Selasa, 26 April 2016

REVIEW : Sumber Ayu Lulur Mandi Madu

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya ini suka mencomot barang-barang murah saat berbelanja. Mencomot itu tentunya membayar juga lho ya untuk dibawa pulang. Kali ini benda comotan saya yang iseng saat berbelanja adalah Sumber Ayu Lulur Mandi. Saya pilih yang varian madu karena sepertinya terlihat menggoda. Ehm.

Saya iseng beli karena lihat kemasannya yang kecil cukup menarik dengan warna oranye kecoklatan bergambar madu. Lagipula, di rumah saya sedang kehabisan body scrub - biasanya saya pakai produk Wardah. Maka saya bayar dan bawa pulanglah lulur mandi mungil dari Sumber Ayu. Lalu dicoba. Kalau nggak cocok trus nggak kepakai? Nggak pa pa lah, murah ini. Harganya 7.500 rupiah untuk 130 ml - itu kemasan kecil, ukuran besarnya juga ada. Hampir setara dengan lulur dari Purbasari sih yang ukuran kecil juga.






Saya nggak usah jelasin satu persatu detail dan tulisan pada kemasannya ya? Zoom in aja untuk mengamati dan baca sendiri.



Saat dibuka tutupnya, ternyata di dalamnya masih dilapisi aluminium foil. Setelah dibuka aluminium foil-nya - duh maafkan saya membukanya nggak rapi - maka nampaklah lulur mandi berwarna putih. Aromanya menyenangkan. Saya agak sulit mendeskripsikan wewangian. Tapi ini sungguh enak wanginya dan membuat hati gembira. Kurang tahu kalau varian yang lain.

Saat dicolek teksturnya lembut. Butiran scrub-nya halus dan kurang terasa. Sebetulnya saya tipe yang menggemari scrub besar-besar bin kasar seperti scrub Wardah - padahal body scrub Wardah namanya Soft Body Scrub - tapi lulur mandi ini biarpun scrub-nya halus tapi enak juga dipakai luluran.

Lulur mandi ini memiliki 5 manfaat menurut tulisan di kemasannya. Waktu dioles ke kulit rasanya lembut juga. Mudah diratakan seperti lotion. Dalam beberapa saat, lulurnya seolah meresap ke dalam kulit. Kalau digosok, rontoklah dosa-dosa kalian - maksudnya rontoklah daki-daki. Apakah itu sel kulit mati dan kotoran? Entahlah saya kurang paham. Tapi sepertinya bukan lapisan lilin (atau mungkin juga iya) seperti pada lulur-lulur bali dan semacamnya - body scrub Wardah juga - yang mengesankan daki berguguran padahal sebenarnya itu residu lilin dari lulurnya sendiri -_-. Setelah selesai menggosok dan terkumpullah segala rontokan itu lalu bilas dengan air. (Pada kemasan ditulis nikmati sensasi 5 manfaatnya selama 15 menit. Maksudnya 15 menit menggosok-gosok atau 15 menit didiamkan saja? Agak ambigu kalimatnya. Saya kalau luluran nggak merhatiin berapa waktunya, suka-suka saya aja.) Maaf saya nggak menyertakan foto sehabis lulur dibilas. Tapi rasanya kulit jadi lebih halus dan lembut kok - meskipun nggak terlalu lembap sehingga habis luluran pakai ini wajib pakai lotion. Mungkin halus dan lembutnya karena saya pakai yang varian madu. (Di kemasan ditulisnya kulit tampak terawat dan bernutrisi (?).)

Dalam satu kali pemakaian tentu tidak akan ada perubahan mengejutkan, tapi saya kok optimis lulur mandi ini bakal memberi efek bagus ke kulit saya kalau rutin dipakai. Padahal ekspektasi awal saya tidak begitu tinggi lho. Soalnya produk ini kurang familiar didengar. Lebih terkenal saudara se-brand-nya yaitu Sumber Ayu pembersih kewanitaan. Sempat saya beli juga karena tertarik dengan khasiat mengencangkan...ah sudahlah jangan dibahas.

Selesai luluran, simpan lagi lulurnya... Saya biasa nyimpan lulur dalam kulkas, hehehe. Suka aja sensasi dinginnya waktu dipakai setelah dikeluarkan dari kulkas.


Untuk harga yang ekonomis dengan produk yang cukup bagus kualitasnya saat digunakan, lulur ini sangat pantas kok untuk dibeli dan dicoba :).

Notes :
+ harga terjangkau
+ kemasan cukup bagus
+ aromanya menyenangkan
+ enak buat luluran
- tulisan pada kemasan produk mungkin harus diperjelas lagi maknanya

Back To Nature And Do It Yourself

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Akhir-akhir ini saya sedang menggemari resep-resep perawatan alami. Alami disini maksudnya menggunakan bahan-bahan yang bisa didapat tanpa membeli produk kosmetika pabrikan. Meskipun demikian, ada juga resep perawatan yang saya buat sendiri dengan bahan yang digunakan tetap dari produksi pabrik. Baiklah, saya nggak akan menyebutnya 'alami', tapi resep DIY. Do it yourself lah yaa...

Resep buatan sendiri yang sedang saya gemari saat ini yaitu scrub dari garam dan pasta gigi :D - meskipun saya bilang gemar tapi baru nyoba sekali -_-. Yap, kedua bahan di atas saya gunakan untuk membasmi komedo. Soalnya selama saya pakai produk yang mengandung scrub dari produksi pabrik, komedo saya nggak berkurang-kurang juga. Jadi saya tertarik membuat scrub sendiri. Saya dapat ilmu ini dari beberapa referensi resep di Google. Memang, Google serba tahu...ooh.

Garam halus - pasta gigi - sendok untuk tempat mencampur - sedotan untuk mengaduk

Menurut resep yang saya baca, dalam menggunakan pasta gigi pilihlah yang bebas detergen dan pilih yang formulanya mild. Kita lihat ingredients pasta gigi saya...


Ini bebas detergen nggak ya? Soalnya saya kurang paham arti nama bahan yang tertulis di situ - tapi ada SLS-nya - berarti nggak bebas detergen ya? Eh ada perlite-nya juga, ini bahan pemutih gigi bukan? Aman nggak ya dipakai di wajah? Kayaknya kalau cuma sesekali ngga pa pa kali ya... Lanjut, pasta gigi ini menurut saya formulanya nggak mild sama sekali. Cukup strong malah. Yah namanya juga Pepsodent Action 1 2 3. Tapi karena di rumah adanya cuma ini ya sudah lah apa boleh buat saya pakai aja daripada nggak ada sama sekali.

Komedo saya paling banyak di seputaran hidung dan bawah bibir. Jadi saya oleskan ke area itu. Butiran garam sebagai scrub lumayan kasar - padahal saya pakai garam halus lho - lebih kasar daripada scrub dalam peeling dari Wardah yang selama ini saya pakai. Pasta giginya beraroma mint, semriwingnya cukup bikin mata berkaca-kaca. Rasanya adem di kulit, tapi lama-lama sensasi ademnya berubah jadi agak panas juga, apalagi kalau digosok. Saya pakainya didiamkan sebentar dulu sampai agak mengering lalu gosok perlahan dan bilas. Ada sensasi kesat saat scrub ini saya oleskan di kulit, dan setelah dibilas kulit memang jadi kesat beneran. Minyak-minyak pergi. Sayangnya kulit jadi kering, aslinya kulit saya berminyak. Sepertinya ini efek dari pasta giginya. Keringnya seperti pakai sabun pria berbahan keras. *pasangmukakaku*

Resep kedua yang baru saya coba benar-benar alami. Masker dari putih telur. Awalnya saya males karena khawatir amis, tapi ternyata nggak seamis yang dibayangkan kok. Kalo nggak tahan baunya selama masker mengering bernafas aja dari mulut. Mengeringnya nggak lama kok, sekitar 5-10 menit. Adem lagi di kulit. Serasa pakai masker dari gel aja... Ini juga saya gunakan dalam rangka menghilangkan komedo-komedo di wajah terutama pada hidung. Caranya, habis mengoleskan putih telur pada wajah, tutup dengan tisu hingga mengering. Sesudah mengering, tarik tisu dan dapatkan komedo-komedo menempel disitu. Tapi pengap rasanya kalau pakai ditutup tisu jadi saya lebih suka pakainya dengan cara maskeran biasa aja. Oles - tunggu kering - bilas. Tapi cara ini nggak mengangkat komedo sih. Meskipun begitu, habis maskeran pakai putih telur ini wajah langsung terasa halus dan lembut lho. Kulit kering sehabis di-scrub tadi juga langsung lembap lagi setelah dimasker. Kemerahannya juga berangsur-angsur mereda.

Telur ayam biasa

Mengolesnya ke wajah boleh pakai jari atau pakai kuas. Saya sih pakai jari aja karena malas nyuci kuasnya.

Ternyata, kedua resep DIY di atas benar-benar yahud! Lebih nampol lagi dibandingkan saya pakai scrub pabrikan dan pore pack. Kalau begini bisa irit hidup saya :p. Garam, pasta gigi, dan telur bisa dengan mudah dan gratis saya dapatkan di rumah.

Agar hasilnya lebih terasa, memang harus dipakai rutin. Entah saya akan betah melakoni rutinitas ini atau tidak, hehehe. Tapi, semoga komedo saya lekas menghilang ya :).

REVIEW AND SWATCH : MAKEOVER Camouflage Cream Face Concealer

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Saya ini orangnya gemar bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. Entahlah. Mungkin saya berbakat jadi ilmuwan. Salah satu yang pernah saya coba adalah produk concealer ini. Sudah lama sih sebenarnya saya pakai, cuma saya baru sempat me-review sekarang. Pernah saya singgung sedikit sih di pos ini. Namanya adalah MAKEOVER Camouflage Cream Face Concealer. Ini adalah concealer berbentuk cream dengan 5 warna yang memiliki fungsi masing-masing. Sekilas, produk ini mirip sekali dengan produk dari MAKE UP FOR EVER. Memang sengaja dibuat sebagai dupe-nya mungkin, tapi dengan harga yang tentu saja jauh lebih murah. Waktu saya beli dulu seharga 125 ribu rupiah. Ini termasuk murah lho dibandingkan merek professional lain.

Dikemas dalam kotak persegi panjang berbahan plastik - cukup kuat kok - berwarna hitam khas MAKEOVER dengan sedikit bagian transparan di depannya sehingga kita bisa melihat warna concealer di dalamnya. Pas beli ada kotak kartonnya dan di dalamnya masih dilapisi pembungkus lagi. Warnanya warna-warni :). Ada 5 warna yaitu krem muda, coklat, hijau muda, ungu muda, dan oranye.


Pada bagian belakang kemasan terdapat sejumlah keterangan produk berikut penjelasan fungsi warnanya. Ada keterangan juga bahwa produk ini mengandung Vitamin E dan finishing-nya powdery matte (kering dan tidak berminyak). Fungsi ke-5 warnanya :
  • Light Beige (krem muda) : berfungsi sebagai tint/highlight area mata
  • Beige (kecoklatan) : menyamarkan noda/bekas jerawat
  • Light Green (hijau pupus) : menyamarkan tone warna kulit yang kemerahan
  • Light Purple (ungu muda) : memberikan efek cerah pada kulit kusam
  • Brown Orange (orange kecoklatan) : untuk memberikan efek cerah pada kulit gelap atau bisa digunakan sebagai base blush on (membentuk area tulang pipi)


Sudah dilengkapi cermin dan kuas juga. Tapi kuasnya nggak saya pakai... Terlalu kecil soalnya, mirip kuas lipstick. (Pada bagian belakang kemasan ditulis cara pakainya menggunakan jari atau spon tapi kok malah dikasih kuas?) Saya pakai kuas sendiri untuk mengaplikasikannya. (Nggak pakai spon karena nggak punya, hahaha. Punya sih tapi spon bedak, masa dipakai buat conceal? Ada spon foundi juga cuma malas nyucinya kalau dipakai double sebagai spon concealer juga.) Kadang pakai jari juga. Eh, nge-blend-nya lebih enak pakai jari lho. Jari akan mempermudah si concealer nge-blend karena panas tubuh akan melelehkan tekstur concealer. Tips menggunakan jari untuk pemakaian concealer ini gunakan jari manis ya karena paling pas tekanannya. O iya, saat membaur dengan jari manis tepuk-tepuk aja jangan digosok karena gosokan akan menggeser concealer dari bagian yang seharusnya di-conceal.


Teksturnya creamy seperti namanya. Saat pertama dibuka seperti ada lapisan minyak di atasnya. Awalnya saya pikir bakal lengket, tapi ternyata enggak. Hasilnya powdery matte malah sesuai klaimnya. Warna oranye paling gampang dicolek dan dibaur, warna ungu paling susah -_-. Warna hijau juga gampang dicolek tetapi paling sulit dibaur. Coklat dan krem muda hampir sama kualitasnya - lumayan gampang dicolek dan dibaur juga.

Warna oranye berfungsi memberi efek cerah pada kulit gelap, biasanya dipakai untuk menyamarkan lingkar hitam bawah mata atau kantung mata. Saya nggak terlalu punya masalah dengan kantung mata kehitaman sehingga nggak bisa menjelaskan bagaimana kualitas warna oranye dalam menyamarkannya. Warna ungu kadang saya pakai untuk bagian dahi dan dagu - atas bibir juga sih :D. Hijau untuk hidung yang kadang kemerahan seperti Rudolf si rusa natal. Coklat untuk noda bekas jerawat atau bisa juga untuk shading dalam walau kalau sebagai shading warnanya kurang terlihat. Krem muda memiliki fungsi sebagai highlight dan dapat juga digunakan untuk meng-cover warna oranye di area bawah mata setelah dibaurkan. Caranya tinggal tumpukin aja warna krem muda-nya di atas area warna oranye yang sudah di-blend.

Untuk pemakaian dalam foto di atas sudah pernah saya tulis sedikit di sini ya. Nggak terlalu drastis hasilnya. Tapi noda-noda tertutupi kok dengan produk ini bahkan walau dipakai tanpa foundation sekalipun. Saya pernah nyoba cuma yang tanpa foundation nggak kefoto...

Nah demikianlah review dan swatch dari saya. Maaf ya kalau masih banyak kurangnya...:). See you :).

Notes :
+ harga cukup terjangkau dibanding produk sejenis dari merek lain
+ warnanya berguna semua
+ kualitas sebagian warna cukup bagus
+ hasilnya powdery matte, nggak bikin kulit berminyak
+ sudah ada cermin
- kuasnya terlalu kecil

Senin, 25 April 2016

REVIEW AND SWATCH : Wardah Perfect Red Lip Palette

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya cenderung sering menggunakan kata 'lipstick' saat menyebut segala jenis pewarna bibir. Nggak peduli itu jenisnya lipstick dalam arti kata sebenarnya, lip cream, atau bahkan lip palette sekalipun, pokoknya saya namakan lipstick. Yang penting kan orang paham maknanya karena lipstick dianggap juga kata lain dari perona bibir - meskipun arti sebenarnya : lip = bibir, stick = batang. Batang bibir? O jelas itu bukan arti harafiahnya, itu kiasan shay. Artinya kira-kira pewarna/perona bibir berbentuk batangan. Tapi saya selalu berusaha memperbaiki penyebutan kata dengan yang benar kok. Semoga.

Hal yang wajar kan saat saya bertandang ke counter kosmetik terus nanya sama mbak-mbaknya "mbak ada produk lipstick nggak?". Itu akan terasa lebih wajar daripada saya menggunakan kalimat ini : "mbak ada produk perona bibir nggak?". Lalu mbak-mbaknya akan memandang saya dengan tatapan aneh seolah-olah saya bukan berasal dari planet bumi sehingga nggak mengerti istilah lipstick. Lalu saya akan dengan santai menjawab bahwa saya berasal dari merkurius. Lalu mbak-mbaknya kaget dan memanggil polisi serta wartawan. Lalu saya jadi terkenal seantero nusantara sebagai pembual sensasional yang haus popularitas dan disangka tidak waras. Hiiy. Tolong jangan hiraukan khayalan gila saya yang imajinatif ini.

Kali ini saya mau me-review sebuah produk lip palette. Tuh, saya sudah menggunakan istilah yang benar. Produknya adalah Wardah Perfect Red Lip Palette. Ini sudah pernah saya singgung sedikit pada pos saya di awal-awal nge-blog dulu. Boleh sejenak meluangkan mata dan pikiran untuk membaca tulisan saya kala masih norak dahulu.

Kali ini saya akan mengulas secara lebih mendalam mengenai lip palette ini. Wardah Perfect Red Lip Palette adalah kumpulan 8 warna lipstick (?) dalam satu wadah praktis yang mana sepertinya warna-warna dalam palette ini merupakan warna best seller dari produk full lipstick-nya. Kalau dalam versi lipstick isinya cukup panjang, dalam palette ini dikit-dikit doang per warna. Cuma untungnya memang dapat banyak warna sekaligus dalam satu kemasan. Harganya 59 ribu, yaelah tanggung amat yak sekalian aja 60.

Palette kepunyaan saya ini isinya merupakan kombinasi warna dasar merah dan turunannya sesuai dengan nama si palette yaitu 'Perfect Red'. Ada dua seri lip palette lain sih yaitu Chocoaholic dan Pinky Peach. Cuma,saya beli yang Perfect Red aja. Saya beli ini sudah cukup lama dan karena lapar mata saja. Pakainya? Juarang bingit. Paling saya colak-colek aja buat foto-foto atau sekedar nyobain seperti apa warnanya. Kenapa jarang saya pakai? Karena saya sukanya lipstick matte sementara isi lip palette ini semuanya kombinasi antara seri exclusive dan matte (satin -_-) yang jelas hasilnya kalau bukan glossy ya satin sehingga kurang saya sukai. Kalau kurang suka, kenapa beli? Yah mau gimana lagi orang kaya suka bingung duitnya mau dikemanain kalau bukan buat belanja ini-ono. Ya itu tadi karena lapar mata.

Mari kita langsung lihat saja bagaimana tampilan produknya...

Dikemas dalam kotak pesegi panjang dan pipih berwarna silver dengan tulisan nama brand di kanan bawah. Bahannya dari plastik kokoh.

Pada bagian belakang kemasan terdapat penjelasan produk dan keterangan warna. Bacanya dari kiri ke kanan ya. Tadinya saya agak bingung dan terbalik-balik, tapi panduannya pokoknya tulisan nama paling kiri itu warna paling kiri dalam palette-nya.

Bagian dalamnya, ada 8 warna berjajar. Sudah ada cerminnya juga, lumayan besar lho seukuran kemasan.

Penamaan warnanya

Kuas bawaan dari produk cukup terpakai bagi saya. Lumayanlah walau sebenarnya menurut saya terlalu kecil. Mungkin menyesuaikan dengan ukuran wadah palette-nya. Kuas mini ini bagus untuk membuat garis tepi bibir yang rapi hingga ke sudut, tapi terlalu mungil untuk mengkuas seluruh permukaan bibir dengan merata. Bisa aja sih, cuma capeek, ribet, dan lama. Padahal ukuran bibir saya nggak lebar lho.

Teksturnya semua buttery dan gampang dicolek. Saat di-swatch di tangan warnanya memang langsung pigmented. Tapi kalau di bibir sih butuh lebih dari dua kali oles untuk warna yang kurang lebih sama dengan warna pada palette. Deskripsi warnanya saya tulis di caption foto nanti ya. Hasilnya glossy - satin tergantung pakai seri yang mana. Kita lihat penampilan warnanya pada bibir saya. Coba bandingkan dengan warna dalam palette-nya...

*penjelasan warna di sini berdasar pengetahuan saya, mohon maaf kalau ada perbedaan tafsiran warna

Warna coklat kemerahan ber-shimmer keemasan. Ada hint oranye-nya juga sedikit.


Merah terang hint oranye


Deep red


Ungu terang


Merah kecoklatan. Atau coklat kemerahan?


Pink


Ungu hint kecoklatan


Coklat hint oranye


Saya pernah bilang kalau saya punya warna Matte 03 dalam versi full lipstick-nya dan warna Matte 03 dalam palette kurang keluar warnanya apabila nggak dicolek secara bar-bar. Sebenarnya semua warna di palette sih nggak cuma Matte 03. Maka saya nyolek warna dari lip palette ini dengan tenaga. Iya, harus pake tenaga agak kuat soalnya kalau pelan dan lembut banget dijamin warnanya akan samar sekali di bibir. Sebetulnya saya gemes mencoleknya secara bar-bar tapi sayang kan penampilan lip palette-nya nanti jadi berantakan. Pakai tenaga dengan bar-bar sama aja kok mendapatkan hasil warna yang cukup keluar di bibir.

Semua warna dalam palette ini cantik-cantik. Tapi dari seluruh warna, favorit saya adalah Exc 46. Warna pink barbie gini kiyut syekalih. Biarpun hasilnya glossy - yang mana kurang saya sukai - tapi Exc 46 ini tetap saya favoritkan karena warnanya sweet. Warna coklat Exc 38 sebenarnya juga saya suka, cuma sayang perpaduan warna dengan glossy-nya bikin bibir saya telihat terlalu berminyak. Kalau matte, bakal jadi favorit juga. Merah dari Matte 03 saya lebih suka pakai dari versi lipstick-nya biarpun sama warna. Warna-warna lainnya bisa jadi kesukaan saya juga kalau memang pas lagi cocok sama make up wajah keseluruhan.

Karena pemakaiannya agak ribet dan lama dengan kuas, menurut saya penggunaan lip palette ini lebih cocok untuk touch up saja. Jadi kalau punya versi lipstick dengan warna yang sama dengan warna pada palette, touch up nya bisa pakai yang di palette. Kan lebih praktis, sudah ada cermin dan kuasnya lagi.

Notes :
+ harga terjangkau
+ warnanya banyak
+ kemasannya praktis
+ sudah ada cermin dan kuas
- kuasnya terlalu kecil menurut saya
- isinya sedikit per warna - ya kali mau banyak, menyesuaikan harga juga lah

Minggu, 24 April 2016

REVIEW AND TUTORIAL : Belajar Pakai Lip Liner

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Dulu saya pernah punya lip liner dari Oriflame yang kalau mau memakainya harus diputar dulu guna mengeluarkan ujung si lip liner. Setelah keseringan diputar, akhirnya lip liner itu ngambek dan macet nggak mau diputar lagi. Padahal isinya masih panjang. Apa boleh buatlah akhirnya saya buang.

Sekarang, setelah lama nggak punya lip liner saya kangen ber-lip liner-an. Lalu saya putuskan untuk membeli lagi. Tadinya kepikiran untuk membeli lip liner yang sama dari Oriflame, tapi karena nggak punya kontak teman member - yang mana bisa ngerayu supaya diskonnya dilebihin - maka saya nggak jadi beli. Apalagi saya trauma sama model kemasan puteran gitu. Kemudian saya tertarik dengan lip liner dari MAKEOVER. Namun sial, sampai counter-nya di Mutiara produk itu lagi out of stock. Daripada saya pulang dengan tangan yang hampa dan hati yang kosong (?), akhirnya saya jalan-jalan mengitari counter lain. Pas saya jalan dengan bengong, saya mendadak kepikiran untuk nanya ke counter PIXY yang kebetulan saya lewati. Kepada mbak BA-nya saya nanya ada nggak produk lip liner dari PIXY. Eh ternyata nggak ada. Kebetulan (lagi), di sebelah counter PIXY itu ada counter inez. Mbak BA inez pun menawarkan saya membeli lip liner darinya. Akhirnya saya lihat-lihat, pilih, dan bawa pulang sebatang pensil - eh sebatang lip liner keluaran inez yang berbentuk pencil. Produknya mengeluarkan dua varian warna, saya pilih yang wine red. Nggak ada alasan khusus memilih warna sebetulnya, saya pengen mencoba saja. Saya belum pernah pakai lip liner bentuk pencil semacam ini sebelumnya.

Produk ini dibandrol seharga 30 ribuan kayaknya, saya lupa. Aduh sudah tua jadi pelupa ini. Cukup murah dibandingkan lip liner dari MAKEOVER yang saya inginkan sebelumnya atau bahkan dari Oriflame kepunyaan saya dulu. Mari kita lihat produknya :

Berbentuk pensil berwarna biru tua yang jadi ciri khas produk inez dengan tutup keemasan. Sebetulnya agak monoton sih warnanya.

Tutupnya rapat. Setelah dibuka nampak ujung pensil berwarna merah maroon - merah anggur. Isi pensilnya gedey. Bisa diraut kalau ujungnya sudah kurang runcing.

Pada bagian tutup terdapat nomor ijin POM dan tanggal kadaluwarsanya.

Pabrik pembuatnya. Di Malang - Indonesia.

Nama produk dan keterangan warna

Netto. Silau ya? Itu tulisannya 1.3 g. Ringan sekali kalau diangkat.

Warnanya cukup pigmented saat dicoretkan ke tangan. Kalau di bibir, masih lumayan juga. Cuma, kalau untuk warna yang benar-benar keluar di bibir harus 2-3 kali gores. Karena warnanya maroon, maka lip liner ini lebih cocok dipakai dengan lipstick berwarna gelap. Saya akan coba membuat tutorial pemakaian lip liner ini untuk membingkai bibir. Fungsi lip liner selain membingkai bibir agar lipstick yang diaplikasikan nanti lebih rapi juga untuk meng-kamuflase bentuk bibir. Misalnya mau bibir lebih tebal, gariskan saja lip liner di luar garis bibir. Untuk kesan bibir lebih mungil sebaliknya, pemakaian lip liner harus di dalam garis bibir. Lip liner juga bisa berfungsi sebagai base lipstick dan menyamarkan warna gelap di bagian terluar bibir.

Nah demikianlah review dan tutorial - walau tidak sempurna - dari saya. Sekian dulu ya pos kali ini...:)

Notes :
+ harganya cukup murah
+ mudah didapat
+ warnanya lumayan pigmented
- pilihan warna terbatas
- kemasannya kurang menarik dan terlalu enteng
- isi pensilnya terlalu besar sehingga harus sering diraut agar tetap runcing

Jumat, 22 April 2016

TUTORIAL : Belajar Shading Hidung

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Sebelumnya saya pernah membuat pos tentang contouring wajah. Di dalamnya sebenarnya sudah ada soal contouring bagian hidung. Tapi agar lebih jelas saya akan membuat tutorial tentang contouring - atau familiar disebut shading - pada bagian hidung saja. Ini juga atas permintaan Yani yang minta dibikinin tutorial. Plis ya Yan, habis ini traktir gueh makan-makan!

Tujuan utama pemakaian shading pada hidung adalah untuk membuat bayangan pada kedua sisi hidung dan mempertegas bagian tulang hidung dengan highlight sehingga terlihat seolah-olah hidung lebih mancung. Hidung saya aslinya kalau dilihat dari samping nggak pesek-pesek amat, tapi kalau dari depan nggak kelihatan mancung. Gimana menyebutnya ya? Hidung jambu lah, mirip-mirip semacam jambu air begitu bentuknya. Nggak usah diimajinasikan kalau malah bikin bingung.

Karena saya belumlah terlalu ahli jadi maafkan kalau hasilnya tak seindah shading buatan MUA professional, okay? Tapi step by step yang akan saya buat sudah cukup jelas kok kalau untuk diikuti. Dan sangat aman untuk dandanan sehari-hari alias tidak medok sekali warna shading-nya. Semoga kalau kamu mengikuti tutorial ini, hasilnya lebih bagus daripada saya :).

Kita mulai dari produk dan peralatannya :



Seperti biasa, sudah jelas saya menggunakan produk contour kit dari MAKEOVER. Kuas yang saya pakai ada dua. Sebenarnya ini opsional saja. Saya biasanya mengaplikasikan produk pakai kuas kecil, lalu nge-blend-nya pakai kuas yang lebih besar itu. Tapi kalau lagi kumat malasnya, ya cukup di-blend dengan kuas kecil yang juga dipakai untuk pengaplikasian tadi. Toh, hasilnya nggak jauh beda kok. Dalam tutorial ini saya juga hanya menggunakan kuas kecil itu ya karena saya lagi kumat malasnya.

Kalau nggak punya contour kit gimana? Tenang, ada Incess ada solusi. Gunakan saja eye shadow berwarna coklat gelap untuk shading dan warna krem terang untuk highlight sebagai gantinya. Dulu sebelum punya contour kit, saya pakai eye shadow dari PIXY. Isinya ada dua warna. Yang satu memang coklat gelap, tapi satunya lagi bukan krem terang sih - lebih ke coklat mudaaa dengan hint sedikit agak ungu silver dan terang berkilauan - ada shimmer-nya. Karena waktu itu belum punya eye shadow warna krem terang, ya sudah apa boleh buat saya pakai warna coklat muda hint sedikit agak ungu silver terang berkilauan itu tadi untuk highlight. Sudahlah, jangan dibayangkan seperti apa warnanya. Lihat saja foto di bawah ini.




Sudah jelas?

Shading hidung yang saya buat hasilnya memang samar-samar. Tapi justru akan terlihat natural. Beda kalau kamu butuh penampilan panggung atau pemotretan. Keseluruhan make up termasuk shading akan dibuat lebih tebal supaya tidak kalah oleh lampu yang dipakai dalam tata panggung atau pemotreran. Menurut saya, kalau untuk make up sehari-hari, begini saja cukup. Kelihatan alami. Agar terlihat alami dan nggak terlihat kaku atau palsu banget pastikan kamu membaurnya dengan sempurna. Keberhasilan pemakaian shading adalah kalau orang yang melihat tahunya hidung kamu itu mancung beneran tanpa digarisin coklat-coklat tapi kamu tetap paham bahwa shading punya peranan penting dalam tata rias hidungmu ;p.

Keseluruhan peralatan make up saya kali ini adalah :


  • Lightening TWC Light Feel 02 Wardah
  • Eye Shadow Bronze Delight 05 PIXY
  • EyeXpert Staylast Liquid Eyeliner Wardah
  • Eye Brow Pencil Brown Viva
  • Matte Lipstick 03 : Wardah, ini sebagai blush on - biarpun namanya matte tp hasilnya satin
  • Color Contour Plus Lip Liner - Wine Red inez
  • Longlasting Lipstick 08 Red Velvet Wardah
  • Face Contour Kit MAKEOVER
Tools-nya udah pernah saya sebutin yaa. Ketambahan powder brush yang paling gede itu, no brand. Saya memang lebih suka pakai bedak jenis apapun pakai kuas :).

Nah, sekian dulu tutorial shading hidung kali ini. Sebenarnya saya tadi sudah foto-foto buat review dan tutorial pemakaian lip liner sekalian, tapi saya tulis di pos berikutnya aja ya :). See you... :*

Kamis, 21 April 2016

Lipstick For Blush On?

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Ini bukan trik baru sebenarnya, tapi nggak ada salahnya saya ulas lagi. Jadi ceritanya, saya lagi keranjingan memakai lipstick sebagai blush on. Ini bukan karena saya miskin lantas nggak mampu beli blush on beneran, tapi karena saya sedang menyukai hal-hal berbau kepraktisan. Satu produk dua kegunaan, kenapa tidak?

Awalnya, saya nggak sengaja lho memakai lipstick sebagai blush. Tadinya saya cuma iseng main-main pakai make up, eh muncul ide untuk pakai perona pipi dari lipstick. Nggak tahunya hasilnya bagus. Keterusan deh.

Lipstick yang saya gunakan untuk blush jenis finishing-nya satin, karena kalau matte akan sulit di-blend. Lipstick dengan finishing satin juga nggak terlalu glossy sehingga warnanya lebih pigmented dan tidak akan terlalu lengket di kulit. Saya pakai lipstick dari PIXY, yaitu Silky Fit Lipstick 219 Sakura Satin. Kenapa saya pilih lipstick ini? Karena warnanya cocok banget untuk digunakan sebagai blush pada pipi saya. Sebenarnya kalau bicara soal kecocokan sih, hampir semua warna bisa saja cocok digunakan, menyesuaikan dengan warna lipstick atau warna eye shadow pada riasan. Saya juga pernah pakai warna dan brand lain kok. Tapi karena sekarang saya sukanya lagi sama warna yang cenderung pink sebagai blush, maka saya pilih warna dari PIXY ini. Selain itu, lipstick ini juga enak banget digunakan sebagai perona pipi. Warnanya pigmented tapi nggak norak, teksturnya creamy waktu dicolek, dan mudah di-blend. O iya, satu hal lagi : lebih tahan lama dibandingkan blush on powder karena lipstick jelas nggak menyerbuk sehingga lebih nempel pada kulit. Blush dari jenis cream atau yang sejenis lipstick sebenarnya ada produknya, cuma karena saya nggak punya jadi apa boleh buat pakai lipstick aja.

Inilah dia, PIXY lipstick yang berfungsi ganda...

Ukuran kemasannya rada gede, agak kurang simple untuk sebuah lipstick

Di bagian bawah kemasan terdapat keterangan produk berikut nomor dan nama shade

Warnanya pink, menurut saya sih ini agak fuschia juga. Samar-samar ada hint birunya sedikit.

Flash

No flash

Cara pemakaiannya, biasanya saya oles dulu di punggung tangan baru dicolek pakai kuas atau jari dan di tap-tap ke pipi kemudian dibaurkan. Tapi kalau nggak mau mengotori tangan sih colek langsung aja dari bullet-nya pakai kuas. Butuh sekitar dua sampai tiga kali colekan kalau mau warna yang benar-benar keluar. Soal selera sih. Kalau mau tipis-tipis juga boleh aja. Ini cara ala saya lho. Soalnya saya pernah baca juga pemakaian blush dari lipstick ini dicolek langsung pakai jari dari lipstick di bibir. Terserah aja mau pakai cara yang mana, monggo.

Colek langsung juga bisa

Bagaimana hasilnya di pipi saya? Sabar, lihat dulu step by step-nya.

Warnanya cantik dan tampak seperti rona alami pipi. Nggak terlalu lengket dan nggak menimbulkan breakout pada kulit saya. Lipstick sebagai blush ini juga nggak menggumpal lho. Bener-bener suka deh pokoknya :)!

Saya pernah memakai lipstick sebagai blush dengan beberapa merek lipstick berbeda. Tapi yang paling pas tetep PIXY ini. Brand yang pernah saya coba yaitu dari Wardah seri exclusive tapi warnanya agak sulit dibaur dan menggumpal. Lalu saya pernah menggunakan lipstick dari Kluge juga tetapi shade yang saya punya warnanya kurang pigmented. Jadi, saya tetap setia sama PIXY ini aja.

Nah, jika kamu tertarik menggunakan lipstick sebagai blush on juga, semoga pos saya kali ini bisa berguna yaa :). Selamat mencoba!