Rabu, 06 September 2017

[Experience] Menjelajah Wisata Alam di Gunungkidul

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya orangnya jarang piknik. Suer. Wisata paling banter saya cuma keliling toko-toko, mall, sama salon. Tapi lama kelamaan kalau dipikir-pikir, wisata semacam itu faedahnya cuma bikin saya menghabiskan banyak uang. Jadi saya coba selingi dengan wisata alam. Sebulan lalu, saya iseng ketemuan sama kawan lama yang rumahnya ada di Gunungkidul. Itu nama salah satu kabupaten di Yogyakarta ya. Sama temen saya ini, saya diajak wisata alam. Nah, di Gunungkidul ini yang terkenal adalah wisata pantainya. Tapi karena rumah saya saja sudah pinggir pantai maka saya nggak terburu-buru langsung ngajak ke pantai. Tujuan pertama kami adalah Embung Nglanggeran!

Embung adalah penyebutan untuk danau buatan. Di Nglanggeran ini embungnya terletak di puncak bukit, jadi jalan menuju ke sana pun rada mendaki. Jalan yang ada udah diaspal kok, jadi lebih mudah dilewati. Untuk menuju ke sana, saya nggak bisa nerangin jalannya jadi search aja di maps ya biar lebih jelas. Kalo dari Kota Jogja, perjalanan ke sini bisa mencapai waktu dua jam. Kami lewatnya pertigaan Sambipitu ambil kiri lalu ada pertigaan kecil ambil kiri lagi terus ikutin jalan dan lupa beloknya pas di mana. Setelah saya dan teman saya tadi menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, sampailah kami ke pintu masuk menuju embung. Di sini ada pos penjagaan dan dikenakan retribusi sebesar Rp. 10.000 untuk wisatawan domestik seperti kami. Lanjut masuk ke parkiran, lalu kami harus berjalan kaki melewati puluhan anak tangga untuk sampai ke lokasi embungnya.

Pas saya datang, itu sekitar jam tiga sore. Masih agak panas matahari menyengatnya, tapi udara di embung tuh dingin banget karena lokasinya yang di atas ketinggian. Embung Nglanggeran ini merupakan puncak tertinggi kedua setelah embung satunya yang berlokasi di Sriten, sekitar satu jam waktu tempuh dari sini. Waktu saya datang, bukan di hari libur atau akhir pekan jadi lumayan sepi. Tempat ini biasanya lebih rame saat hari libur dan waktunya sore menjelang malam. Kebanyakan yang datang sih cuma duduk-duduk kayak saya, atau foto-foto gitu deh.

Di beberapa titik lokasi, terdapat pondok kayu kecil untuk beristirahat atau berteduh. Sayang pondok ini kondisinya sudah nggak terlalu terawat dan agak kotor. Saran dari saya sih sebaiknya pengelola bisa lebih memperhatikan kebersihan dan kenyamanan serta keamanan sarana. Duduk di pondok ini sekitar 30 menit, saya udah bosen. Jadi kami berjalan-jalan saja memutari embung sambil ngobrol. Embung Nglanggeran sendiri diameternya cukup luas. Lumayan capek artinya kalau mau berjalan mengelilingi embung.

Setelah puas, kami turun kembali ke lokasi parkiran. Untuk turun ini jalur yang dilewati berbeda dengan saat naik tadi. Tangga untuk turun lebih landai dan melewati sejumlah warung makan yang dikelola penduduk lokal. Karena saya anaknya irit dan medit jadi nggak jajan apa-apa. Saya nggak ngecek harga makanan dan minuman di sini ada di kisaran berapa, tapi saya rasa nggak mahal-mahal amat kok. Kesimpulannya, untuk piknik ke sini sebenarnya hemat. Cukup mengeluarkan dana sebesar Rp. 10.000 untuk retribusi dan kalau ditambah beli makan/minum/snack-pun, saya rasa nggak banyak nambahnya, tergantung yang dibeli apa.

Pulang dari embung, kami mampir ke pantai walau sebenernya arahnya berlawanan. Karena udah jam 4 lewat jadi cuman ke satu pantai aja yaitu Kukup. Search sendiri lagi ya untuk tahu lokasinya. Untuk masuk ke area pantai, dikenakan biaya retribusi juga tapi saya lupa berapa tarifnya per orang. Pantainya kecil kalau menurut saya, dan pasirnya putih tapi nggak alus. Sayangnya, di beberapa spot banyak terdapat sampah-sampah yang setengah tertimbun di pasir. Jadi merusak keindahan pantai kan?

Pantai Kukup ini menyediakan spot foto bagi pengunjung yang mau berfoto dengan latar hiasan. Enggak tau nyewa atau gratis sih karena saya nggak nyobain. Saya cukup poto berlatar batu karang aja, hahaha. Di sini memang banyak batu-batunya. Setelah berjalan menyusuri pantai, kami iseng mendaki tebing yang ada di dekat sana. Di atas tebing ada beberapa pondok untuk beristirahat maupun melihat pemandangan di bawah. Saya nggak terlalu lama di pantai ini, menjelang pukul 5 sore udah pulang. Nggak nungguin sunset karena jam segitu aja pantai udah lumayan sepi pengunjung, jadi ikutan pulang aja.

Ah, segitu saja yang bisa saya ceritain hari ini. Semoga nanti saya bisa menjelajah tempat-tempah wisata di daerah lainnya ya trus bisa cerita-cerita lagi. Terimakasih sudah baca :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar