya udah sering dibeliin majalah, yah bacaan-bacaan ringan gitu. Awalnya suka dibacain juga cerpen atau komik dari dalam majalah, lama-lama bisa baca sendiri. Setelah tahu keasyikan baca sendiri yang tidak akan tergantikan dengan mendengarkan dari mulut orang lain, saya jadi gemar membaca. Dari baca majalah yang pendek-pendek isinya - dulu saya paling suka rubrik cerpen, sampai baca buku yang lebih tebal alurnya. Masa sekolah dasar sampai menengah, tumbuhlah saya menjadi kutu buku. Biarpun begitu, jangan bayangkan masa kecil saya tuh nerd dan kacamataan tebal khas pandangan stereotype orang terhadap kutu buku loh. Saya beda. Saya adalah generasi kutu buku yang gaul dan hits pada zamannya. Saya lupa buku pertama yang saya baca itu apa, tapi yang saya ingat buku yang saya baca itu macam-macam genre-nya. Dari buku cerita anak-anak yang penuh pesan moral terselubung di dalamnya, buku dongeng anonim semacam cerita rakyat dan fabel, sampai karya sastra dari penulis besar saya lahap deh. Jadi saya kenal banget tuh nama sebangsa Marah Roesli, Abdoel Moeis, Sutan Takdir Alisjahbana, sampai Sutan Sati. Itu tuh nama-nama pengarang sastra lama yang padahal bagus banget dalam menulis tapi belum tentu anak muda sekarang tahu dan mau baca karyanya. Harus diakui bukunya memang bertema terlalu berat untuk anak seumur saya waktu itu, tapi saya paham kok dan malah jadi belajar. Trus tamat itu, saya beralih ke teenlit-teenlit yang ringan, novel terjemahan, sampai novel dan buku lain yang lebih berat tema dan isinya. Baca jadi salah satu hobi saya yang berlanjut sampai sekarang, dan kini kegemaran tersebut berlanjut jadi ke tulis menulis juga. Sejak serius nulis di blog, saya jadi sadar kalau memang passion saya tuh di dunia baca dan tulis. Ibaratnya saya selalu mau diminta baca dan nulis apa saja tanpa dibayar pun karena memang saya cinta. Passion ini sungguh jauh dari jalur pendidikan formal saya tapi yasudahlah tidak apa-apa.
Buku pertama yang akan saya review hari ini adalah sebuah novel terjemahan. Sengaja milih buku fiksi yang ngga terlalu berat dulu untuk dikupas pertama kali, soalnya saya belum tahu juga arahnya mau gimana nulis resensinya. Ntar sambil nulis dan jalan biar ngalir aja. Buku ini bukan teenlit buat anak remaja yang bikin baper sih, ini lebih serius tapi tetep seru genre-nya karena ada lucu-lucunya juga yang dikemas dengan sungguh-sungguh bukan yang recehan. Kalo The New York Times sih nyebutnya ini komedi shopaholic yang memikat. Sememikat apakah? Langsung saja saya mulai ya resensinya. Selamat menikmati!
Judulnya Crazy Rich Asian, karya Kevin Kwan yang diterbitkan oleh Gramedia. Saya belinya di Gramedia juga sudah beberapa bulan yang lalu. Buku ini dibuat dari tahun 2013, tapi baru dicetak di Indonesia tahun 2016 dan sekarang Gramedia sudah sampai ke cetakan keempatnya untuk buku yang saya pegang. Bukunya lumayan gede dan tebel, 480 halaman berukuran 23 cm dengan soft cover merah berilustrasi avatar seorang wanita yang digambar berpenampilan chic dan ada unsur naga yang mengisyaratkan kalau buku ini tuh erat kaitannya dengan Cina. Kertas bukunya ngga tahu jenisnya apa, tapi cukup tebal dan nggak gampang sobek. Di bagian belakang sampul, ada sedikit cuplikan cerita dalam buku ini yang lumayan sebagai pengantar untuk dibaca. Akan memberi sedikit gambaran sinopsisnya.
Buku ini dibagi dalam tiga bagian yang per babaknya ada bab-bab tersendiri. Setiap bagian cuma saling melanjutkan aja nggak ada satu tema khususnya gitu. Ini jadi semacam pembatas aja biar pembaca bisa membaca bukunya nggak kayak kepanjangan kalau langsung dibikin satu bagian doang. Crazy Rich Asian berkisah tentang hubungan asmara orang dewasa ala Rachel Chu dengan Nicholas Young sebagai tokoh utama yang tinggal di Amerika dan sama-sama berkarir sebagai dosen di sana. Suatu hari, Nick mengajak Rachel yang merupakan dosen ekonomi keturunan Cina untuk ikut dia berkunjung ke kampung halamannya di Singapura. Rachel enggak pernah tahu sebetulnya Nick berasal dari keluarga yang seperti apa dan bagaimana kehidupannya di daerah asalnya, jadi dia setuju dan bersikap biasa aja. Nantinya selanjutnya bakal dikisahkan soal keluarga Nick dengan banyak tokoh berbeda yang kebanyakan dari mereka memegang peranan dalam cerita. Nah sebelum tadi masuk ke part pengenalan tokoh Rachel dan Nick, pada buku ini halaman depannya udah ada pohon silsilah klan keluarga besar Nick. Jadi ada tiga keluarga yang bergabung menjadi satu pohon silsilah. Di sini ada buanyak nama tokoh - beberapa di antaranya pakai keterangan - yang saling berhubungan dalam satu ikatan klan tiga keluarga. Pas awal baca bukunya saya sering lupa ini tokoh siapa dan apa urusannya jadi sering banget bolak balik buka lembar depan buat lihat lagi daftar silsilah yang ada. Cuman lama-lama saya jadi hafal sama tokoh yang diceritakan kok kalau udah masuk di lembar-lembar tengah dan belakang buku.
Di awal, setelah pohon silsilah pembaca udah disuguhin prolog dulu untuk menggambarkan keluarga Nick si Asia yang super kaya gila-gilaan, jadi kita akan udah tahu duluan kayak gimana kondisinya. Setelah itu pas masuk di part Rachel, kita bakal paham kalau dia nggak tahu siapa sesungguhnya Nick dan keluarganya, dan di sinilah konflik dimulai. Bagian satu memulai dengan tanggapan keluarga Nick - terutama ibunya - yang akan kedatangan calon pasangan hidup anak mereka. Ibunya Nick, namanya Eleanor ini dibuat karakternya angkuh dan sangat direncanakan dalam bertindak. Eleanor selalu penuh pertimbangan dan punya prinsip kuat soal siapa yang boleh - dan tidak boleh - menjadi pasangan putranya. Dia banyak menyelidiki soal Rachel dan hubungannya dengan Nick dan pokoknya nggak setuju dengan latar belakang Rachel dan keluarganya. Nanti bahkan Eleanor akan betul-betul menelusuri kehidupan Rachel bahkan sejak masa dia belum lahir dari berbagai sumber terpercaya. Trus ada Shang Su Yi, nenek Nick yang sangat berpengaruh dan memegang kendali atas seluruh keluarga. Nick ini cucu kesayangan neneknya. Ada bab yang mengisahkan pesta di rumah nenek Nick yang super mewah tapi tersembunyi dari hiruk pikuk luar, dan di situ banyak tokoh yang dimunculkan. Nenek Nick ini berasal dari keluarga Shang yang besanan sama keluarga Young. Keluarga Young besanan lagi sama keluarga T'sien. Ketiganya menjadi satu klan kaya raya berdarah Cina yang berdomisili di Singapura. Kayanya tuh yang kaya dari dahulu kala gitu turun temurun hingga saat ini dan nanti sampai tujuh turunan barangkali karena saking banyaknya aset. Kekayaan yang paling jelas tergambar di buku ini adalah milik Shang Su Yi. Tapi kekayaan super edannya tuh bukan yang dipamerkan, melainkan justru disembunyikan menjadi rahasia antar keluarga aja - dan tentunya pihak-pihak yang berkepentingan atau setara kelasnya. Saking tersembunyi, rahasia, dan misteriusnya kekayaan maupun keluarga nenek Nick ini, sampai kalo misalnya di-search di Google pun nggak akan terdeteksi.
Cerita berlanjut ke proses adaptasi Rachel dengan keluarga Nick yang membuatnya kaget. Di sini Rachel mulai ditemani sahabatnya Peik Lin yang cukup kaya sehingga mampu membantunya dalam memahami dunia keluarga sosialita. Rachel yang boleh dikatakan sederhana, harus dihadapkan mendadak dengan rumah keluarga Nick yang bagai istana beserta segala isi dalamnya yang penuh gelimangan berharga. Trus interaksinya dengan keluarga dan teman-teman Nick - atau teman-teman temannya lagi berikut orang-orang yang mengenal Nick - yang tidak semua menyukainya - ada sebagian protagonis sebagian antagonis di sini. Di kalangan serba mewah ini Rachel juga jadi mengetahui jika Nick merupakan semacam 'putra mahkota' incaran para gadis se-Asia dalam radius jangkauan klan-nya, dan jadi banyak musuh karena pacaran dengan Nick. Selain cerita soal adaptasi Rachel dan apa yang dia lakukan serta timbal balik yang didapat, di sini banyak tokoh lain beserta konflik masing-masing yang sama menariknya tidak kalah dari kedua tokoh sentral.
Pertama ada persahabatan Eleanor dengan ibu-ibu sosialita terkenal; Carol, Lorena, Daisy, dan Nadine. Ibu-ibu ini sudah lebih banyak dari setengah abad umurnya tapi digambarkan tetap enerjik untuk belanja barang-barang mewah dan berkegiatan rutin kesana kemari. Kehidupan ibu-ibu ini juga sedikit diceritakan, paling disorot adalah keluarga Carol dengan konflik terkait anak tunggal kurang ajarnya. Trus ada pasangan Astrid dan Michael Teo yang 'berbeda kasta' karena Astrid berasal dari klan Leong - salah satu paman Nick yang kaya raya, sementara Michael warga sipil biasa. konflik mereka berasal dari ke-tidak percaya diri-an Michael bersanding dengan Astrid dan perlakuan keluarga Astrid padanya. Konflik menjadi panas ketika Michael 'seolah' berselingkuh dan rumah tangganya dengan Astrid berada di ujung tanduk dengan gugatan perceraian darinya. Tapi nanti muncul sosok Charlie Wu, mantan pacar Astrid yang menjadi semacam dewa penolong penyelamat keutuhan rumah tangga tersebut. Soal masalah Astrid ini mulai disinggung sejak lumayan awal di pengenalan tokoh beserta sedikit sisi kehidupannya tapi makin banyak dikupas di bagian dua. Keluarga Astrid - berarti keluarga Nick juga - banyak terdapat di pohon silsilah, tapi dikit yang dibahas. Dari seluruh nama, yang sering muncul di cerita adalah tentang keluarga kecil Astrid, keluarga Nick, dan ada yang namanya Edison Cheng si super gila sorotan dengan keluarganya. Part Eddie ini banyak lucunya karena dia sok banget dan serba kurang puas dengan apapun. Lucunya tuh yang rada ironis, bukan lucu lawakan tapi justru ini yang bikin ketawa. Kalo ngga ketawa minimal senyum deh dan mengakui bahwa ini lucu. Selain Edison, dari keluarganya dikisahkan juga Alistair adiknya yang polos dan pacaran sama aktris porno Kitty Pong. Ini juga lucu nih menghibur walau komedinya mengekspoitasi tubuh wanita.
Di pesta nenek Nick diperkenalkan tokoh Oliver yang saya suka banget. Oliver ini cerdas dan fashionable. Dia ramah pada semua pihak, nggak suka ngompor-ngomporin atau ikut terlibat masalah, pokoknya netral lah. Oliver dari keluarga T'sien, dan dari seluruh marganya dia yang paling banyak disebut. Ada Rosemary Young yang masuk ke keluarga T'sien juga tapi cuman dikit ambil peran. Trus ada tokoh yang bukan dari keluarga, yaitu Colin Khoo dan Araminta Lee yang merupakan pasangan. Colin ini sahabat Nick makanya dia diceritakan dan pernikahannya lah yang membuat Nick datang ke Singapura membawa Rachel akhirnya. Pesta lajang Colin maupun Araminta, juga wedding-nya menjadi salah satu kisah mewah dalam buku ini. Crazy Rich Asian memang banyak menghadirkan kemewahan. Banyak barang branded dideskripsikan di sini, properti mewah disebut-sebut - dari penthouse pribadi, pulau pribadi, hingga jet pribadi dan banyak lagi, perhiasan, gaya hidup. Pokoknya segala pernak pernik sosialita yang tak terbayangkan akan dapat kita baca. Setting ceritanya nggak cuma di Amerika dan Singapura aja, tapi juga sampai ke negeri-negeri di Cina seperti kemewahan Shanghai. Buku ini memang di-set sebagai pencerita soal kalangan jet set Asia, termasuk di dalamnya soal perbedaan golongan kekayaan. Ada yang dinamakan Orang Kaya Lama dan Baru, juga Cina Perantauan dan Daratan.
Selain tokoh-tokoh di atas, masih banyak nama lain yang muncul sekilas-sekilas. Nggak semua dari keluarga sih, bahkan dari pohon silsilah klan Young, T'sien, dan Shang aja nggak semua anggotanya muncul atau diceritakan. Yaa ada yang memang ambil peranan, ada yang enggak. Yang kecil-kecil dan muncul sedkit itu enggak saya ulas di sini karena toh tidak pokok banget. Lanjut aja ke bagian ketiga. Babak ini melanjutkan dan menjadi klimaks cerita. Ending-nya akan menyelesaikan masalah Nick dengan Rachel beserta tanggapan keluarga Nick, tapi bukan menjadi akhir cerita. Soalnya masih ada buku lanjutannya setelah selesai Crazy Rich Asian ini. Jadi di buku ini penyelesaiannya adalah tentang jati diri Rachel yang diungkap oleh Eleanor dengan bantuan - atau gerecokan - teman-temannya. Trus klimaks ini akan diiringi pendinginan jadi nanti di halaman paling belakang ditutupnya enggak dengan penuh emosi. Selain klimaks konflik Rachel dan Nick, di buku ini juga banyak konflik plus penyelesaian - atau setengah penyelesaian masalah tokoh-tokoh lain. Hmm, apalagi ya yang bisa saya kulik dari buku ini? Sepertinya segitu aja yaa.
Buku ini tuh menarik banget. Tokohnya banyak tapi pengarang bisa membuat sebagian besar mereka masing-masing jadi punya 'isi', nggak cuman tempelan pembantu pemeran utama aja. Keren lah pokoknya. Trus kecerdasan Kevin sebagai pengarang juga diperlihatkan dari detilnya penggambaran segala hal dalam buku ini. Mulai dari setting tempat, berjalannya suatu perhelatan, budaya dan makanan khas, pokoknya semua deh! Sepertinya ini sudah melalui riset serius atau Kevin memang mengalami sendiri hal-hal yang dia deskripsikan dalam buku ini. Alur bukunya maju, meskipun ada beberapa part yang retrospektif. Karena ini terjemahan - saya nyebutnya novel kadang buku, anggaplah sama - jadi kadang ada bahasa yang rada kaku, tapi secara keseluruhan sih bisa dipahami dan dinikmati. Buku ini tergolong genre fiksi buat hiburan, tapi disampaikan secara bersungguh-sungguh dan nggak ngasal. Saya awalnya rada pelan-pelan bacanya dan break dikit-dikit karena perlu mikir juga untuk memahami jalan cerita dengan ilustrasi kemewahan tiada tara yang sulit dibayangkan tanpa melihat sendiri. Tapi begitu baca makin banyak jadi ngga bisa berhenti sebelum kelar. Seru banget! Kevin Kwan sukses besar dalam menulis buku - atau novel, yeah novel bagian dari buku - ini.
So, sekian dulu yang bisa saya tulis hari ini. Semoga bisa dipahami untuk mengerti jalinan cerita dari Crazy Rich Asian. Ini saya tulis berdasar apa yang saya dapat udai baca bukunya, jadi murni dari pikiran saya sendiri. Semoga enggak terlalu spoiler ya :P. Walaupun kalau iya juga ngga pa pa sih toh ini bukan buku baru rilis. Penasaran mau baca juga? Kamu bisa dapetin bukunya di Gramedia, offline store atau online website-nya dengan harga Rp. 105.000. Terimakasih sudah baca dan see you guys :)!
Aku tahu buku ini, tapi aku golongan yang males baca buku terjemahan. lebih dapet feel-nya kalau baca di bahasa yang asli. Tapi cari novel Bahasa Inggris lumayan susah apalagi di Malang. Tapi yang ini ceritanya menarik banget ya, jadi pengen baca juga.
BalasHapuspretty-moody.blogspot.co.id
Iya, hahaha. Kalo buku terjemahan tuh kadang bahasanya jadi super kaku dan susah dibayangin kalo di dunia nyata tokohnya bilang kayak dialog di buku. Tapi swear ini bagus kok :).
Hapus