Senin, 31 Oktober 2016

REVIEW : Jant Blanc Hydra Nourishing Cream

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Beberapa bulan yang lalu, ibuk saya dapat oleh-oleh dari temennya. Kebetulan si tante temen ibuk tuh abis liburan ke Korea - karena suaminya orang Korea *penting banget ya ditulis?*. Oleh-olehnya skin care, ada satu jar nourishing cream dan sheet mask. Mask-nya udah saya pakai dan lupa rasanya gimana jadi enggak saya review. Nah nourishing cream-nya tuh ya ini. Tadinya ini dipakai sama ibuk tapi akhir-akhir ini beliau sudah bosan dan dibiarin aja jadi saya ambil deh :'D. Sayang kan mubadzir. ED-nya juga masih lama.


DESKRIPSI

Jant Blanc Hydra Nourishing Cream kayaknya bukan nama skin care yang familiar  didengar ya? Bahkan saya cari review-nya di Google pun nggak nemu. Ini adalah produk nourishing cream, nggak ditulis khusus wajah sih tapi saya seringnya pakai di wajah. Produk ini mencantumkan keterangan bahwa dia terbuat dari 'snail mucus' *hii lendir siput* plus gambar siput juga di jar-nya. Pas pertama barang ini datang ibuk bilang "hii ini kan iler siput masa dipakai di kulit kan jijik, berasa kayak ada siput ngesot-ngesot di muka" tapi akhirnya dipakai juga -_-'. Sesuai namanya. Jant Blanc Hydra Nourishing Cream ini ditujukan untuk menghidrasi dan memelihara kelembapan kulit. Ada sejumlah tulisan huruf Korea sih di kemasan tapi saya nggak paham itu bacanya gimana dan artinya apa. Isinya 50 ml dengan berat 1,69 FLOZ - saya juga enggak ngerti ini satuan apa.

KEMASAN

Kemasannya berbentuk jar berwarna peachy brown ber-shimmer dan gold untuk tutupnya. Tutup warna gold-nya berkilau tapi enggak shimmery gitu tipenya, ini kilaunya halus. Tutupnya bisa dibuka dengan cara diputar. Di balik tutup tadinya ada filter plastiknya, tapi ini udah ilang entah kemana. Jar-nya cukup berat kalau diangkat, bahannya kayak semacam keramik gitu deh. Berbobot lah pokoknya. Jar produk ini tidak banyak tulisan, cuma nama produk dan beberapa baris keterangan berbahasa Korea gitu. Tulisan - plus ilustrasi siputnya - di-print dengan warna gold juga. Enggak dicantumkan ingredients selain snail mucus itu tadi. *atau mungkin dicantumkan cuma eikke kagak bisa baca* Di bawah jar, terdapat tanggal kadaluwarsa produk.

Dari atas, mirip Dorayaki ya?



WARNA, TEKSTUR, & AROMA

Produk ini berbentuk gel bening kekuningan dan kental *walaupun namanya cream*. Ya persis lendir siput gitu. *agak hiiy* Cuman ada wanginya. Saya enggak pernah nyium siput dan enggak tahu aromanya kayak apa tapi aroma produk ini kayaknya dari tambahan fragrance deh. Sekilas, tekstur dan aromanya persis Bioplacenton. Itu loh gel bening yang mengandung ekstrak plasenta sapi. Agak yuck tapi bermanfaat untuk kesehatan. Kalau saya luka tuh saya lebih suka ngolesin Bioplacenton daripada Povidone Iodine. Soalnya adem, lebih tidak perih, dan cepat merangsang pertumbuhan sel kulit baru. Luka jadi lebih cepat sembuh deh. Luka kalo dipakaiin Bioplacenton juga katanya bekasnya lebih bisa diminimalisir. *kayak ngiklan*


Karena persis, saya pernah nyoba ngolesin Jant Blanc ini ke luka di jari kaki. Eh ternyata emang cepet sembuh lho. Gini nih, sore saya luka, malam saya olesin, pagi kering. Cuma Jant Blanc ini perih di luka, cekit-cekit gitu. Beda sama Bioplacenton.

Setelah tahu efeknya ke luka, saya jadi mikir kalau produk ini punya manfaat anti aging. Ya secara dia hebat banget membantu regenerasi sel-sel kulit baru. Nanti kita obrolin hasilnya kalau dipakai di muka yaa...

HASIL

Pas dipakai di kulit rasanya adem. Enggak ninggalin bekas - beda sama Bioplacenton, kalau Bioplacenton tuh mengering dan ngelupas kayak lem gitu. Sedikit aja cukup untuk permukaan yang luas soalnya gel-nya ini licin. Hemat deh se-jar bisa dipakai berbulan-bulan. Biarpun licin, tapi Jant Blanc enggak lengket kok. Habis dipakai dia cepat meresap dan permukaan kulit malah terasa kesat. Kesatnya bukan kering, malah lembap kok tapi enggak minyakan gitu. Ini tuh bikin tekstur kulit jadi kenyal dan kencang. Tuh kan bener manfaat anti aging-nya *bikin kulit kenceng*. Ini belum berdasar ke fungsi merangsang pertumbuhan sel kulit baru ya, tapi mungkin karena setelah dia meresap tuh sel kulit terhidrasi jadinya terasa lebih kencang.

Saya pakai ini setiap habis mandi sore. Saya fungsikan sebagai pelembap. Saya sekarang lebih suka pakai Jant Blanc ketimbang day cream atau olive oil kalau sore, soalnya ini tuh bisa menghidrasi kulit tanpa rasa lengket karena kan teksturnya gel. Saya belum pakai rutin, baru beberapa hari (eh mungkin semingguan ding) aja dan sejauh ini belum terlalu terasa banget apa manfaatnya. Kalau pas abis dipake ya rasanya kulit lembap tanpa rasa lengket dan kencang.

Produk ini nggak lama efek kesatnya di kulit. Kulit saya tetep berminyak lagi setelah beberapa waktu. Kayaknya sejam deh - maksimal dua jam *itu kayaknya ukuran waktu untuk kulit saya menjadi berminyak lagi*.

Jant Blanc enggak bikin break out di kulit saya. Malah kayaknya dia membantu menenangkan sisa break out kemarin. Eh saya jadi galau, aslinya komedo saya tuh muncul gegara stop LBC atau karena pakai Wardah? Dulu pas jaman pakai seri Wardah lightening sih emang saya tetep komedoan. Kayaknya besok mesti facial deh saya dan mengevaluasi gimana perawatan selanjutnya.

PEMBAHASAN

Berasa baca makalah ilmiah ya -_-'.

Berdasarkan sebuah artikel yang saya baca, saya bisa nulis ini :
Lendir siput mengandung proteoglycans, glycosaminoglycans, glycoprotein enzymes, hyaluronic acid, copper pertides, antimicrobial peptides, dan trace elements termasuk copper, zinc, dan iron, serta semua kandungan yang diperlukan untuk regenerasi kulit atau mengatasi kulit yang rusak dan luka. Pada siput, lendir mempermudah dalam berjalan (?) melewati bebatuan dan berfungsi mengobati luka pada badannya yang lunak ketika bersentuhan dengan permukaan yang tajam maupun kasar. Lendir siput ini juga mengandung enzim-enzim yang menstimulasi colagen, fibronectin protein, elastin fibers, dan zat yang berfungsi sebagai anti aging agar kulit awet muda serta dapat mempercepat penyembuhan luka, mengembalikan kondisi kulit dan rambut yang rusak, hingga menyuburkan dan menguatkan batang rambut. Kemudian, kandungan yang dimiliki lendir siput juga dapat meningkatkan kemampuan lapisan epidermis kulit manusia untuk mempertahankan kadar air sehingga kulit tetap lembap. Wow, tons of benefits!
Keren yah manfaatnya. Pantesan emang ngefek buat penyembuhan luka dan di wajah saya. Tapi saya mikirin si siput yang diambil lendirnya, gimana ya? :(.

Repurchase? No. Karena enggak tahu di mana belinya. Kan ini oleh-oleh broo. Kalo produk lokal kayaknya belum ada ya snail mucus semacam ini.

Notes :
+ isinya lumayan banyak dan hemat dipakai
+ alami - sepertinya aman dipakai kulit sensitif, dibanding pakai produk berbahan full kimia
+ rasanya adem di kulit dan tidak menimbulkan break out
+ kulit langsung lembap tanpa lengket dan kencang setelah pakai, bisa sekalian dijadiin base make up nihh
+ mempercepat penyembuhan luka
- enggak tahu belinya di mana dan harganya berapa
- bagi sebagian orang mungkin akan terasa jijik - kebayang nggak sihh escargot hidupnya melata di pipi :'D
- bagi sebagian umat Muslim mungkin masih ragu akan halal haramnya - tapi saya sih pakai :'D

Keranjang Belanja Oktober [Empty]

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Happy Halloween! Ini pas tanggal 31 dan udah saya jadwalkan nulis pos empty :).

Bulan ini lumayan banyak produk yang saya habiskan. Sebagian produk udah dari lamaa pakainya dan baru habis. Saya juga mau nulis soal produk pengganti yang kira-kira akan saya beli dan daftar belanja lainnya bulan depan. Oktober cepat berlalu ya? Rasanya belum lama masih awal bulan lho ini tau-tau udah mau ke November aja. Btw, saya pernah baca soal teori psikologi yang ngomongin kalau rasa suka pada seseorang tuh rata-rata cuma bertahan selama 4 bulan. Kalau lebih dari itu, baru namanya cinta... *akuhbaper* Ini udah bulan kelima adek jatuh cinta padamu loh bang, kok nggak direspon sih T_T. Kayaknya saya harus mengganti istilah deh, soalnya setiap yang jatuh pasti sakit - termasuk jatuh cinta.


Kita balik ke topik semula deh sebelum saya dilanda hujan kegalauan. Jadi apa saja produk yang saya abisin bulan ini? Mulai dari body care ya...



1. Sumber Ayu Lulur Mandi Susu

Ini baru saya pakai tiga kali deh kayaknya dan udah abis. Emang isinya dikit sihh. Tadinya saya tuh tipe yang rajin luluran, yaa paling enggak seminggu sekali - bahkan kayaknya pernah seminggu dua kali. Tapi bulan ini jadwal luluran saya tidak menentu.

Bulan depan saya mau balik ke body scrub Mustika Ratu. Ini sedang bimbang antara mau yang varian olive apa rose. Pinginnya beli rangkaian Zaitun Body Care tapi kok butter rose saya masih banyak... Yang belum saya cobain sih varian jasmine, tapi belum pingin beli sih. Eh saya udah cerita belum ya, kemarin saya nonton berita yang ngomongin soal beda mentega dan margarin. Terus host-nya bilang kalau butter itu beda dengan mentega. Butter translate bahasa Indonesianya apa sih? Soalnya saya kira selama ini butter itu ya mentega.

2. NIVEA Whitening Happy Shave Deodorant

Ini masih dikit isinya cuma saya udah malas pakai karena susah dituang buat membasahi roll on-nya. Produk ini udah dari bulan kapan ya belinya? Bukan bulan ini kok. Awet banget karena belakangan jarang dipakai. Soalnya mesti nunggu kering abis pakai kalau nggak mau si deo nempel ke pakaian. Saya lupa ngecek ini bikin noda kuning nggak ke pakaian - tapi kayaknya enggak sih.

Sebenernya saya suka deodorant ini, tapi untuk bulan depan mau nyari yang spray aja kemasannya biar langsung kering abis semprot. Cuma biasanya yang spray tuh lebih mahal dan lebih cepat habis.

3. Marina UV White Bright & Fresh Hand & Body Lotion

Yang udah abis yang di rumah. Yang di kos malah masih setengah. Saya lupa duluan mana belinya tapi kayaknya nggak beda jauh deh jarak belinya. Padahal yang di rumah saya selingi pemakaiannya sama butter lho kok masih cepet habis juga. Mungkin karena saya lebih sering di rumah dibanding di kos. Kalau dihitung-hitung sih memang saya biasanya di rumah dari Sabtu malam sampai Kamis pagi, sisanya di kos. Plus minus 1 hari lah maju mundurnya.


Saya rindu pakai body serum jadi bulan depan rencananya mau beli NIVEA Body Serum. Pingin Viva Body Creme juga tapi enggak terlalu butuh beli sihh. Jadi kayaknya belum deh kalau bulan depan.


Beikutnya, produk skin care wajah...


1. Wardah Eye Make Up Remover

Ini skin care apa make up coba? Bodo amat lah ya saya masukin ke skin care. Produk free ini akhirnya habis juga setelah beberapa bulan saya punya. Agak lama habisnya karena memang nggak setiap hari dipakai.

Beberapa teman saya ada yang lebih suka bersihin make up pakai baby oil daripada beli make up remover khusus. Ini soal selera aja sih. Kalau saya malah kurang suka soalnya baby oil tuh biarpun aman - kan produk buat bayi - tapi kalau dipakai bersihin make up abis itu bikin muka saya super kumus-kumus. Yaa secara dia oil. Saya punya baby oil dan pernah saya baca bahan dasarnya tuh mineral oil. Bahan ini juga ada di make up remover. Pantesan kalau abis bersihin make up pake make up remover - biarpun bersih - muka saya berminyak juga - walau tidak sebanyak minyaknya baby oil. Saya lebih suka memfungsikan baby oil tuh buat bibir yang kering pecah-pecah, atau buat kulit yang bersisik. Suer manjur bikin bibir dan kulit jadi alus lagi.

Bulan depan saya belum akan beli make up remover baru. Malah pingin kutex remover. Saya pernah lihat di konter SILKYGIRL. Harganya lebih mahal dibanding Aceton sih, tapi kayaknya lebih aman bahannya. Oh iya bulan depan saya pingin nail art lagi ah - tapi di tempat lain, masih ngidam kuku gambar Minion :*.

2. Viva Face Tonic Green Tea

Ini saya pakai setiap hari bulan ini biar cepet habis. Soalnya saya masih punya toner Larissa sih. Kalau pasangan toner Viva ini yaitu milk cleanser-nya malah masih setengah. Saya pakainya diseling sama milk cleanser Larissa juga. Produk pembersih dari Larissa ini cukup awet saya pakai, meskipun udah lebih dari tiga bulan saya pakai tetep masih juga. Soalnya emang pakainya diselang-seling sama produk lain sih. Untung kalau produk pembersih saya enggak break out walaupun gonta ganti.

Bulan depan belum akan beli pengganti. Toner masih ada.


3. Theraskin Astringent

Ini juga saya abis-abisin bulan ini. Jarang saya pakai buat muka, malah saya pakai buat toner-in badan :D. Biar cepet abis ajaa... Saya udah bosen pakai astringent soalnya dan agak kurang sreg sekarang sama merk skin care-nya.

Bulan depan nggak ada rencana beli astringent.

4. LBC Day & Night Cream

Yang night cream berubah warna dari kuning menjadi kecoklatan sebelum habis masa berlakunya. Yasudah saya stop aja. Habis stop muka rada protes. Eh kalau break out semacam yang saya alami sesudah stop produk tuh namanya ketergantungan nggak? Soalnya saya pernah baca pendapat orang kalau misalnya stop produk trus kulit jadi kembali ke kondisi semula sebelum pakai itu namanya bukan ketergantungan karena intinya kulit perlu perawatan rutin. Kalau abis stop trus kondisi kulit jadi lebih jelek dari sebelum pakai baru namanya ketergantungan. Kalau menurut saya sih ya umpama stop produk trus kondisi wajah berubah dari pas pemakaian ya berarti ketergantungan non. Wong artinya kalau kulit protes kan minta pakai produk itu terus. Kalo ngga ketergantungan tuh diganti ke produk lain gak ngaruh toh produk lain kan merawat juga.

Break out yang saya alami nggak terlalu parah sih - walaupun tetap bikin kezel. Kalau ditanya kondisi kulit apa jadi balik ke semula sebelum pakai produk, kayaknya hampir iya deh. Dulu kulit wajah saya juga komedoan plus kusam. Tapi enggak bruntusan sihh.

Nggak ada rencana repurchase LBC, sekarang saya sudah pakai Wardah buat krim wajah.


Ada daftar belanja produk lain yang perlu saya tulis juga, biar nggak lupaa. Tapi ini sebenarnya daftar keinginan aja sih, hehehe. Secara saya sekarang harus hemat. Eh kemarin ada temen saya yang punya temen yang jago ngeramal bilang kalo saya tuh dibaca dari namanya adalah karakter orang yang pandai memanajemen uang. What's? Kayaknya emang muka pelit saya gampang dibaca. Dan karena ucapan itu - bukannya musyrik - saya jadi pingin manage uang bulan ini secara tepat.
  • Pingin lipstik Purbasari shade baru. Tapi setelah dipikir-pikir shade barunya tuh kayaknya didominasi warna pink ya? Saya udah punya banyak warna pink. Jadi batal aja dah beli Purbasarinya. Sorry yaa akyu batal ng-review warnanya secara lengkap. Entah besok kalau mendadak dapat rejeki nomplok ada yang beliin. Oh iya saya mau update review dikit. Purbasari lipstik matte tuh tadi saya pakai no 81 buat ngampus, trus di-touch up menggumpal. Saya lupa dulu di review bilangnya gimana pas touch up - males ngecek. Dan saya ngeh-nya yang menggumpal baru ini, yang lain belum merhatiin. Mungkin nanti saya cek kalau pas touch up pakai shade lain, soalnya kadang dari satu seri lipstik tuh pada beda-beda kualitasnya.
  • Pingin lip cream Revlon atau LT Pro. Tapi ini baru pingin, belum pasti beli. Revlon kemasannya unyu jadi saya kepincut. Kalau LT Pro katanya dupe dari NYX SMLC jadi saya penasaran. Kalau dupe NYX SMLC berarti teksturnya creamy, enggak liquid kaya Wardah EMLC yaa. Sempat pingin Wardah EMLC juga yang shade lain selain yang udah saya punya, tapi kok lip cream ini malah kalah pamor dari Intense Matte ya? Batal aja deh.
  • Pingin juga shade lain dari Sariayu DLC. Saya punya yang K-06 tuh, dan itu aja saya sering salah sebut jadi K-07 kayaknya :'D. Duuh kok aku pelupa gini sih padahal belum uzur -_-.
  • BB Cushion! Narget beli Maybelline tapi kok mehong yaa. DDC saya udah hampir abis nih, masih punya foundi sih tapi saya tetep pingin BB Cushion. Saya juga masih nyimpen Garnier BBC di rumah tapi itu udah kadaluwarsa dan nggak bisa dipakai. Eh dulu saya pernah dapat tester BBC Caring, dapat free dari majalah. Yaa beli majalah dapat bonus make up gitu, asik ya :D. Saya dapat tester tiga varian. Sayang - seingat saya - saya kurang suka semua varian BBC-nya, agak kurang rata dipakai saya - entah karena BBC-nya atau karena kondisi kulit saya.
  • Produk perawatan rambut, belum fix mau merk apa. Sejak potong rambut jadi pendek saya kurang aware sama perawatan rambut. Cukup sampoan aja beres. Shampo pun segala merk oke aja saya pakai. Bahkan saya pernah sampoan pakai sabun cair Dettol :'D. Untung nggak bikin rambut kering. Saya pernah iseng sampoan pakai sabun batang kesehatan soalnya dan rambut jadi kuering pol. Ngomong-ngomong, rambut pendek saya tuh sempat gagal bentuk habis potong. *ini pernah cerita belum ya* Jadi ceritanya saya potong dari rambut panjang sepunggung ke sebahu. Maunya saya potong lurus biasa aja, eh malah dibentuk shaggy sama kapsternya. Mana rambut shaggy nggak ngetren di tahun pas saya potong itu - saya potong tahun lalu kan ya? Trus rambut saya kan tebel dan megar, kapster salonnya pengen nipisin eh malah ketipisan. Saya jadi kayak anak habis sakit tipes dengan rambut pendek tipis. Mana bentuk potongannya wagu. Untung saya orangnya sabar jadi nggak nuntut kapster salonnya biar dipecat - yaa walaupun sambil sebel sihh. *saya pernah sebel juga sama kapster salon yang gagal ngecat rambut saya, mana bayarnya mahal lagi* Abis potong yang gagal itu saya potong lagi ke salon lain untuk memperbaiki bentuknya. Jadilah rambut saya bob sebawah telinga. Kepala saya jadi kayak jamur deh kalau pas nggak sisiran - kadang kayak Jaiko kalo pas rambutnya bandel nggak mau ditekuk ke arah dalam. Tapi untung potongan bob bisa sedikit menyamarkan ketipisan rambut saya. Untungnya lagi biarpun udah tipis tapi rambut saya masih megar jadi kelihatan agak bervolume. Setelah rambut saya bertumbuh, banyak rambut berdiri di kepala saya, ini rada ngeselin. Sekarang saya mau manjangin rambut lagi. Ini udah sebahu lagi. Rambut sebahu tuh nanggung ya, susah di-blow masuk. Kalau kena pundak maunya mencuat keluar-keluar aja. Selama rambut saya abis dipotong sampai sekarang saya cuek sama perawatan rambut. Selain karena biar hemat juga karena males, hehehe. Dulu - pas rambut masih panjang - sempat pakai Mustika Ratu Hair Care Series sih. Isinya lengkap dari minyak cem-ceman, shampo - ada banyak varian dengan kandungan bahan alami, kondisioner bilasan santan. cem-ceman hair mask, sampai ramuan penyubur rambut. Alami semua ya namanya... Saya nggak bisa menjamin isinya alami juga karena yang namanya produk pabrikan - apalagi skala besar - sudah pasti tersentuh proses kimia. *tapi ya entahlah beda pastinya alami dan kimia tuh gimana* Nambah dikit lagi curhat, saya kok pingin ngecat rambut jadi ungu ya? Hehehe. Baru pingin aja sihh, tapi ragu bakal bagus nggak hasilnya, bakal ngerusak rambut nggak... Soalnya saya dulu sering bleaching rambut dan ngecat, dan itu bikin rambut kurang sehat. (Eh saya udah pernah bahas soal ini belum ya? *kalau sudah ya biarlah kalau belum yaudah saya nggak akan bahas panjang di sini*) Nggak usah ngecat aja kali yaa. Oh iya, pas rambut saya dipotong pendek tuh tunggal dikit bagian atas yang bekas bleaching+cat. Rambut yang numbuh itu masih alamii... Kayaknya biar alami aja deh nggak usah dimacem-macemin.
Kayaknya itu dulu deh. Nanti mungkin masih ada tambahan belanjaan lain. Dan bisa juga belanjaan dadakan tengah bulan :D, kadang kan ada satu dua produk urgent yang harus segera dibeli dan nggak semua bisa saya share di blog - nggak penting juga sih, nggak semua orang mau tahu sama belanjaan saya :'D.

Untuk urusan belanja, kayaknya wanita lebih boros daripada pria ya? Saya jaraang banget nemuin cowok yang gila belanja, belum pernah ding malah. Saya pernah nulis pos soal kenapa wanita boros dan kayaknya isi tulisannya nggak menjawab pertanyaan judulnya, hehehe. Jawabnya ya mungkin takdir aja. Kan nggak semua wanita boros juga. Saya doang kalik T_T - ini berusaha mengontrol.

See you yaa di pos fully loaded. Bye :*!

Rabu, 26 Oktober 2016

REVIEW : PIXY Cleansing Express Brightening

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Selain pembersih wajah konvensional - milk cleanser - saya juga punya pembersih wajah praktis ;). Yang ini biasanya saya pakai kalo di kos. Soalnya saya males bawa banyak bawaan ke kos. Jadi yang praktis-praktis aja. Yang saya bilang pembersih wajah praktis tuh PIXY Cleansing Express Brightening. Ini adalah pembersih wajah berbentuk cair, fungsinya untuk membersihkan wajah dari debu, kotoran, maupun make up. Ini suer praktis karena sekali usap - tentunya dengan bantuan kapas - debu, kotoran, dan make up langsung terangkat. Biasanya produk ini saya pakai sebelum cuci muka.


Saya lagi belajar teknik foto yang tepat dengan hasil bagus. Karena pas foto pembersih ini sendirian dia tenggelam dalam warna latarnya - jadi pucet gitu fotonya - maka saya tambahin properti lain biar berwarna. Berhubung nemunya anggur yaudah anggurlah yang dipakai :'D. Soalnya warnanya match sama latar sihh. Saya pernah baca artikel tentang fotografi yang bilang kalau supaya hasil foto kita warnanya sama dengan aslinya, kita bisa pakai selembar tisu putih/kertas HVS untuk menetralisir warna. Pantesan kalau orang lagi foto/shoot gambar pasti ada styrofoam di samping objek fotonya. Saya udah nyoba cara ini, cuma agak repot di mana nempatin tisu/kertas putihnya supaya tetap ngaruh ke warna foto tapi nggak ikut kefoto. Lain kali saya coba lagi deh sampai dapat posisi yang pas.

DESKRIPSI


PIXY merupakan merk kosmetik produksi Mandom Beauty, Tokyo. Kalo di Indonesia sih pabriknya di Bekasi. Merk ini sudah mengantongi ijin BPOM untuk produk pembersihnya yang akan saya review kali ini. PIXY punya logo khas berbentuk semacam setengah sayap kupu-kupu. Saya ingat banget logo ini ada di setiap produknya - terutama yang saya ingat ada di tutup lipstik yang berbentuk ala kelopak bunga. *saya kayak pernah nulis begini dengan kalimat yang berbeda kayaknya, saya ralat ya, tulisan yang tepat tuh yang ada di pos ini*

PIXY Cleansing Express Brightening merupakan pembersih sekaligus penyegar yang tidak mengandung alkohol sehingga lembut untuk membersihkan kotoran dan make up. Dapat digunakan untuk daerah sekitar mata dan bibir. Produk ini punya varian lain selain brightening yang saya punya ini. Si brightening didominasi warna biru muda, trus ada yang anti acne berwarna hijau, dan ada yang botol pink serta ungu cuma saya kurang jelas itu varian apa. Yang pernah saya pakai baru brightening biru sama hijau yang anti acne dulu.

PIXY Cleansing Express Brightening mempunyai formula 2-Way Bright yaitu :
  • Natural Whitening Extract, membuat kulit tampak lebih cerah
  • Soya Bean Lechitin dan derivat Vitamin C, membersihkan kulit, mengangkat kotoran, make up, dan minyak berlebih di wajah tanpa membuat kulit kering sehingga kulit bersih, lembut, dan terasa lembap.
Saya rada gamang antara istilah brightening, lightening, dan whitening. Kalau di-translate arti ketiganya jelas berbeda. Brightening artinya menerangi, lightening justru artinya meringankan - tapi bisa juga mencerahkan, sementara whitening jelas memutihkan. Banyak produsen yang melabeli produknya dengan embel-embel tiga istilah di atas dan disalahartikan oleh pembelinya dengan makna memutihkan. Memang cewe cewe gaul jaman sekarang kayaknya pada terobsesi putih ya? Dulu saya juga. Sekarang sih udah enggak. Warna kulit normal aja sewajarnya. Ya mau sih kulit cerah dan bersinar, tapi nggak kudu putih seperti tembok yang baru dicat. Itu agak ngeri malahan. Paradigma putih itu cantik tuh salah kaprah tapi terlanjur dijadikan patokan buat mayoritas masyarakat Indonesia.

PIXY Cleansing Express Brightening ini bilang dia brightening, tapi ada kandungan whitening-nya dan fungsinya mencerahkan kulit. Saya jadi bingung ini mau produsennya apa? Mungkin produsennya gamang juga sama kayak saya soal perbedaan makna ketiga istilah di atas. Ya sebenarnya bisa diartikan ketiganya menaikkan skin tone. Cerah/terang bisa bermakna menaikkan skin tone juga lho - meskipun bukan secara harafiah, kan tetep beda warnanya kalau dibandingkan dengan kusam.

Di balik botolnya, PIXY Cleansing Express Brightening menulis "Dapatkan kulit bersih, terasa lebih lembut, dan tampak lebih cerah". Ada cara pakainya juga, yaitu : Basahi kapas dengan PIXY Cleansing Express Brightening lalu usapkan pada wajah dan leher. Trus ada peringatan untuk menghentikan pemakaian bila terjadi iritasi. Jika produk masuk ke dalam mata, segera bilas dengan air. Hindarkan produk dari panas dan sinar matahari.

Saya setuju sama cara pakai produk ini. Saya memang lebih suka pakai kapas ketimbang tisu untuk menampung pembersih sebelum diusap ke wajah. Soalnya tisu tuh sifatnya menyerap cairan, pembersih malah habis terserah ke tisu sebelum sempat dipakai membersihkan wajah. Tisu juga lebih mudah robek karena tipis. Kapas tuh berserat, jadi cairan lebih lama terserap sehingga lebih cocok untuk ditetesi cairan pembersih. Kapas juga lebih bisa mengangkat debu, kotoran, maupun make up karen teksturnya yang berserat tadi.

Saya pernah pakai produk ini untuk bersihin maskara dan eyeliner terus nggak sengaja produknya masuk ke mata. Agak perih sih walau nggak mengandung alkohol. Waktu itu saya nggak sempet bilas pakai air karena keburu saya kedip-kedipin biar produknya keluar lagi. Jangan dicontoh sih ya, hati-hati kalau mau bersihin area mata. Usahakan selalu mata enggak kemasukan produk apapun yang bukan dikhususkan untuk mata.

HARGA

Produk ini harganya Rp.12400 untuk isi 100 ml. Ya nggak terlalu mahal sih, tapi bakal kelihatan mahal kalau dibandingkan sama pembersih plus penyegarnya Viva.

KEMASAN

Kemasannya berbentuk botol oval yang ramping. Dominasi warna untuk varian ini adalah biru langit yang cerah. Badan botolnya transparan jadi kita bisa melihat jumlah isinya dari luar. Tutupnya flip top. Sebagian orang nggak suka dengan tutup model begini. Saya sih adakalanya malah lebih suka flip top ketimbang ulir karena lebih cepat dibuka. Cuma memang kalai flip top lebih beresiko kebuka secaca nggak sengaja dan tumpeh-tumpeh tuh isinya. Tapi tenang, tutup botol PIXY Cleansing Express Brightening ini rapet dan kuat kok. Dijamin nggak gampang tumpah deh. Mulut botolnya juga kecil, tapi karena ini cair ya gampang-gampang aja mengalir keluar.

Pada bagian bawah botol terdapat tanggal kadaluwarsanya. Yang saya punya ini ED-nya bulan 05 tahun 2019. Kenapa enggak ditanggalin padahal namanya expired date? Saya kurang tahu juga. Btw, produk pembersih kayak gini biasanya ED-nya berapa bulan setelah tanggal produksi sih? Saya bingung juga ngecek tanggal produksinya di mana.


INGREDIENTS

Saya mau-mau aja nulisin, tapi karena kali ini saya nggak punya penjelasan apapun soal bahan pembuatnya maka saya kasih fotonya aja ya?


WARNA, AROMA, DAN TEKSTUR

Warna cairan pembersih ini bening. Dari balik botol sih terlihat seolah biru muda - itu efek warna botolnya. Aromanya kayak aroma produk yang ada mint-mint-nya. Tapi produk ini nggak ada kandungan mint-nya lho. Gimana ya? Aromanya segar gitu, agak semriwing tapi enggak nyegrak. Teksturnya ya jelas cair lah. Btw, kalau kejilat rasanya pahit.

Untuk satu kapas saya biasanya netesin 6 tetes pembersih. Kalau nggak make up, dosis segini cukup untuk ngebersihin sewajah plus leher - ya kecuali wajah ngana selebar wajan martabak. Kalau untuk bersihin make up juga, sesuaikan saja dengan ketebalan make up-nya. Saya lebih suka bersihin make up pakai make up remover sih, tapi kalau pas kepepet pakai ini juga nggak pa pa. Praktis kan satu produk dua fungsi ;).

HASIL

Pas dipakai, PIXY Cleansing Express Brightening terasa dingin dan segar di kulit. Habis pakai kulit terasa bersih aja, tidak kering, dan tidak lengket. Bebas minyak juga. *pembersih berbahan dasar air bisa ngangkat minyak juga ya ternyata* Kulit jadi berasa ringan deh! Menurut saya, produk ini efektif untuk membersihkan wajah dari debu, kotoran, minyak, dan make up. Untuk make up yang waterproof agak maksa sih, tapi bisa juga kok. Senengnya pakai pembersih ini, tangan enggak usah lengket dan kotor karena langsung usap pakai kapas. Hal yang agak sulit kan kalau pakai milk cleanser? Soalnya kalau pakai milk cleanser kan kudu pakai tangan dulu untuk mengaplikasikan produk ke wajah. Ya bisa sih langsung tuang ke kapas tapi bakal boros produk. Oh iya kalau pakai milk cleanser saya nggak masalah ngangkat residunya pakai tisu. Soalnya kan milk cleanser maupun residu kotoran di wajah enggak cair jadi tinggal dibersihin pakai sesuatu yang bisa ngangkat. Tisu maupun kapas bisa sama efektifnya kok ;). Eh iya, sorry saya nggak menyertakan foto pas ngebersihin kotoran maupun make up pakai PIXY Cleansing Express Brightening ini. Lupa foto tadi :D.

Setelah pakai PIXY Cleansing Express Brightening, bener sih kulit terasa bersih. Kalau untuk hasil lembut dan cerah saya rasa sih enggak ngaruh signifikan. Tapi ya saya engga berharap kulit langsung bagus begitu pakai produk pembersih. Intinya yang paling penting buat saya ya pembersih itu bisa membersihkan dengan efektif tanpa sisa rasa setelahnya. Sisa rasa yang saya maksud itu lengket yang kadang ada kalau habis pakai milk cleanser. Makanya kalau habis pakai milk cleanser baiknya buru-buru cuci muka. Selain untuk mengilangkan rasa lengket juga untuk membersihkan sisa milk cleanser yang mungkin menyumbat pori kalau bahan dasarnya minyak. Abis pakai PIXY Cleansing Express Brightening ini juga biasanya saya tetap langsung cuci muka sih... Udah kebiasaan aja.

Dulu tuh saya sempat salah urutan pakai pembersih. Jadi cuci muka dulu baru pakai milk cleanser dan dilanjut toner -_-. Sekarang sih udah tahu urutan yang benar.

PIXY Cleansing Express Brightening ini tidak menimbulkan break out di kulit saya. Mungkin karena berbahan dasar air jadi produk ini cocok untuk semua jenis kulit. *ya kali ada orang alergi air - mungkin ada juga sih*

Repurchase? Belum tahu, stok pembersih saya masih banyak.

Notes :
+ bersih segar tanpa rasa lengket
+ tidak mengeringkan kulit
+ tidak menimbulkan break out
- deskripsi produknya agak membingungkan, selain itu belum nemu kekurangannya


*Pas ngetik ini tuh, banyak kata yang typo, kebalik huruf, atau kurang hurufnya. Kayaknya disleksia saya relaps kalau pas saya capek deh.*

Obrolan Santai

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Link
Untung saya ingat nyantumin link, kemarin-kemarin beberapa kali kayaknya sempat lupa.

Temen-temen kuliah saya lagi pada mumet belajar buat UTS. Saya mah santai wae :'D. Padahal aslinya ketar-ketir juga karena udah lama nggak ujian. Kali ini saya mau nulis yang santai-santai aja ah, sekedar mencurahkan pikiran aja karena saya lagi nggak punya temen curhat. Gebetan yang saya harap-harapkan untuk bertukar pendapat juga ngabur enggak jelas. Apes banget Incess T_T.

Waktu jaman saya SMP dulu, sosial media belum booming. Waktu itu lagi jamannya surat cinta dan sms-an :D. Nah saya pernah denger ungkapan bahwa surat cita yang bagus adalah yang ditulis dan langsung dikirim tanpa dibaca ulang oleh penulisnya. Alasannya, dikhawatirkan kalo kebanyakan dibaca ulang malah penulisnya pingin memperbaiki terus dan terus sampai itu surat jadi basi buat dikirim. Saya pikir, nulis blog juga gitu. Nggak perlu kebanyakan dibaca bolak balik dari atas ke bawah dari bawah ke atas lagi. Yaah, preview sekali aja edit sekali aja. Dulu saya tipikal yang pertama, rempong kebanyakan ngedit sampai capek sendiri. Sekarang sih udah enggak. Alhamdulillah.

Hidup juga gitu. Kadang kita sibuk membalik kalender - mengingat masa lalu berkali-kali dan berharap bisa memperbaiki. Cuma itu percuma kan. Kita bukan hidup di dunianya Doraemon. Saya pernah terpikir juga pingin menghapus suatu tahap dalam hidup. Pikiran bodoh. Ya nggak bisalah. Seandainya bisa pun - umpamanya saya lupa - tetep tahap itu pernah ada dan berpengaruh ke masa selanjutnya. Jadi sekarang saya akan menjalani ritme hidup saja ke depan tanpa perlu banyak ngurusin yang sudah berlalu. Toh, (sebagian besar) orang lain nggak akan peduli juga sama lembaran yang sudah lama saya lewati.

Semenjak kos, saya jadi jarang nonton TV. Ya soalnya di kos nggak punya tipi. Boro-boro TV, setrika aja saya nggak bawa. Jadilah kalau pas di rumah saya puas-puasin nonton TV. Kemarin saya merhatiin beberapa iklan. Ternyata, iklan produk kosmetik sekarang tuh banyak yang menyertakan tagline halal beserta model iklan yang berhijab. Nggak cuma produk lokal, produsen luar negeri pun sudah ada yang menjamin bahwa produknya halal. Dulunya cap halal ini kayak dimonopoli oleh Wardah. Sekarang, nyaris semua produk berlomba-lomba mendapatkan sertifikasi halal untuk dicantumkan di kemasannya. Keren ya? Halal sudah menjadi gaya hidup.

Hoahm, rasanya sudah cukup uneg-uneg yang saya keluarkan hari ini. Sudah dulu ah...:D.

REVIEW : Viva Eye Base Gel

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Kemarin itu, saya udah niat pake base eye shadow sebelum make up-in mata. Trus malah lupaa... Base ini saya beli udah lama dan memang jarang dipakai makanya saya nggak terbiasa pegang dan kelupaan. Viva Eye Base Gel merupakan primer yang dipakai sebelum pengaplikasian eye shadow. Saya cuma punya satu primer ini buat eye shadow. Belinya barengan pas beli eye shadow sama lipstik Viva juga. Harganya murah men! Cuma Rp.8700. Bandingkan coba sama primer impor yang seharga tas KW. Harga eye shadow dan lipstiknya juga murah, cuma Rp.6800 dan Rp.11700 per biji. Memang Viva merupakan produsen lokal yang mematok harga paling terjangkau untuk produknya di antara merk lokal lain. Viva ini udah terkenal banget sejak jaman nenek saya muda dulu - kayaknya sih, abis udah lama banget lhoo... Ini merk legendaris deh dan pasti semua orang Indonesia pernah pakai atau setidaknya dengar.

Kali ini saya akan menulis review objektif mengenai kualitas Viva Eye Base Gel. Iya objektif secara ini kan produk saya beli sendiri bukan diseponsorin siapaa gitu yang bikin saya nggak enak hati kalau nggak nulis yang bagus-bagus.

KEMASAN


Viva Eye Base Gel punya kemasan yang simpel. Berbentuk tube kecil dengan warna krem terang dan tutup plastik bening. Tube-nya enggak banyak ilustrasi, cuma nama produk di depan dan deskripsi produk di belakang. Nggak ketinggalan logo khas Viva dong di atas namanya. Kemasan yang simpel kayak gini nih yang bikin si base enggak kelihatan kayak produk murah ;). Oh iya, Viva Eye Base Gel tuh termasuk rangkaian produk dari Viva Queen.


Tulisan di kemasannya mengatakan kalau base ini mengandung pelembap. Diklaim berguna untuk tampilan eye shadow yang sempurna. Ceileh :D! Nettonya 15 gram. Deskripsi di belakang kemasannya menyatakan bahwa Viva Eye Base Gel adalah gel sebagai dasar eye shadow dengan kandungan Vitamin E yang melembabkan dan Ekstrak Chamomile yang menyejukkan area sekitar mata. Sesuai untuk digunakan sehari-hari. Cara pakainya cukup dengan dioles secara merata pada kelopak mata, biarkan sesaat agar meresap kemudian gunakan eye shadow seperti biasa.

Tutupnya ulir, begitu dibuka kita akan menjumpai mulut botol dengan lubang kecil di tengah untuk mengontrol pengeluaran produk. Kemasan ini katanya mirip dengan kemasan eye cream-nya Viva.


BAHAN

Ingredients perlu dijabarkan? Oke. Bahan penyusun base ini adalah : Aqua, Propylene Glycol, Octyldodecanol, Acrylamide/Sodium Acryloyldimethyltaurate Copclymer, C13-14 Isoparaffin, Laureth-7, Chamomilla Recutita Flower Water, Polysorbate 80, Bisabotol, Lactid Acid, Sodium Benzoate, Potassium Sorbate, Dimethicone, Tocopheryl Acetate, Methylparaben, Propylparaben.

Saya sedang membiasakan diri untuk mengamati ingredients nih, dan mencari tahu fungsi bahan tersebut untuk suatu produk. Tapi saat saya berusaha mencari sumber yang bisa menjelaskan fungsi bahan-bahan di atas, ada beberapa perbedaan nama bahannya. Saya enggak tahu ini Viva mengganti bahan atau namanya aja yang berbeda tapi isinya sama. Saya rangkum aja sepemahaman saya yaa... Jadi ada Acrylamide sebagai bahan pembuat gel - katanya ini bahan kimia berbahaya, untung cuma dipakai sedikit pada pembuatan kosmetik, C13-14 Isoparaffin sebagai pengental dan pelembap, Dimethicone untuk menahan kelembapan - pada sebagian orang ini menimbulkan iritasi, dan Chamomilla Recutita Flower Water sebagai pelembap sekaligus anti iritasi alami.

Saya pernah baca kalau kita ingin menjadikan lipstik jenis apapun jadi matte, tinggal olesi lipstik di bibir dengan primer yang mengandung Dimethicone. Mungkin cara ini berhasil karena Dimethicone menahan kelembapan si lipstik supaya enggak keluar sehingga hasilnya jadi matte. Eh saya masih bingung, Dimethicone ini sejenis silikon atau bukan sih?

Viva Eye Base Gel ini mengandung pelembap juga, saya suka sih. Jadi ini nggak sekedar primer doang, tapi eye skin care juga. Meskipun demikian, base ini saya golongkan ke dalam produk make up karena dia bukan khusus skin care.

WARNA, AROMA, DAN TEKSTUR

Berbentuk gel berwarna putih. Nggak ada aroma - ya kenapa juga harus dikasih aroma? Gel-nya terasa dingin waktu dioles, mudah diratakan, dan sedikit aja cukup untuk kedua kelopak mata. Jadi walaupun tube ini isinya cuma 15 gram dijamin nggak cepat habis dehh. ED-nya juga masih lama punya saya, bulan 03 tahun 2019 nanti.

Base ini butuh waktu beberapa detik untuk meresap. Nggak lama kok. Setelah meresap dia tidak lengket dan tidak berbekas. Bahkan rasanya kayak nggak pakai apa-apa di kelopak mata setelah meresap, mungkin karena formula gel-nya ringan. Saya kadang bingung, pemakaian base ini yang tepat sebelum atau sesudah foundi? Kalau sebelum nanti ketimpa foundi nggak ngefek lagi buat eye shadow dong. Tapi kalau sesudah nanti susah meresap karena tertahan lapisan foundi. Kalo saya lihat-lihat video tutorial eye make up sih base ini dipakai setelah foundi, yasudah deh saya ikuti.

HASIL

Saya akan coba pakai base ini di tangan terus ditimpa eye shadow. Sebagai perbandingan, saya juga akan pakai eye shadow di tangan tanpa base.

Ternyata enggak jauh beda hasilnya. Yang saya pakai adalah eye shadow Wardah. Warnanya ada tiga : coklat, hijau, dan kuning. Yang coklat super pigmented, dengan atau tanpa base tetap terlihat jelas warnanya. Dua warna yang lain kurang pigmented sih, ditolong pakai base juga tetep nggak keluar warnanya. Cuma, di bagian yang dikasih base, eye shadow-nya lebih nempel dan nggak gampang hilang. Saya nyoba bersihin dan lebih mudah dihapus yang tanpa base.

Saya nggak nyoba di kelopak mata gimana hasilnya. Mungkin kurang akurat ya kalau saya coba di tangan aja? Dulu pernah nyobain di kelopak mata sih tapi saya udah lupa gimana hasilnya. Untuk pandangan lain bisa baca di blog lain - hehehe. Kalau menurut saya, Viva Eye Base Gel ini kurang berefek untuk mempertegas warna, tapi sebagai primer bolehlah... Toh ini bikin eye shadow lebih nempel. Mungkin juga bisa bikin eyeliner lebih tahan lama, boleh dicoba deh :D.

Produk ini tidak menimbulkan iritasi di area mata saya. Berasa nggak pakai apa-apa malah. Mungkin karena ada kandungan Ekstrak Chamomille sebagai anti iritant-nya

Repurchase? No, ini juga masih banyak dan jarang saya pakai.

Notes :
+ harganya murah
+ mudah ditemukan di counter Viva, tapi kalau di toko-toko kecil kayaknya belum ada secara base bukanlah produk yang umum bagi sebagian orang
+ tanpa perfume
+ rasanya adem, cepat meresap, dan tidak berbekas
+ bikin eye shadow lebih nempel dan awet
- masih mengandung sejumlah bahan kimia tidak aman (tapi dalam produk dosisnya masih aman)
- kurang bikin warna eye shadow lebih keluar

Selasa, 25 Oktober 2016

I Will Let You Go...

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Jangan salah sangka mengira pos ini berisi curhatan galau saya yang mau melepas gebetan. Itu judul didramatisir aja biar banyak yang tertarik baca. Aslinya saya mau cerita soal pengalaman melepas satu merk skin care. Belum lama sih, baru dua mingguan lebih ini :'D. Tapi dulu sebelum ini, saya juga berkali-kali pernah melepas beberapa merk skin care tertentu.

Jadi gini, udah sekitar dua bulanan lebih saya pakai krim LBC. Tadinya malah di-combine sama Larissa. Pas Larissa abis, saya pakai LBC doang. Nggak ada masalah sih, justru kulit saya rasa tambah bagus. Halus, cerah, pori-pori mengecil, dan komedo berkurang. Yang poin pori-pori mengecil baru saya sadari sekarang setelah lepas, karena sekarang pori-pori saya gedean lagi.

Tadinya saya nggak berpikir akan lepasin krim LBC begitu saja lho. Pas krimnya menjelang mau abis malah saya terpikir untuk repurchase. Tapi baca-baca blog kakak-kakak tetangga yang pernah pakai produk yang sama dan betapa lega dia setelah lepas, saya jadi kepingin lepas juga. Apalagi setelah baca banyak blog lain yang intinya tuh berisi perjuangan si blogger melepas krim yang sama dengan saya karena menurut mereka - dan saya juga - krim tersebut berbahaya untuk kesehatan diri dalam jangka waktu panjang, saya semakin yakin untuk lepas krim. Takutnya saya keburu ketergantungan. ini mumpung baru satu kali pembelian mending lepas aja sekarang. Pas sebelum lepas itu, kondisi kulit saya masih bagus. Saya pikir, beralih ke skin care lain aja ah yang merk drug store yang lebih aman buat maintenance. Jadilah saya beralih ke Wardah. Terhitung sejak saya beli di tanggal 10 Oktober 2016, mulai tanggal 11-nya kayaknya saya pakai Wardah. *rada lupa sih, kalau nggak tanggal 10 itu ya 11

Saya emang langsung ganti skin care - ganti day dan night cream. Harusnya ada sesi penetralan dulu, bisa dengan enggak pakai apa-apa selama beberapa hari atau pakai produk skin care yang berfungsi menetralkan - Wardah juga ada. Cuma saya males kalau pakai penetralan dulu. Saya pikir toh ini bukan ganti ke skin care dari resep dokter. Pas saya masih pakai Larissa dan digabung LBC aja itu langsung dan baik-baik saja - seingat saya emang ada pengelupasan sih, dikit doang tapi dan ngelupasnya bukan karena nambah skin care lain, tapi karena efek krim LBC - sebelumnya udah dikasih tahu dokternya bahwa bakal ada pengelupasan kalau pakai krim LBC. Jadilah saya langsung pakai Wardah seri lightening. Saya sudah pernah pakai produk ini sebelumnya dan aman. Lima hari pertama pakai Wardah, wajah baik-baik aja. Kondisinya enggak berubah dari sebelumnya pas masih pakai LBC. Di hari keenam, bencana dimulai. Mulai timbul bruntusan di muka saya T_T. Awalnya di dagu, terus pipi, dahi, dekat alis, dan hidung. Bruntusannya itu gatel dan kemerahan. Lalu diikuti jerawat kecil-kecil berisi cairan. Tadinya saya pikir itu terjadi karena saya malas cuci seprei jadi kuman numpuk di seprei dan nempel ke muka pas saya tidur. Tapi selama ini saya nggak pernah ngalamin breakout karena seprei tuh. Jadi kesimpulannya : ini breakout skin care!

Bruntusan dan jeriwi kecilnya bisa jadi karena saya lepas LBC, bisa juga karena saya mulai pakai Wardah. Intinya kulit lagi beradaptasi dengan rutinitas barunya. Pas saya pernah pakai Wardah White Secret sama Fair & Lovely saya juga ngalamin jerawat kecil-kecil - ini juga saya masih ragu sekarang produk mana yang nimbulin jerawat tersebut (bahkan mungkin skin care sebelumnya). Trus itu ilangnya kapan dan gimana saya lupa :'D.

Bruntusan berlangsung dua hari. Selama dua hari itu, tiap malam sebelum tidur saya pakai lotion jerawat di area bruntusan dan jerawat. Di pagi hari ketiga, bruntusannya mereda - tapi jerawatnya belum. Sayangnya bruntusan yang mereda menimbulkan bekas. Muka saya jadi banyak bekas kemerahan. Tapi untungnya nggak muncul bruntusan baru.

Pada hari ketiga pas bekas kemerahan bertebaran, sorenya saya pakai masker kentang yang biasa, cuma dengan tambahan acne lotion sekitar 1,5 ml pada ramuan adonan maskernya. Hasilnya pasta masker jadi perih kalau dipakai di muka - apalagi di sekitar mata. Masker ini saya pakai sekali pas itu, pas hari Selasa tanggal 18 Oktober kayaknya. Terus karena habis itu Kamis-Minggu saya kuliah, jadi masker baru saya pakai lagi dua hari kemarin berturut-turut. Terhitung dari 18 Oktober itu saya masih rutin pakai acne lotion sebelum tidur. Syukurlah noda kemerahan berangsur mereda dan nggak gatal lagi. Tapi apesnya, bekas kemerahan tadi jadi menggelap dan muka saya banyak noda gelap -_-. Ini sampai sekarang saya masih berusaha memudarkan nodanya.

Ada lagi, entah sejak hari apa, tapi dari Senin pagi tanggal 24 kemarin saya sadarnya komedo saya bermunculan lagi. Di area hidung dan pipi. Dahi dan dagu juga tapi nggak banyak. Padahal pas saya rutin pakai LBC, itu komedo udah berkurang banget - nyaris menghilang dan nggak muncul lagi malah. Eh ini saya lupa berkurangnya pas pakai LBC atau sejak pakai Larissa juga - tapi kayaknya LBC deh soalnya pas saya beli krim, dokternya bilang ini krim buat komedonya *kalau nggak salah ingat*


Sejak timbul komedo, kayaknya muka saya tambah kusam juga. Saya enggak tahu sebabnya sih, tapi mungkin karena terlalu berminyak. Jadi gini, komedo kan asalnya juga dari minyak yang tersumbat. Entah sejak lepas LBC atau pakai Wardah minyak di kulit saya nambah sehingga menimbulkan komedo dan kekusaman. Itu masih hipotesis sihh.

Hari ini, saya masih perang melawan noda gelap, komedo plus jerawat kecil, dan kekusaman. Sepanjang saya pakai Wardah Lightening Series dulu seingat saya komedo tetap ada, jadi jelas saya nggak bisa mengandalkan produk ini untuk menangkis komedo bandel. Mungkin saya kudu facial rutin untuk mengurangi komedo. Untuk facial saya masih percaya Larissa sih dibanding salon atau klinik sejenis. Kalau buat facial aman deh saya rasa, kalau untuk pakai krim Larissa lagi kayaknya enggak. Walaupun pas saya lepas Larissa dan pakai LBC doang kulit enggak break out tapi saya udah males pakai krim racikan klinik semacam itu.

Kalau untuk kekusaman, saya belum kepikiran gimana mengatasinya. Nanti dipikir sambil jalan aja. Soalnya saya udah pakai day dan night cream lightening plus serum pencerah juga nih, tunggu hasilnya dulu aja kayaknya.

Saya rasa, kulit saya pernah dalam kondisi terbaiknya (dari luar) pas pakai skin care Theraskin. Trus saya pas pakai Larissa lumayan bagus juga. Pas pakai LBC bagus. Duluu banget sebelum pakai ketiganya saya pernah pakai skin care Mouza - ini merk klinik juga - hasilnya lumayan bagus juga. Soalnya dulu saya punya satu jerawat batu buandel yang sudah bertahun-tahun nggak hilang dan akhirnya hilang setelah facial plus pakai skin care dari Mouza. Kalau dipikir-pikir, segala kondisi yang terbagus itu pas pakai skin care racikan. Pas saya pakai merk drug store malah biasa aja. Tapi bukankah segala sesuatu yang berlebihan bagusnya dan mendadak pula itu patut dicurigai? Semua skin care racikan yang saya pakai itu rata-rata baru sekali beli, pemakaian kurang/sekitar tiga bulan. Tapi peningkatan hasilnya signifikan. Apa nggak bahaya tuh untuk jangka panjang? Kasihan ginjal saya deh kalau numpuk bahan kimia berbahaya terus dalam waktu lama dan terus-menerus. Okelah saya mantap untuk tidak pakai skin care racikan lagi. Demi kesehatan diri sendiri - dan karena saya wanita maka butuh persiapan kesehatan buat punya anak juga. Hampir semua skin care racikan tidak diperbolehkan untuk bumil dan busui kan? Berarti nggak aman. Kalau skin care drug store biasanya nggak ada peringatan nggak boleh buat bumil. Kemungkinan aman deh - meskipun untuk kepastiannya kamu harus tanya ke dokter SPOG.

Foto di atas tuh yang kiri pas masih pakai Theraskin, saya lupa bulan berapa. Cek aja nanti ya di pos saya yang lampau. Yang kanan tanggal 12 Oktober kemarin, baru sehari lepas LBC dan kulit masih tidak berontak.

Yang ini foto tadi pagi :'D. Abaikan muka sok seksinya. Di foto itu saya pakai foundi lho padahal, tapi noda bekas bruntusan masih kelihatan. Beberapa bagian juga tampak nggak halus, itu karena tangan saya yang usil mencetin komedo dan jerawat kecil-kecil *ini tidak patut dicontoh*. Bekas ekstraksi paksa itulah yang bikin muka nggak halus T_T. Kalau pori-pori besar kurang jelas kelihatan ya? Tapi di area hidung dan pipi - daerah utama timbulnya komedo - tuh pori-pori saya kelihatan jelas gedenya, mungkin karena keseringan diekstraksi. Kalo di dahi dan dagu nggak terlalu kelihatan porinya. Komedo meskipun timbul juga di situ tapi nggak separah di hidung dan pipi, yang di area sini jarang saya ekstraksi.

Intinya kondisi kulit saya saat ini :
  • Ada noda gelap
  • Kurang halus
  • Banyak komedo dan jerawat kecil
  • Pori-pori besar
  • Kusam
Saya nggak tahu berapa lama kondisi ini akan berlangsung :(. Kayaknya saya harus banyak bersabar deh. Saya belum ada rencana mau facial dalam waktu dekat atau menambah rangkaian skin care baru lagi. Untuk sementara, saya hanya akan rajin bersihin muka, rajin maskeran, dan rajin pakai acne lotion untuk menjaga kondisi kulit supaya enggak tambah memburuk lagi dan sebagai antisipasi timbul bruntusan lagi. Terus, saya masih tetap - dan akan - rutin pakai day dan night cream-nya Wardah. Plus serum juga sebagai upaya ngilangin noda dan mencerahkan kulit. Skin tone saya enggak tambah gelap setelah lepas LBC, cuma kusamnya itu lho. Jadi sata tetap butuh produk pencerah agar kulit tidak menjadi gelap atau semakin kusam. Mudah-mudahan kondisi ini lekas berlalu ya ^_^. Semangat!

Make Up Look : Princess Go To Campus!

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Judulnya hiperbola, aslinya isi pos ini sederhana kok. Sesederhana makanan pokok anak kos di akhir bulan. Jadi ceritanya saya mau ngasih lihat dandanan saya buat ngampus. Sebenarnya saya terbiasa ngampus pakai bedak tabur, blush on tipis, pensil alis dan eyeliner pensil, serta lipstik aja - belakangan ini ketambahan maskara. Kadang pakai ddc atau twc sih kalau mau dandanan yang agak cover. Tapi saya rada jenuh sama dandanan yang gitu-gitu melulu. Jadi marilah kita berinovasi. Siapa tahu nanti saya dapat ide bikin skripsi dengan judul hubungan antara make up mahasiswa dengan jumlah nilai A yang didapat. Lagipula bentar lagi saya UTS. Siapa tahu kalo dandan rada nyleneh otak saya jadi jernih buat mikir ;D!

Sebelum ke make up, saya mau ngasih tahu dulu kalau kulit saya lagi salam proses beradaptasi dari satu skin care ke skin care lain. Jadi maap bener kalau kulit saya lagi nggak bagus-bagus amat T_T. Sekarang, langsung aja ya ke step by step make up-nya. Ini saya sudah pakai pelembap dan lip balm.

1. Base Make Up - Foundation

Sorry, flicker abis fotonya - hampir semua foto yang pakai latar ini jadi bergaris. Padahal latarnya enggak bermotif garis lho. Saya juga nggak tahu kenapa jadi muncul flicker :S.

Perlengkapan pertama yang dipakai adalah base, foundi, dan kuasnya. Saya sengaja nggak pakai base duluan ke kulit karena mau saya campur dengan foundi-nya. Jadi tinggal tuang aja base beserta foundi ke punggung tangan, blend sampai tercampur, lalu kuaskan ke wajah. Base ini ngasih efek glowing buat si foundi, terus juga membuat foundi lebih nempel plus tahan lama, dan membuat foundi lebih encer sehingga lebih mudah diratakan dengan tidak terlalu tebal. Saya pakai campuran base+foundi ini tipis aja biar nggak terkesan berat. Kalau nggak suka pakai kuas, pakai jari juga bisa. Saya pilih pakai kuas karena sedang tidak ingin ngotorin jari. Soalnya saya lagi manjangin kuku, dan ini sebenarnya bikin gerak gerik jari tangan kurang leluasa karena kalau pakai produk apapun yang bentuknya liquid pasti banyak produk nyelip di bagian dalam kuku. Terus buat ngetik di keyboard juga jadi susah. Agak ngeselin sumpah. Tapi ya mau gimana lagi, saya sedang ingin ukuran kuku yang tepat buat ngelukis minion yang enggak bantet di atasnya.

2. Concealer


Berikutnya saya pakai concealer. Biasanya ini nggak pernah saya pakai ngampus. Tapi karena kantung mata saya sekarang lumayan parah -_- jadi mau nggak mau saya butuh concealer. Saya pakai dua jenis concealer, satu cream satu stick. Sebenarnya pakai yang cream saja sudah cukup karena produk yang saya gunakan adalah camouflage cream yang punya lima warna - termasuk warna yang saya butuh yaitu orange dan beige, tapi karena saya rasa lebih praktis ambil warna beige dari concealer stick, maka saya pakai stick juga. Warna orange terlebih dahulu dioleskan di bagian bawah mata dengan kuas kemudian dibaurkan. Warna orange memang paling pas buat nutup warna dark di bawah mata. Selanjutnya tutup lagi dengan warna beige agar warna area bawah mata sama dengan warna kulit bagian lainnya. Kalau masih orange kan jadi belang tuh. Ingat ya, concealer ini hanya berfungsi menutupi warna kulit di area bawah/seputar mata yang sesungguhnya. Kalau soal kantung mata yang bengkak, itu lain soal. Bentuknya nggak akan bisa tertutupi oleh concealer sehebat apapun, paling cuma bisa disamarkan dari sisi depan aja.

Nah, kayak gitu hasilnya. Sayang saya nggak foto yang before pakai concealer. Tadinya seputar mata saya itu gelap kayak kebanyakan ronda. Harusnya dikasih concealer muterin mata gitu kali ya? Tapi saya males pakai concealer mengelilingi mata jadi saya pakai di bawah mata aja Yang di kelopak kan nanti bisa ketutup dengan pakai eye shadow. Setelah pakai concealer, area bawah mata yang kehitaman jadi tersamarkan warna aslinya.

3. Blush On


Berikutnya, pakai blush on. Saya masih tetap suka pakai lipstik sebagai blush :D! Cara pakainya, cukup oles lipstik secukupnya di area pipi kemudian baurkan ke arah tulang pipi dan pelipis. Membaurkannya bisa dengan kuas atau cukup tepuk-tepuk dengan jari.

4. Loose Powder


Ini pakainya tipis-tipis aja, buat nge-set make up sebelumnya agak nggak terlalu berkilau. Soalnya efek glowing dari campuran base dengan foundi bikin muka saya jadi terlihat berminyak di foto. Setting powder teorinya dipakai di akhir make up ya? Tapi saya nggak suka kalau alis dan maskara saya ketiban bedak dan jadi putih-putih jadi saya pakai di tahap ini. Saya pakai kuas untuk mengaplikasikan bedak tabur. Soalnya kalau pakai sponge agak susah ngeratain bedak tipis-tipis. Trus sayang sponge-nya juga jadi ternoda foundi dan lain-lain kalau pakai bedaknya bukan ditepuk-tepuk tapi digeser. Satu hal yang saya kurang suka dari bedak tabur semacam ini adalah taburan bedaknya yang suka terbang kemana-mana -_-.

5. Eye Shadow & Contour Kit


Saya suka warna-warna yang 'dingin' untuk pilihan lipstik, tapi kalau untuk make up mata ke kampus kayaknya berlebihan kalau saya pakai aisido biru atau neon pink :S. Jadilah untuk warna eye shadow kali ini saya pakai warna yang warm. Nggak ada masalah kok untuk undertone kulit saya. Saya jadi agak gamang sama teori undertone dan kecocokan warnanya.

Saya pilih warna coklat dan peach. Warna coklat saya aplikasikan di kelopak mata. Kemudian warna peach untuk bagian ujung mata. atas kelopak, sampai bawah alis. Ini sekalian buat highlight tulang alis :D. Warna peach sengaja saya pilih karena kalau pakai coklat di seluruh bagian kelopak akan bikin kelopak mata saya kelihatan cekung. Saya kan udah kurus, mata belo, kalau cekung juga kelihatan kasihan T_T.

Setelah tahap eye shadow beres, saya malah lupa sama shading hidung. Contour Kit-nya dari tadi saya pakai ngaca doang. Nanti yaa shading-nya saya taruh di akhir aja.

6. Eyebrow - Eyeliner - Mascara


Mula-mula saya sikat alis lalu pakai pensil alis hitam. Saya rasa warna hitam memang lebih cocok dengan warna asli rambut alis saya yang memang hitam. Warna hitam membuat alis saya tidak terlihat 'fake' banget. Setelah coretan pensil alis dibaurkan, lapisi dengan maskara agar rambut alis tidak lari-lari dan tetap tertata rapi.

Berikutnya, pakai eyeliner pensil warna hitam untuk membingkai bagian atas mata. Kemudian warna coklat (ini dari pensil alis :D) dipakai untuk bagian bawah mata pada sisi luarnya saja. Selanjutnya eyeliner pensil warna putih saya pakai untuk waterline. Eyeliner berbentuk pensil kayak gini lebih mudah digunakan dan hasilnya tidak berlebihan - buat ngampus doang ini... Saya pernah sih ngampus pakai liquid eyeliner, tapi sekarang lebih suka pakai pensil. Soalnya bikin riasan mata tetap hidup tanpa terlihat dramatis. Walau niatnya bikin riasan sederhana, tapi saya tetap tidak bisa melupakan aksen kitty eye - maksudnya cat eye - untuk ujung mata ;). Itu udah trade mark saya, hahaha :D!

Next, pakai maskara. Teteup, pakai Magnum Mascara dari Maybelline yang berfungsi - menurut saya - melentikkan, memanjangkan, dan mempertebal tampilan bulu mata. Btw, untuk bulu mata bawah sebenarnya lebih bagus hasilnya kalau pakai sisi cekung aplikator. Tapi memang resiko bawah mata tercoret lebih besar dibanding kalau pakai sisi cembung aplikator. Solusinya, bisa alasi dulu bawah mata dengan tisu baru pakai maskara. Cuma cara ini tergolong kurang praktis buat saya. Jadi kalau mau pakai bagian aplikator yang cekung ya hati-hati aja tangannya jangan tremor, kalau enggak ya pakai sisi cembungnya aja biar safety b'coz safety can be fun.

Yang ini foto bulu mata after pemakaian maskaranya lebih jelas nih! Lebih terlihat lentik, panjang, dan tebalnya :). Saya suka penasaran sama cara kerja maskara dan aplikatornya, kok bisa sih bikin serat panjang-panjang gitu di bulu mata :S. Sepertinya jurusan kuliah yang cocok untuk saya adalah bagian teknik produksi kosmetik - tapi memangnya ada?

Saya pingin pakai soft lens diameter gede untuk bikin efek mata boneka, tapi kok sayang matanya ya? Kayaknya minus saya udah nambah nih, ngetik aja mesti di-zoom-zoom. Enggak sadar kapan mulai minus-nya, tahu-tahu udah kabur aja :(.


7. Lipstick

Entah kenapa saya nggak sengaja menghapus foto lipstik yang sudah saya siapkan T_T. Teledornya saya...dan baru sadar pas udah dapet setengah nulis pos ini. Yasudah enggak usah pakai foto lipstik. Soalnya kalo nyelipin satu foto baru bakal terlihat bedanya sama foto-foto lain, saya nggak mau merusak nuansa ah. Saya jelasin aja, saya pakai lipstik Intense Matte dari Wardah. Saya baru punya satu shade, jadi jelas yang saya pakai adalah nomor 04 Mauve Mellow. Saya memang lagi seneng sama warna ke-greyish-greyish-an macam ini. Ngomong-ngomong, saya baru nyadar tadi, lipstik ini tetep nyetak garis bibir juga kalau sudah beberapa lama dipakai. Padahal ini lembap lho, bibir juga udah saya pakaiin lip balm sebelumnya. Yasudahlah nggak pa pa, bisa touch up langsung tanpa menggumpal kok.

Eh iya, di sini sekalian saya shading bagian hidung. Kan tadi terlewat...

Finish! Kayak gitu deh hasil make up saya hari ini, hahaha. Warna bibirnya kurang cetarkah? Biasanya saya memang pakai warna-warna terang, tapi nggak ada salahnya kan mencoba warna baru ;). Look make up ini sekilas terlihat 'no make up' loh. Ini sempat jadi tren beberapa waktu lalu. Kalo sekarang, kayaknya yang lebih booming adalah 'Kylie's Make Up'. Ya nggak? Tadinya saya mau pakai lipstik di luar batas kewajaran garis bibir. Cuma saya pernah nyoba malah hasilnya terlalu dower :'D. Nggak jadi deh, nanti diketawain ayam.

Trus masa saya ngampus gini doang? Enggak dong. Karena kampus saya bermottokan religius, baiknya saya pakai jilbab. Okey?


Sengaja milih warna orange karena keseluruhan make up saya terasa agak 'plain'. Berasa kurang ceria gitu jadinya. Jadi saya kontraskan warna jilbab sama make up biar kelihatan berwarna ;). Make up ngampus ala saya beres deh! Tentu nggak setiap hari saya bakal pakai look semacam ini buat kegiatan perkuliahan. Kan dandan gitu-gitu lagi boring ;).

Produk-produk yang saya pakai di look kali ini :
  • MAKEOVER Hydration Serum
  • Wardah Exclusive Liquid Foundation shade 02 Sheer Pink
  • MAKEOVER Camouflage Cream Concealer
  • Veryme Cover Up Concealer
  • PIXY Silky Fit Lipstick shade 219 Sakura Satin
  • Larissa Loose Powder White
  • Wardah Eye Shadow seri I & K
  • MAKEOVER Contour Kit
  • PIXY Eye Brow Pencil Black
  • PIXY Mascara
  • Veryme Double Trouble Eye Pencil - ini ada warna hitam dan putih tapi yang saya pakai hitamnya aja soalnya putihnya agak silver dan pigmentasinya sudah kurang bagus - btw pensilnya udah pendeek tapi masih saya pakai ;D
  • Viva Eyebrow Pencil Brown - ini juga pensilnya udah pendek abis tapi sayang kalo dibuang jadi saya pakai aja :D
  • Wardah Eyeliner Pencil White
  • Wardah Intense Matte Lipstick shade 04 Mauve Mellow
*maaf kalau ada kesalahan penulisan nama produk ya
*sekalian maaf kalau ada perbedaan istilah dan opini dari pos-pos sebelumnya, idup kan nggak statis meen, opini saya bisa berubah setiap saat

Sudah! Sekian dulu yaa tulisan saya kali ini. Selamat mencoba bereksperimen dengan make up ^_^. Jangan takut kelihatan norak atau menor. Dandan kan nggak mesti natural mulu, because sometimes natural beauty is boring ;).

REVIEW : Wardah Make Up Remover

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Sebenarnya ada dua produk yang mau saya ulas. Namanya sih beda... Yang satu Wardah EyeXpert Eye Make Up Remover dan satunya lagi Wardah Make Up Remover. Kalo ditulis satu-satu kepanjangan nanti judulnya. Maka marilah kita mempermudah penjudulan. Jadi saya tulis saja judulnya REVIEW Wardah Make Up Remover. Efisien dan hemat tempat kan?

Menulis soal make up remover ini bikin saya rada bingung. Make up remover termasuk golongan skin care atau make up ya :'D? Kalau saya logika sih yang namanya make up remover ya pasti kan fungsinya untuk membersihkan make up, berarti bukan make up dong. Tapi kalau dimasukin ke grup skin care kok kayaknya bukan penutrisi kulit ini :S - walaupun salah satu produk ada kandungan pelembapnya sih. Udahlah, masuk skin care aja ya? Membersihkan wajah kan termasuk perawatan kulit ;).


Jadi gini gengs, produk pembersih wajah itu macem-macem. Selain sabun muka, tentu nama milk cleanser - atau cleanser jenis apapun juga pokoknya yang intinya membersihkan wajah tanpa busa - sudah tidak asing lagi didengar. Kedua jenis produk tadi biasa digunakan untuk membersihkan wajah sehari-hari. Tapi kalo pas make up, dua produk tadi belum cukup untuk membuat wajah bersih tanpa residu make up. Jadilah kita perlu yang namanya make up remover!

Dulu, make up remover pertama yang saya pakai tuh dari Maybelline. Udah lamaa banget saya pakai itu. Soalnya dulu kayaknya produsen lokal belum ngeluarin produk sejenis. Nah, karena belakangan ini saya adalah Wardah-holic, maka saya beli juga make up remover dari Wardah. Awalnya nggak beli sih. Saya dapet satu free make up remover dari Wardah pas belanja, yang ukuran mini. Trus saya beli lagi yang botol agak gede. Keduanya beda varian tapi. Yang free adalah eye make up remover sementara yang saya beli sendiri adalah make up remover. Yaa nyaris sama sih :'D. Beda penambahan kata 'eye' aja. Kalo saya pikir-pikir ya, make up remover kan bisa aja dipakai di seluruh wajah - bahkan di manapun juga yang ada make up-nya. Lah terus kenapa masih harus diciptakan eye make up remover sendiri? Ini kan pemborosan. Tapi ya produsen make up remover selalu punya alibi. Eye make up remover ini dibuat dengan formula yang lebih pas untuk membersihkan area seputar mata dengan make up berat gitu katanya. Secara kan biasanya make up mata tuh riasan yang paling tebel dan sukar dihapus.

Udah liat kan tampilan kedua produk yang di pos ini saya review? Lebih jelasnya saya terangin singkat aja. Keduanya merupakan produk cair yang terdiri dari dua lapisan - yang akan menyatu setelah dikocok - dan dikemas dalam botol bening. Di sekeliling botol keduanya terdapat deskripsi produk. Yang botol eye make up remover tulisannya di-print langsung sementara yang make up remover di-print di atas plastik sticker. Tutupnya ulir semua, puter aja buat membuka. Mulut botolnya di-filter semua dengan satu lubang kecil di tengah untuk menjaga pengeluaran produk agak lebih bisa dikontrol. Sampai sini fine, nggak ada masalah sama kemasan keduanya.


Sekarang kita lanjut ke isinya. Yang eye make up remover isinya 60 ml, gratis (kalau beli nggak tahu harganya berapa). Kalau yang make up remover isinya 100 ml, harganya saya lupaa... Cairan eye make up remover bernuansa biru tua sedangkan yang make up remover lebih ke hijau muda. Kalau dituang ke kapas gini nih jadinya...


Tekstur keduanya sama-sama berminyak. Cuma yang eye make up remover lebih berasa 'light' - padahal yang make up remover diklaim 'ringan'. Hampir enggak ada aroma - kecuali aroma semacam minyak (?). Saya belum menyinggung soal ingredients ya? Coba kita cek keduanya, ada perfume-nya enggak. Sekalian kita bandingin formula keduanya, apa bedanya sih kok fungsinya bisa beda?


Karena saya terlalu lelah untuk nulisin ulang, silahkan dibaca sendiri yaa...:'D. Daan mohon maaf kalau di foto tulisannya kurang jelas. Tapi bisa kok dibaca. Di situ ada deskripsi produknya juga yang bisa ditelaah untuk membandingkan perbedaan keduanya. Yang jelas keduanya diklaim sebagai make up remover yang lembut untuk membersihkan make up. Alcohol free dan tidak membuat kulit kering. Yang make up remover bahkan ada kandungan Jojoba Oil-nya sebagai pelembap dan ada keterangan bahwa dia definitely clean. Kalau yang eye make up remover ditulis bahwa dia memiliki dual action formula (maksudnya dari dua lapisan cairannya gitu kali :S, tapi bukannya semua make up remover punya dua lapisan cairan ya?), dengan one wipe power, dan diklaim exceliently clean, jadi lebih cepat membersihkan gitu.

Btw, yang eye make up remover non-perfume (mungkin supaya lebih aman untuk daerah sekitar mata). Kalau yang make up remover ada fragrance-nya...

Ehm, sekarang kita langsung ke performa keduanya dalam membersihkan make up yukk! Di sini saya punya beberapa coretan make up :

Lumayan lengkap kan yaa, dari make up mata sampai make up bibir ada semua. Kalau untuk foundi, concealer, ataupun contour kit sih enggak saya masukin karena itu aja udah hampir penuh coretan di tangan saya. Jadi saya fokusin ke eye dan lips aja yaa... Nanti sebagian make up itu akan saya bersihkan pakai eye make up remover dan sebagian lagi pakai make up remover.

Wardah EyeXpert Eye Make Up Remover

Waktu dioles, eye make up remover ini rasanya adem, nggak panas dan nggak perih. Lembut buat area sekitar mata, umpamanya masuk ke mata dikit pun nggak bikin rasa perih. Tapi ya tetep hati-hati pakainya usahain jangan sampai masuk ke mata. Ini saya pakai untuk menghapus tiga baris make up teratas. Semuanya waterproof. Dalam sekali usap liquid eyeliner, gel eyeliner, dan maskara belum hilang sempurna. Baru keangkat dikit tuh. Tapi setelah diulang lagi ngebersihinnya terangkat sempurna kok. Ini pakai sekitar 5-6 tetes eye make up remover di kapas. Dikit kan ya? Tapi cukup kok buat ngangkat make up segitu. Kalau dikira-kira ya, ukuran segitu untuk sekapas tuh cukup untuk membersihkan satu kelopak mata. Kalau dua ya tinggal kalikan aja. Satu kapas mungkin cukup untuk make up mata yang biasa aja (pensil alis - eyeliner - maskara), tapi kalau dengan tambahan eye shadow sih saya lebih suka satu kapas untuk satu kelopak mata. Kelopak mata satunya bersihin pakai kapas baru lagi. Bahkan kalau berasa kurang bersih saya ulang pakai kapas baru juga. Jadi ya takaran eye make up remover ini menyesuaikan aja sama make up yang perlu dibersihkan.

Wardah Make Up Remover

Yang ini langsung saya pakai untuk membersihkan dua jenis make up sekaligus. Make up mata dan bibir. Ya kan yang ini nggak dikhususkan untuk bersihin make up bagian tertentu. Jadi, sikat aja mau bersihin make up di manapun juga!

Dalam sekali usap masih banyak make up yang belum keangkat. Dalam beberapa kali usap barulah bersih hampir tuntas :). Hampir tuntas? Iya. Sebelum saya jelasin lihat dulu deh foto di bawah :

Masih ada stain lip tint, hehehe. Samar-samar sihh, tapi kan namanya tetep stain juga. Yang ini memang susyah dibersihinnya... Kalau pas baru banget dioles dan masih basah sih bisa dihapus, tapi kalau sudah kejeda waktu beberapa detik (beberapa tepatnya saya lupa) sudah stain deh. Kalau untuk make up yang lain sih keangkat semua. Ada eye pencil biru, pencil eyeliner putih, pensil alis hitam dan coklat, matte lip cream, dan glossy lipstick yang bersih tuntas. *Btw eye pencil itu punya nama PIXY Colors Of Delight Line & Shadow yang rumit ditulis serta diucapkan jadi saya lebih suka menyebutnya eye pencil - toh esensinya sama kan? Saya sempat pingin beli semua shade eye pencil ini, tapi apalah daya baru kebeli satu saja. Yowis rapopo lah.*

Balik ke soal review make up remover, secara keseluruhan sih saya oke oke aja sama kedua make up remover ini. Sanggup mengangkat make up dengan bersih, lembut, dan yang paling penting : tidak menimbulkan break out. Kulit wajah saya kan tipikal berminyak, make up remover ini juga minyak, takutnya minyak didobel minyak jadi kesumbat dan timbul jerawat. Tapi make up remover ini enggak menyebabkan kulit saya berjerawat kok. Yaa soalnya saya kalau habis membersihkan make up pakai make up remover tuh biasanya langsung di-double cleansing sama milk cleanser dan lanjut cuci muka pakai face wash. Jadi bersihnya tuntas :D!

Kayaknya itu aja yang bisa saya share di pos kali ini. Ingat ya untuk selalu membersihkan wajah dari make up - dan segala jenis debu beserta kotoran yang melekat - setelah beraktivitas dan sebelum tidur :)!

Notes :
+ bersih
+ lembut dan nggak bikin kulit kering
+ nggak menyebabkan break out
- masih ada fragrance-nya (yang make up remover)