Selasa, 31 Mei 2016

BLOG TALK : Obrolan Random Miss Kaus Kaki Dan Blogging Via HP

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Belakangan ini, saya lagi demen banget kemana-mana pakai kaus kaki. Jalan-jalan di dalam rumah sampai tidur aja saya pakai kaus kaki kok. Aneh ya saya? Ini bukan aneh lediss, ini semacam melindungi surganya anak saya kelak dari segala kekasaran dunia. #semakinaneh Saya suka pakai kaus kaki karena emang suka aja. Soalnya telapak kaki jadi berasa hangat, hahaha. Jogja sekarang masih sering hujan bokk jadinya dingin. Saya haus kehangatan. Ini soal kehangatan yang diberikan kaus kaki lho bukan hal lain yang saru.

Lucu kan kaus kaki-kaus kaki saya? Pasti kalian kepingin juga...hihihi. Saya tuh punya temen blogger yang segmen pembacanya adalah agan-agan. Di blog temen saya itu pasti nggak ada pos soal kaus kaki unyu semacam ini :D. *coba deh agan-agan main ke blog saya* #haish

Eh, beberapa waktu yang lalu saya download aplikasi blogger di HP Android. Kayak gini :


Apakah aplikasi ini mempermudah blogging? Mungkin saja. Tapi tidak bagi saya. Soalnya malah ribet bokk... Ngetik berjam-jam enakan pakai keyboard laptop ketimbang di layar touchscreen HP. Meskipun memang lebih praktis nyangking HP sih daripada nenteng laptop.

Eh, barusan saya kepikiran soal ejaan kata 'seksama' dan 'saksama'. Mana yang benar? Menurut EYD sepertinya 'saksama'. Tapi saya kok terbiasa nulis 'seksama' ya? :S. Ah embuhlah. Saya suka memperumit pikiran sendiri. Mungkin itu sebabnya hidup saya agak kurang ceria. Aish embuh.

Ngomong-ngomong, ini tanggal akhir bulan ya? Saya belum bikin daftar belanjaan untuk mengisi keranjang belanja bulan depan nih. Padahal bulan depannya tinggal besok pagi. Duh, nggak sabar selak pingin belanja :D. Saya sedang punya banyak waktu luang untuk belanja, hehehe. Eh, saya pernah cerita belum sih kalau saya sedang transfer kuliah? Pernah ya? Lebih jelasnya saya sudah pernah kuliah D3, terus sekarang transfer ke S1 yang beda jurusan - dengan kata lain saya alih jurusan. Jadi saya masih berstatus mahasiswa nih, masih dalam proses kuliah :D.

Satu paragraf penutup ya. Saya sedang gemar mengedit pos jaman baheula nih dan selalu merasa ada yang kurang. Aargh, saya belum sembuh dari perfeksionis! Padahal saya sadar lho kalau ketidaksempurnaan itu tidak apa-apa. Mulai sekarang saya berusaha tidak mengeditnya lagi, jadi kalau ada yang membaca dan menemukan pos jaman baheula saya tidak sempurna, mohon memahami ya. Untuk pos ini dan selanjutnya, kalaupun masih tidak sempurna, nggak apa-apa juga ya :D. Saya sedang berusaha hidup dengan gembira, dan kegembiraan itu kadang diperoleh dari hal-hal tidak sempurna :).

Senin, 30 Mei 2016

NGOBROL : Ngalis Lagi [Alis Dari Masa Ke Masa]

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya sedang pingin nge-blog, tapi nggak punya topik baru untuk ditulis. Yasudah saya nulisnya soal alis lagi ya. Meskipun rasa-rasanya topik ini bukan perbincangan hot lagi, tapi nggak masalah kan saya tulis?

Kalau ditanya, bagian mana dari wajah saya yang paling sulit di-make up? Mungkin alis jawabannya. Sebab, saya ini punya alis yang tidak simetris. Jadi kadang kalau pas ngalisnya lagi kurang niat, hasil akhir alis saya jadi menceng. Saya sudah pernah menulis pos tentang cara ngalis. Pernah saya singgung juga di pos tutorial make up. Tapi, saya nggak puas-puas nih nulis lagi soal ngalis, hahaha. Dasar ratu ngalis ;p.

Baca juga : REVIEW AND TUTORIAL : Cara Mudah Ngalis Dan Tutorial Pemakaian Eyeliner Cair
TUTORIAL : Make Up Under 15 Minute

Ngomong-ngomong soal alis, saya pernah mengalami zaman-zaman tren model alis yang menjulang ala KD jadul. Jadi alisnya berbentuk kecil dan tipiiis bener terus melengkung heboh bagian atasnya. Tapi untung alis saya yang jadul itu nggak melengkung-melengkung parah amat. Pada masanya, alis semacam itu keren lho, saya aja pede memajangnya di muka.

Pada masa itu, saya belum jadi ratu ngalis jago pakai pensil alis. Belum kepikiran juga mau melukis alis sendiri dengan model macam apa. Umpamanya pakai pensil alis pun, paling cuma sedikit tipis-tipis untuk mengisi bagian alis yang rambutnya agak jarang. Masa itu, saya belum gemar bereksperimen dengan make up sih :D. Lalu pada tahun 2014 saat saya wisuda, mbak-mbak salon yang merias saya melukiskan alis yang masih bernuansa rada jadul juga.

Gimana make up wisuda saya? Kalau terlihat cantik, itu karena aslinya memang saya sudah cantik, wakakaka. Pas zaman saya wisuda itu, saya belum jago make up sendiri sih. Coba udah, mending saya dandan sendiri, hemat deh. Soalnya kalau dilihat-lihat sekarang, bagian make up mata aja itu biasa banget deh. Malah bagusan kalau saya yang bikin sendiri. Aargh!!! Tapi emang dulu belum bisa sih, jadi yaudah nggak apa-apa :).

Sekarang, saya mau share lagi foto-foto step by step ngalis yang kekinian ala saya. Sebenarnya foto-foto ini hampir sama dengan yang di pos lalu. Tapi kali ini menurut saya lebih jelas :). Yang kali ini, finishing-nya juga saya set dengan maskara. Peralatannya? Masih dengan pensil alis. Plus sisir dan sikat alis. Plus maskara. Maaf ya nggak kefoto semua peralatannya...

Saya punya 3 pensil alis dengan warna yang sama, hehehe

Ini masih saya pakai lho biarpun sudah sependek ini

Masih terlihat ada rambut alis yang tidak ter-cover warna pensil, hehehe. Itu karena saya nggak conceal pinggiran bentuk alisnya. Soalnya, saya ambil foto-foto ini pas bikin tutorial make up under 15 minute kemarin - karena waktunya singkat jadi nggak sempat conceal deh. Saya pernah nyobain conceal pinggiran alis dengan rapi tapi hasilnya justru alis terlihat palsu banget... Kalau dipadukan dengan riasan natural akan terlihat tidak nyambung. Kecuali kalau dalam acara resmi yang memerlukan tata rias glamour gitu, baru alis super rapi akan pas.

Bulan depan, saya berencana beli produk per-alis-an yang berbentuk powder gitu. Itu lho, eyebrow kit yang pakainya dengan kuas. Saya belum tahu sih mau beli dari brand apa. Nanti kalau sudah terbeli saya share yaa ceritanya...:)

Sabtu, 28 Mei 2016

REVIEW : NIVEA BODY SERUM WHITENING [DAY & NIGHT]

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Sebelum saya mulai review, saya mau share link ini dulu : http://www.youtube.com/watch?v=_u0kBy5VCnE. Disitu ada muka saya terpampang, hahaha. Nonton yaa... Subscribe sangat disarankan ;). Terimakasiiih :*.

Di pos kali ini saya mau membahas soal body serum. Apa itu body serum? Ya serum untuk kulit tubuh lah. Body serum sebenarnya merupakan salah satu jenis lotion pelembap tubuh yang diperkaya dengan tambahan konsentrat serum di dalamnya. Perbedaan body serum dengan body lotion terletak pada formulasi di dalamnya dan cara kerjanya. Body serum memiliki molekul yang lebih kecil dibandingkan body lotion sehingga lebih mudah diserap kulit dan tidak menimbulkan rasa lengket maupun tebal.

Body serum kesukaan saya saat ini adalah... Jeng jeng jeng!! NIVEA BODY SERUM WHITENING! Bukannya saya terobsesi punya kulit putih ya terus pakai produk berslogan whitening - sebenarnya memang iya sih, heheheu. NIVEA BODY SERUM WHITENING memiliki dua varian, yaitu UV EXTRA WHITENING (DAY) - dipakai siang - dan NIGHT WHITENING - dipakai malam. Gampangnya kalau saya yang UV EXTRA WHITENING dipakai habis mandi pagi dan NIGHT WHITENING dipakai habis mandi sore.

Mari kita bahas satu persatu kedua produk ini. Mulai dari harganya. Waktu saya beli sih di kisaran 36-39 ribu rupiah untuk isi 200 ml. Ya, lumayan sih. Kemudian kemasannya :

DAY



Berbentuk tube dengan tutup flip top. Karena saya sudah berulang kali repurchase produk ini, saya jadi menemukan kalau kualitas kemasannya kadang berbeda-beda, terutama pada tutupnya. Saya beberapa kali beli dapat yang tutupnya mudah terbuka sendiri karena cantelan di dalamnya sudah patah -_-. Kemasan body serum yang day ini pada bagian depannya didominasi warna oranye di atas dasar putih. Pada bagian belakang kemasan terdapat sejumlah penuturan mengenai penjelasan produk ini. Silahkan dibaca-baca sendiri ya.

NIGHT



Night whitening-nya memiliki bentuk kemasan yang sama dengan day. Yang membedakan adalah dominasi warna ungunya dan tentu saja tulisan yang tertera di sana.

Teksturnya :

DAY

Teksturnya tidak terlalu kental, cenderung agar cair malah. Berwarna putih, beraroma segar. Begitu dioles langsung meresap dan tidak menimbulkan rasa lengket.

NIGHT

Yang night teksturnya lebih kental dibanding day, tapi warnanya sama. Aromanya juga kurang lebih sama, cuma yang night tercium lebih tajam.

Fungsi utama kedua body serum ini adalah untuk (membantu) mencerahkan kulit. Untuk keterangan lebih jelas zoom bagian belakang kemasan keduanya untuk membaca.

Sebenarnya perbedaan antara sebelum dan sesudah pemakaian body serum ini nggak akan kelihatan drastis hanya dalam sekali oles saja. Jadi jangan harap akan sim salabim putih bersinar dalam sekejap. Hasilnya akan nampak setelah pemakaian rutin berbulan-bulan. Dulu itu kulit saya kusam dan belang di lengan maupun pergelangan tangan karena suka keluyuran naik motor pakai kaos lengan pendek dan kalaupun pakai baju lengan panjang suka lupa pakai kaus tangan. Tapi setelah pemakaian rutin body serum ini, belangnya berangsur-angsur sama rata lagi dengan bagian kulit lainnya. Emm, saya lupa sih prosesnya berapa lama. Mungkin sekitar sebulanan. Dan makin lama, kulit saya makin cerah. Saya nggak tahu mau mengkategorikan kulit saya ini putih atau kekuningan, makanya saya sebut cerah aja ya. Cerah maksudnya kulit saya terang - bukan seperti lampu neon - dan tidak kusam. Kulit juga lembap dan sehat. Nggak mbekisik lagi deh, hehehe.

Secara keseluruhan, body serum ini menurut saya sangat manjur untuk mencerahkan kulit dan melindungi dari resiko kulit menggelap lagi karena ada perlindungan UV-nya.

Saya rutin repurchase kedua produk ini untuk dipakai setiap hari. Ya walau kadang tersendat kalau pas lagi seret ekonomi, hahaha. Tapi saya selalu kembali beli produk ini, nggak pindah ke lain hati :*.

Notes :
+ efektif mencerahkan kulit
+ meratakan warna kulit yang belang
+ melindungi dari paparan sinar UV
- harganya lumayan - tapi sesuai dengan kualitas isi produknya kok
- kualitas tutup kemasannya disamakan dong biar kuat semua

Jumat, 27 Mei 2016

Daily Skin Care Routine

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menggunakan rangkaian produk lightening dari Wardah sebagai perawatan kulit rutin. Kemudian karena bosan, saya sempat berangan-angan mengganti seri lightening tersebut dengan seri white secret, namun tidak jadi sebab mahal, hahaha. Aduduh. Saya suka eman-eman gitu ngeluarin duit banyak kecuali kalau lagi dalam kondisi sugih bener. Saat ini, saya sedang menekuni rutinitas perawatan kulit dengan rangkaian produk dari beberapa brand - sekarang nggak 'satu series' lagi. Apa saja sih daily skin care routine saya saat ini? Sebelum saya cerita lebih banyak saya mau bilang dulu ya kalau skin care itu sangat cocok-cocokan dan penggunaannya sebaiknya disesuaikan dengan kondisi kulit. Kondisi kulit juga bisa berubah lho seiring waktu, jadi skin care yang digunakan juga bisa berubah mengikuti kondisi kulit terkini.

Beberapa skin care lama


Inilah urutan daily skin care routine saya saat ini :

PAGI


  1. Bangun tidur sebelum mandi saya bersihkan wajah terlebih dahulu dengan Viva Milk Cleanser Green Tea. Saya suka bersihinnya di kamar mandi sekalian jadi ngangkat residu milk cleanser-nya pakai sponge pink itu bukan pakai kapas/tissue.
  2. Pas mandi, saya cuci muka dengan facial wash dari Theraskin. Saya lagi suka pakai facial wash ini nih, soalnya nggak banyak busanya dan habis dipakai bikin kulit lebih lembut. Terus, makin sukanya lagi facial wash ini nggak komedogenic.
  3. Sehabis mandi saya tap-tap sisa air di wajah dengan tissue lalu saya pakai Viva Face Tonic Green Tea. Tadinya saya pakai astringent terus tiap habis cuci muka tapi lama-lama bikin kulit saya yang jenisnya berminyak jadi kering banget - memang fungsi astringent meredam minyak sih - jadi saya selingi penggunaan astringent-nya dengan tonic.
  4. Terus, pakai serum AHA & BHA dari Alfacid. Ada beberapa pro kontra penggunaan AHA & BHA pada kosmetik. Baca-baca dulu ya sebelum memakai juga. Saya lupa ini kadarnya berapa -_-, kayaknya ada tulisannya di kotak kemasan tapi udah saya buang. Nanti kalau beli lagi saya lihat deh. Saya pakai serum ini ke seluruh area wajah  - kecuali seputar mata - dan leher. Serum ini cepat meresap dan efeknya di kulit saya jadi menghaluskan, mencerahkan, menyamarkan pori, dan membuat komedo saya nggak muncul lagi.
  5. Langkah berikutnya, saya pijat area seputar mata dengan Wardah Olive Oil untuk mengurangi kantung mata yang agak menebal akhir-akhir ini karena sering begadang. Olive oil ini moist banget di kulit dan nggak bikin minyakan walaupun namanya 'oil'.
  6. Selanjutnya, pakai sunscreen! Dari Theraskin juga. Ini hal wajib buat saya. Soalnya, sebanyak dan semahal apapun skin care yang dipakai, kalau kulit nggak dilindungi pakai sunscreen maka percuma saja. Saya nggak pakai pelembap sebelum sunscreen karena sunscreen-nya sendiri sudah cukup melembapkan.
  7. Pakai lip balm dari Wardah. Kenapa ini masuk daily skin care routine? Yaa, bibir kan termasuk bagian dari kulit juga. Lagipula, benda ini selalu saya pakai setiap hari, jadi sah-sah saja kan masuk dalam daily skin care routine saya :).


Setelah deretan pemakaian produk di atas, kalau mau make up ya make up aja. Tapi kalau sedang di rumah, saya nggak make up biar kulitnya istirahat. Jadi cukup 7 langkah di atas, beres :). Kelihatannya banyak ya, tujuh? Sebenarnya itu sedikit lho kalau dibandingkan dengan langkah pemakaian skin care ala Korea yang berlayer-layer hingga puluhan. Busyet deh! Apa nggak capek ya memakainya -_-. Sebenarnya, poin terpenting dalam perawatan wajah adalah 3 hal : pembersih, pelembap, dan sunscreen. Produk lain-lainnya itu sebagai pengoptimal saja, kalau nggak mau pakai juga nggak apa-apa, yang penting pakai 3 hal tadi.

SORE


  1. Kalau ber-make up, saya selalu bersihkan terlebih dahulu dengan Wardah Make Up Remover. Caranya tinggal tuang produk ini ke kapas lalu usapkan ke area wajah yang mau dibersihkan make up-nya. Kalau nggak ber-make up ya berarti skip langkah ini.
  2. Viva Milk Cleanser Green Tea.
  3. Theraskin Facial Wash.
  4. Kalau sore, saya pakai astringent dari Theraskin. Soalnya kulit saya yang jenisnya berminyak ini kalau sudah sore jadi makin berminyak setelah seharian beraktivitas, sehingga walaupun pakai astringent nggak jadi kering banget.
  5. Alfacid AHA & BHA Pore Serum.
  6. Wardah Olive Oil.
  7. Wardah Lip Balm.

Kalau sore gini saya nggak pakai sunscreen lagi - kecuali mau bepergian ke luar rumah atau mandi sorenya masih agak 'siang' - karena biasanya saya mandi sore itu di atas jam 5.

MALAM


  1. Kalau sehabis mandi tadi pakai make up - meskipun biasanya tidak - saya pakai make up remover dan milk cleanser dulu sebelum menuju ke facial wash. Kalau nggak pake make up ya langsung facial wash saja. Masih dengan Theraskin Facial Wash.
  2. Malam saya pakai Viva Face Tonic Green Tea lagi.
  3. Alfacid AHA BHA Pore Serum.
  4. Wardah Olive Oil.
  5. Night cream dari Theraskin. Isinya Glycolyc acid 5%, ini AHA. Konon ada Hydroquinone dan Tretinoin-nya juga. Saya tahu, bahan-bahan di atas masih pro kontra keberadaannya. Tapi setahu saya, Hydroquinone di bawah 2% masih diperbolehkan untuk kosmetik kok, kalau di bawah pengawasan dokter spesialis kulit Hydroquinone 4% juga masih ditolerir. Kalau dua bahan lainnya, saya kurang paham. Silahkan search sendiri ya untuk kenal lebih mendalam dengan semua nama asing bahan-bahan tadi. Saya pakai ini untuk mencerahkan kulit wajah dan mencegah jerawat datang. Tapi produk ini nggak akan selamanya saya pakai kok. Semoga nanti nggak break out ya kalau sudah berhenti pakai. Mungkin nanti saya akan kembali ke produk drugstore lagi - mungkin ke Wardah lagi.
  6. Wardah Lip Balm.
  7. Kalau sedang ada jerawat, sehabis night cream saya tambahin Sariayu Lotion Jerawat.


Itu semua untuk perawatan kulit wajah - dan leher juga. Eh, saya suka bingung lho untuk leher itu pakainya skin care wajah atau skin care tubuh? Ada sih skin care khusus leher tapi karena saya orangnya irit maka saya sisankan perawatan leher ini dengan perawatan wajah saja. Untuk tubuh, bagaimana? Adaa...


  1. Pagi NIVEA Body Serum UV Extra Whitening.
  2. Sore NIVEA Body Serum Night Whitening, ini buat malam sih sebenarnya tapi saya pakai sehabis mandi sore aja.
  3. Malam Mustika Ratu Body Butter Papaya.

Untuk perawatan mingguan, saya pakai Mustika Ratu Body Scrub Papaya dan rangkaian lulur serta masker dari Roro Mendut Royal Black Spice Series. Saya pakainya 2 kali seminggu sebenarnya kalau sedang rajin. Kalau kumat malasnya paling jadi seminggu sekali.


Nah itulah seluruh daily skin care routine saya saat ini. Nggak ada yang bisa menjamin seluruh produk yang saya gunakan bakal sama terus ya, hehehe. Soalnya seperti saya bilang tadi, skin care yang digunakan bisa berubah sesuai kebutuhan kulit :).

Kamis, 26 Mei 2016

TUTORIAL : Make Up Under 15 Minute

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Akhir-akhir ini saya pemalas sekali. Bangun pagi selalu kesiangan. Subuh udah melek-melekin mata sih, tapi tetep aja habis itu ketiduran lagi. Salah satu hal yang merepotkan saat punya kebiasaan bangun kesiangan adalah kalau ada acara pagi waktu untuk persiapannya jadi mepet sehingga jatah waktu untuk make up pun jadi sedikit. Ini saya banget nih. Tapi ini bukan kebiasaan baik, so jangan dicontoh yaa.

Karena keseringan dipepet-pepet waktu akhirnya saya terbiasa make up cepat. Cepat bukan berarti ala kadarnya lho yang cuma asal nemplokin bedak sama lipstick doang udah - meskipun kalau buru-buru banget nggak ada salahnya seperti itu, toh daripada sama sekali nggak dandan. *prinsiptukangdandan* Salah satu keahlian saya dalam make up cepat akan saya share dalam pos ini : Make Up Under 15 Minute. Yakin kurang dari 15 menit? Iya, kalau nggak pakai foto-foto lho ya.

Yuk, mulai saja tutorial make up cepat ala saya. Sebelum menuju ke step by step dandan, kita lihat dulu seluruh perabotan yang digunakan, meliputi produk dan alat. Produk dan alat ini nggak harus sama persis kok kalau kalian ingin mencoba. Yang penting fungsinya kurang lebih sama.

  • Wardah DD Cream
  • Wardah Eye Shadow Seri I
  • Viva Eye Brow Pencil Brown
  • PIXY Mascara
  • Wardah Eyeliner Pencil White
  • Wardah EyeXpert Staylast Liquid Eyeliner
  • MAKEOVER Contour Kit
  • Sariayu DLC K-06
Kuas-kuasnya nggak saya sebutin satu-satu sebab sebenarnya kadang satu kuas bisa punya dua atau lebih fungsi sekaligus. Yaa, maklumilah daku yang belum jadi beli brush set lengkap ini :'(.

Mulai...! Bare face saya, sudah pakai pelembap dan lip balm.

Langkah pertama, langsung saja aplikasikan DDC merata ke seluruh wajah - kalau perlu sampai leher supaya nggak terlihat belang. Cara saya mengaplikasikannya supaya cepat totol-totol dulu pada sejumlah titik wajah kemudian baru diratakan (ke seluruh bagian wajah). Tapi kalau sedang tidak buru-buru saya mengaplikasikannya dengan teknik bagian per bagian. Saya aplikasikan dan ratakan pakai satu jari telunjuk mulai dari dahi baru ke hidung, sekitar mata, pipi, dan dagu dengan arah memutar (gerakan melingkar) lalu turun ke bawah mengikuti arah pertumbuhan rambut halus di kulit wajah. Kalau pakai teknik bagian per bagian ini hasilnya lebih bagus dan meratanya rapi, tapi memang lebih lama. Kalau ditotol ke sejumlah titik wajah dulu baru diratakan kadang ada bagian yang nggak rapi karena totolan DDC-nya keburu mengering di satu titik sebelum kena perataan - meskipun ini sangat tergantung cara meratakannya sih, kalau ngebut tetep rata juga kok. Untuk meratakan dengan ngebut, saya nggak pakai cara 'satu jari telunjuk' seperti di atas. Terus pakai cara apa? Cara ala cuci muka, hahaha. Jadi saya meratakannya dengan seluruh jari tangan seperti sedang cuci muka (di sini saya pakai cara ini). Meskipun dengan cara ini banyak DDC yang nempel ke jari, tapi kalau sedang kesusu (?), cara ini sangat efisien digunakan.

Setelah diratakan, DDC ini memperhalus tampilan kulit wajah saya dan meratakan warnanya. Skin tone kulit saya juga jadi naik satu tingkat. Nggak mampu meng-cover dark circle seputar mata sih, tapi nggak apa-apa lah. Karena ini make up cepat, saya nggak menambahkan concealer atau corrector, toh nggak parah-parah amat dark circle-nya.

Selanjutnya, pakai eye shadow. Saya pilih warna yang soft agar terlihat natural. Warna yang soft akan memberi efek mencerahkan mata sehingga mengalihkan perhatian dari dark circle yang tidak tertutup sempurna. Selain itu, warna soft juga aman diaplikasikan dengan cepat karena kalaupun tidak terlalu rata tidak akan jelas terlihat. Saya pakai warna peach di seluruh kelopak mata lalu ditambah warna krem sebagai highlighter mulai dari ujung mata sampai ke bawah tulang alis.

Baca : REVIEW AND SWATCH : Wardah Eye Shadow Seri I Dan K

Langkah berikutnya adalah soal per-alis-an. Saya dulu pernah menulis pos tentang cara ngalis. Namun karena sekarang saya sudah foto-foto alis buat tutorial ini, maka nggak ada salahnya kan saya perlihatkan lagi langkah-langkah dalam mengalis. Masih dengan alat yang sama kok yaitu pensil alis. Tapi kali ini dengan tambahan sisir, sikat, dan maskara. Di pos yang dulu sudah pernah saya singgung sih soal pemakaian tiga benda tersebut - plus concealer juga - cuma pada tutorial-nya nggak saya pakai.

Baca : REVIEW AND TUTORIAL : Cara Mudah Ngalis Dan Tutorial Pemakaian Eyeliner Cair

Alis saya antara yang kanan dengan yang kiri itu berbeda bentuk dan tingginya, jadi hasil akhir proses pengalisannya sudah pasti berbeda juga. Kalau saya maksa mau nyama-nyamain kedudukan mereka hasilnya malah jadi aneh. Eh iya, saya sudah lama nggak merapikan rambut-rambut alis sehingga bentuknya agak tidak karuan. Ngomong-ngomong, rambut alis saya tambah tebal lho semenjak saya suka massage wajah - yang pastinya kena ke alis juga - pakai olive oil. Seneng deh :)!

Segitu sudah cukup jelas? Next time, saya mau bikin tutorial ngalis lagi ah, hehehe. Di sini, saya nggak nambahin concealer di pinggir-pinggirnya untuk merapikan karena akan nambahin waktu - ini kan make up cepat, right?

Langkah berikutnya adalah pemakaian eyeliner untuk membingkai mata. Eyeliner pensil warna putih saya pakai di garis bawah mata sementara eyeliner cair warna hitam saya pakai di garis atas mata.

Setelah langkah di atas, boleh pakai maskara untuk mempertegas tampilan bulu mata. Tapi saya nggak pakai di sini ya.

Lanjut...kita turun ke bagian pipi. Saatnya nge-blush! Benda yang saya gunakan sebagai perona pipi adalah lip color, hahaha. Sudah tahu kan saya gemar akan benda-benda yang multifungsi. Kali ini saya pakai lip color karena sekalian nanti dipakai di bibir biar satu produk aja yang dikeluarin.

Baca : REVIEW & SWATCH : Sariayu Duo Lip Color K-06
Baca : Lipstick For Blush On?

Setelah urusan pipi beres, lanjut ke shading. Kali ini yang saya shading hanya bagian hidung saja supaya cepat. Nggak perlulah contouring rahang, dagu, dan semacamnya. Lama soalnya.
Baca : TUTORIAL : Belajar Shading Hidung

Produk yang saya gunakan untuk shading adalah contour kit. Warna coklat untuk shading, warna krem untuk highlighting - warna krem ini nantinya juga saya pakai sekalian sebagai setting powder.

Baca : REVIEW AND SWATCH : MAKEOVER Face Contour Kit For Contouring

Berikutnya, saatnya mewarnai bibir. Saya pakai matte lip color di tepian bibir kemudian bagian tengahnya saya isi dengan glossy lip color. Aiuh, tadinya saya bukan penggemar bibir glossy lho, tapi akhir-akhir ini mulai sering pakai glossy lip color. Ya begitulah, ubarampe per-make up-an selalu berputar sesuai keinginan.

Langkah terakhir dalam sesi make up kali ini adalah setting powder. Saya tadi sudah bilang ya kalau saya pakai warna krem dari contour kit sebagai setting powder-nya. Aplikasikan dengan kuas. Nggak bisa pakai sponge lho karena takutnya malah akan merusak make up yang sudah nemplok.

Bagaimana hasil akhir make up cepat-cepat ini?

Ulala, fresh kan? Walaupun dalam waktu singkat dan tidak banyak produk yang ditemplokin ke muka, tapi hasilnya tetap menampilkan wajah yang cerah, kulit yang - seolah-olah - flawless, mata yang bersorot ramah, dan bibir yang merona merekah :D. Eits, jangan lupa ya : make up akan nempel dengan bagus kalau kulit wajah kita juga bagus. Jadi, rawat selalu kulit wajahmu.

Nah, demikianlah tutorial make up cepat ala saya kali ini. Selamat membuktikan apakah waktu yang dibutuhkan benar-benar kurang dari 15 menit ;p. Di sini, patokan waktu yang digunakan adalah waktu saya ya, jadi kalau ada yang lebih lama jangan protes :p. Sebenarnya langkah-langkahnya nggak banyak kok - dan kalau tangan sudah terbiasa dengan keterampilan motorik halus maka akan sangat membantu dalam make up cepat. DDC 1 menit - eye shadow 2 menit - ngalis 4 menit - eyeliner 2 menit - blush 1 menit - shading hidung 2 menit - lip color 1 menit - set 1 menit, finish! Masih sisa 1 menit buat pakai maskara atau sisiran. Ngalis seperti di tutorial ini cuma 4 menit? Iya, soalnya kan makin lama saya makin jago jadi tangan makin cepat bergeraknya. Oh iya, kalau dirasa seluruh step by step dalam tutorial make up ini terlalu lama, ada kok beberapa langkah yang bisa dihilangkan. Misalnya eye shadow, eyeliner putih, dan shading hidung. Ketiganya saya rasa nggak urgent banget harus ada. Sesuaikan saja dengan kebutuhan ya karena tiap orang punya kebutuhan make up yang berbeda. Ini kan versi saya :).

Sekian dulu ya pos kali ini. Selamat mencoba :)!

Rabu, 25 Mei 2016

REVIEW : Viva Milk Cleanser & Face Tonic Green Tea

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Saya sudah lama pingin me-review ini, cumaa belum sempat ngumpulin foto-foto lengkapnya. Milk cleanser dan face tonic ini bahkan belum saya pakai pasca dibeli -_-. Padahal dulu rencananya mau dipakai harian. Eh, milk cleanser-nya sudah saya pakai ding. Face tonic-nya yang belum. Sebabnya karena sekarang saya sedang pakai skin care wajah dari merk lain dan ada produk astringent-nya yang saya gunakan jadi saya nggak pakai tonic lagi. Tapi untuk review ini, saya sudah coba pakai kok.

Langsung saja kita menuju ke review-nya...

Milk cleanser dan face tonic ini dikemas dalam botol plastik. Waktu baru habis dibeli, botolnya masih bersegel plastik yang menandakan tutupnya belum pernah dibuka sebelumnya. Pada sisi tutup plastiknya bergaris putus-putus yang berfungsi sebagai awalan saat kita membuka segelnya. Membukanya hati-hati ya, jangan sampai plastiknya robek hingga ke seluruh badan botol sebab seluruh tulisan pada botolnya ter-print pada plastik ini.


Bentuk botolnya agak oval dan gemuk di tengah, ini sudah diperbaharui dari bentuk botol lamanya. Warna tutupnya hijau sesuai variannya yang green tea. Warna botolnya sepertinya bening cuma jadi kehijauan karena warna produk di dalamnya. Isinya masing-masing 100 ml. Harganya? Rp. 4.950 untuk milk cleanser dan Rp. 4.525 untuk face tonic-nya. Murah kan? Makanya saya beli. Viva ini sepertinya merk lokal termurah di antara yang murah-murah deh. Eits tapi tenang, ini nggak murahan kok. Merk Viva ini sudah ada sejak zaman nenek saya dulu dan terkenal dengan logo merah yang khas serta jargon "sesuai untuk daerah tropis". Untuk merk lokal, Viva ini termasuk lengkap varian produknya mulai dari skin care sampai make up dengan harga super terjangkau.



Tutupnya flip top. Rapat kok, nggak akan mudah terbuka sendiri. Begitu dibuka, kita akan melihat lubang botolnya yang tidak terlalu besar. Cukup pas kok untuk mengontrol jumlah produk yang akan dikeluarkan. Maaf ya nggak kefoto dari atas, hehehe.



Viva Milk Cleanser dan Face Tonic diproduksi oleh PT "VITAPHARM" yang beralamatkan di Jl. Panjang Jiwo 42 Surabaya - Indonesia. Produk ini sudah memperoleh sertifiksi halal juga dari MUI. Kalau kita butuh info mengenai segala produk Viva, kita boleh mengecek ke website-nya di www.vivacosmetic.com.

Viva Milk Cleanser dan Face Tonic Green Tea mengandung ekstrak Green Tea (ya iyalah) dan Tea Tree Oil. Pada bagian belakang kemasannya tertulis seluruh penjelasan produk dan ingredients-nya. Saya tulisin lagi yah mumpung saya lagi mau. Saya kutip persis sesuai tulisan aslinya.


MILK CLEANSER Green Tea
Susu pembersih untuk merawat kulit normal dan berjerawat, mengandung Ekstrak Green Tea sebagai antioksidan dan Tea Tree Oil yang membantu melawan bakteri penyebab jerawat. Membersihkan wajah serta leher dari kotoran, minyak dan sisa make-up dengan maksimal.
Cara Pakai : Oleskan pada wajah dan leher sambil lakukan massage ringan, kemudian bersihkan dengan kapas/tissue. Lanjutkan pembersihan dengan Viva Face Tonic Green Tea.
Lakukan dua langkah pembersihan secara teratur setiap hari untuk mendapatkan wajah yang terawat dan terasa lebih bersih dari jerawat.

Emm, kulit saya berminyak sih dan Alhamdulillah sekarang nggak berjerawat - ya kadang ada sih 1 atau 2 cuma nggak parah - tapi nggak ada masalah kan pakai varian green tea ini?

Ingredients : Aqua, Mineral Oil, Stearic Acid, Cetyl Alcohol, Triethanolamine, Methylparaben, Perfume, Propylparaben, Camellia Sinensis Extract, Tea Tree (Melaleuca Alternifolia) Oil, BHT, CI 19140, CI 42090.

Katanya halal, kok ada alcohol-nya? Setahu saya Cetyl Alcohol dikategorikan halal. Cetyl adalah alkohol yang terdiri atas molekul berantai panjang. Alkohol ini berbentuk padat sehingga tidak dapat diminum dan tidak dapat diserap kulit. Bahan ini juga tidak beracun. (Sumber)

Paraben dan BHT merupakan jenis pengawet. Tapi keduanya masih diperbolehkan digunakan dalam produk kosmetik asal tidak melampaui batas maksimal yang diizinkan. Lagipula, produk Viva ini kan sudah melalui pemeriksaan BPOM. Jadi semoga aman ya...


FACE TONIC Green Tea
Penyegar untuk merawat kulit normal dan berjerawat, mengandung Ekstrak Green Tea sebagai antioksidan, Tea Tree Oil yang membantu melawan bakteri penyebab jerawat dan Allantoin yang menyejukkan dan melembutkan kulit. Mengangkat sisa-sisa susu pembersih, menyegarkan wajah, serta mengembalikan keseimbangan pH kulit.
Cara Pakai : Basahi kapas dengan Viva Face Tonic Green Tea, usapkan merata pada wajah dan leher. Gunakan bersama dengan Viva Milk Cleanser Green Tea.
Lakukan dua langkah pembersihan secara teratur setiap hari untuk mendapatkan wajah yang terawat dan terasa lebih bersih dari jerawat.
Ingredients : Aqua, Propylene Glycol, Witch Hazel (Hamamelis Virginiana) Extract, Methylparaben, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Allantoin, Camellia Sinensis Extract, Tea Tree (Melaleuca Alternifolia) Oil, Tartaric Acid, Perfume, CI 19140, CI42090.

Huah, ternyata lelah juga menyinkronkan mata dengan tangan untuk menulis ulang seluruh penjelasan tadi. *mijet-mijettangansendiri* Nggak pa pa deh, mari kita lanjutkan. Tekstur milk cleanser-nya nggak terlalu kental, berwarna hijau pupus seperti pupusnya harapanku padamu, dan beraroma segar seperti teh hijau - kayaknya sih. Mudah diratakan ke seluruh bagian wajah, cuma di kulit wajah saya berasa agak perih, mungkin tergantung jenis kulitnya juga. Mampu membersihkan kulit wajah dengan baik - beneran berasa bersih lho habis pakai ini. Sementara face tonic-nya jelas cair, berwarna kehijauan juga dan beraroma lebih strong dibanding si milk cleanser. Begitu diusapkan ke kulit wajah, langsung berasa segar dan sejuk :).



Nggak kelihatan ya? Hehehe. Lihat foto di bawah biar lebih jelas.

Secara keseluruhan, produk milk cleanser dan face tonic Viva ini memiliki kualitas yang cukup bagus untuk harga yang terjangkau. Nggak menimbulkan break out juga di kulit wajah. Kalau untuk saya, repurchase? Yes, mungkin dengan varian lain.

Notes :
+ harganya terjangkau
+ isinya cukup banyak
+ kualitasnya cukup bagus
+ tidak menimbulkan break out
- kemasannya ayok diperbaharui dong, tulisan pada kemasan di-print langsung aja pada botolnya jangan cuma di plastiknya (tapi sebenarnya nggak masalah kok wong harganya murah)

Senin, 23 Mei 2016

Mata Itu Jendela Jiwa

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Kata orang-orang, saya beruntung memiliki mata bulat besar dengan naungan bulu mata yang lentik nan indah. Wakakaka. Saya nggak ngarang lho. Konon menurut kisah ibuk saya, dulu zaman saya masih bayi baru lahir bulu mata ini dipotong supaya tumbuhnya jadi lentik. Memang lentik sih, tapi saya nggak tahu pasti lentiknya itu karena bulu matanya dipotong semasa bayi atau karena memang sudah lentik dari sononya. Ada-ada saja. Tapi memang orang tua zaman dulu percaya banget sama hal-hal semacam ini. Zaman sekarang mungkin juga masih sih. Eh tau nggak, masih ada satu hal lagi alkisah yang pernah saya alami. Ini rada takhayul sih. Jadi ceritanya menurut mitos tanah Jawa dimana saya berpijak ini, kalau anak kecil dicium ledek (penari ronggeng) maka saat ia dewasa nanti akan jadi cantik jelita dan punya aura yang mempesona. Ini juga cerita embuh. Tapi suer, saya pernah diciumin penari ronggeng. Entah sekarang saya jadi ber-aura mempesona kah atau tetap biasa saja?

Mata itu menurut saya jendela jiwa. Perasaan yang ada di hati dan pikiran seseorang akan mudah terbaca lewat sorot mata. Apalagi kalau orangnya seperti saya yang cenderung moody dan baperan. Perasaan sekecil apapun - riang gembira atau sedih berurai air mata - mudah sekali timbul di air muka saya.

Biarpun mata sata bulat besar, tapi sayu. Padahal sudah saya tajam-tajamin sorotnya lho kalau menatap orang. Meskipun saya sudah dandan full semuka, tapi kalau minus riasan mata, saya akan terlihat loyo akibat sayunya mata itu tadi. Punya mata sayu juga kadang memberi kesan saya sedang sedih atau ngantuk. Hadewh. Makanya saya gemar sekali pakai eyeliner untuk memberi efek 'anti sayu' pada mata. Cuma, akhir-akhir ini saya sering diprotes sama mas pacar yang gaje itu yang nggak jadi putus kalau pakai eyeliner kelihatan 'dandan' banget. Apalagi kalau cuma ke pasar (?) atau jalan-jalan sore saya heboh pakai eyeliner model cat eye dengan tambahan wing-wing mencuat tinggi. Maka saya sedang stop-stopin pakai eyeliner nih. Terus, saya itu juga penggemar soft lens. Apalagi yang berdiameter besar. Kesannya bikin mata saya terlihat dramatis gitu. Cuma memang nggak setiap hari saya pakai soft lens sih, khawatir mata iritasi.

Walaupun sayu, tapi saya tetap bersyukur kok dikaruniai mata ini. Salah satu alasannya adalah karena kalau tanpa riasan mata sama sekali wajah saya terlihat super alim ala anak baik-baik, hahaha. Eh, bukan berarti aslinya saya tidak baik-baik lho ya. Karena punya mata sayu juga saya jadi banyak belajar teknik-teknik riasan yang membuatnya terlihat cerah dan tajam :). Mata menjadi salah satu bagian favorit yang sering saya make up-in. Selain eyeliner dan soft lens, saya juga penggemar eksperimen dengan eye shadow. Terus, karena saya nggak suka pakai maskara - akibat malas membersihkannya - jadi sekarang saya sedang gemar belajar pakai bulu mata palsu. Bukan sekarang aja sih, dari dulu-dulu juga. Cuma sampai saat ini masih belum ahli bener juga...:'(. Kadang bisa terlihat rapi, kadang terlihat fake banget karena nempelnya nggak menyatu dengan bulu mata asli.

Dilihat lebih dekat, sebenarnya nggak nyatu juga sih sama bulu mata aslinya, hehehe. Tapi nggak terlalu kelihatan kok jadi saya anggap rapi aja ya ;p.

Ada yang jago banget masang bulu mata? Boleh komentar sekalian ajarin saya yaa...hehehe. Sudah dulu ah pos nya, Princess mau belajar masang bulmatsu lagi. Bye byee...:*

Kamis, 19 Mei 2016

REVIEW & SWATCH : Sariayu Duo Lip Color K-06

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Beberapa hari yang lalu saya sempat berbelanja yang tidak perlu. Salah satu hasil belanjaan yang saya bawa pulang adalah Sariayu DLC ini. Sebenarnya saya nggak perlu beli pemulas bibir lagi karena di rumah masih punya banyak. Tapi ya karena never too much for have any lipstick, jadilah saya beli juga.

Akhir-akhir ini, produsen kosmetik dalam negeri sedang berlomba-lomba mengeluarkan produk lip cream masing-masing. Ya, karena tahun ini lip cream memang masih booming-booming-nya. Setelah saya melihat-lihat sejumlah review, saya jadi tertarik dengan Sariayu DLC ini. Sebabnya adalah karena Sariayu mengeluarkan terobosan baru yang berbeda dari produk lip cream milik produsen dalam negeri lainnya yaitu Sariayu Duo Lip Color! Namanya saja duo maka isinya sudah pasti dua dong ya. Ada dua jenis lip color - saya sebut lip cream saja yah - dalam satu kemasan praktis Sariayu DLC ini. Satunya lip cream matte satunya lagi glossy. Biarpun tipe glossy sedang kalah pamor dibandingkan matte, tapi tetap ada kok pangsa pasar penyuka tipe glossy. Harganya 90 ribu rupiah belum diskon - eikke belinya di Mutiara jadi dapat diskon 15%. Saya beli shade K-06 nggak ada alasannya sih, tadinya pingin beli semua shade tapi bakalan boros dan membuat saya jatuh miskin. *amit-amit

Sariyu DLC ini merupakan salah satu varian produk dari seri Trend Warna Krakatau. Sebelum melihat swatch-nya, saya akan tunjukkan kemasan luarnya terlebih dahulu.




Kemasannya lucu...:D!! Mirip kemasan mainan - mirip kemasan sikat gigi juga sih. Ada alas karton sebagai dasar yang diatasnya diberi lapisan plastik tebal yang transparan sebagai pelindung luar kemasan produk DLC-nya. Di bagian belakang karton terdapat seluruh keterangan produk. Kartonnya didominasi warna krem dan coklat dengan desain ilustrasi sedemikian rupa yang menjadi ciri khas Trend Warna Krakatau. Setahu saya, Sariayu ini salah satu produsen kosmetik yang konsisten mengeluarkan tren warna make up setiap tahunnya dengan inspirasi ragam kekayaan tanah air. Wuih hebat kan? Benar-benar produk lokal yang cinta Indonesia ini.

Setelah dibuka pelindung plastik tebalnya, kita akan menjumpai DLC yang berbentuk tabung panjang dan bisa dibuka dari kedua sisinya - atas maupun bawah. Tabung ini masih dilapisi plastik printing yang menyegel keseluruhan case. Pada plastik printing-nya terdapat ilustrasi dan tulisan nama, shade, serta keterangan produk. Plastik ini akan terpisah menjadi tiga bagian saat pertama kita memutar ujung tabung untuk membuka si DLC. Ada juga tulisan di kedua sisi ujung tabungnya yang menjelaskan mana yang matte mana yang glossy. Sayang tulisan ini juga hanya di-print pada plastik yang nempel di tabung DLC. Makanya hati-hati ya saat membuka DLC ini agar plastiknya tetap rapi dan tidak robek. Kalau ndilalah plastiknya robek dan hilang, akan sedikit repot mengetahui perbedaan mana yang matte mana yang glossy tanpa dibuka terlebih dahulu - dan kemasan DLC-nya akan jadi polos-polos saja.



Isinya 6,50 gram untuk lip cream matte dan 5,50 gram untuk yang glossy. Warna kemasannya sesuai dengan shade di dalamnya ya. K-06 yang saya punyai ini warnanya peachy pink yang terang. Nggak terlalu peach banget sih, lebih cenderung ke bright pink.

Kedua jenis lip cream-nya - baik matte maupun glossy sama-sama pigmented. Aplikatornya juga nyaman digunakan, nggak terlalu panjang, pas. Sayang saya lupa fotoin aplikatornya, maaf ya.

Lip cream matte-nya terasa agak seret saat dioles ke bibir. Teksturnya kental. Butuh sekitar 2-3 kali colekan untuk meratakan warna ke seluruh bibir. Aduh, rada boros yaa. Cepat nge-set jadi matte setelah dioles. Yang glossy lebih lancar dioles ke bibir, mungkin karena teksturnya yang lebih encer. Biarpun encer, hasil warna glossy-nya nggak seperti lip gloss yang sheer gitu kok, ini tetap mampu meng-cover warna asli bibir karena pigmented.

Daya tahan keduanya belum saya coba dalam waktu yang lama. Tapi dari beberapa review yang saya baca, semuanya mengatakan bahwa DLC ini ketahanannya cukup warbyasah, terutama yang jenis matte-nya.

Notes :
+ satu kemasan isinya dua lip cream
+ pilihan warnanya banyak
+ kualitas produknya cukup bagus
+ kemasan luarnya lucu
- case produknya mungkin harus diperbaharui, jangan pakai plastik printing di case deh sebaiknya
- harganya hampir setara produk lip cream luar negeri - tapi mungkin sebanding si karena dapat dua lip cream sekaligus

Update :
Kemarin saya abis nyobain pakai DLC yang matte dari jam 6 sore sampai jam 10 malam masih awet. Dipakai makan bahkan nggak banyak luntur - itu karena saya makannya sok-sokan gengsi ala chef gitu secara di kondangan say. Bibir juga nggak jadi kering dan matte-nya nggak kaku. Terus, saya baru nyadar kalau aroma Sariayu DLC ini miriiip sekali dengan aroma permen karet Yosan jajanan saya semasa SD, hahaha. Tapi setelah dioles aromanya menghilang. Eh, kemarin saya sempet juga nyobain DLC ini yang glossy buat bikin efek gradient lips lho. Hasilnya cantiiik. Atau memang sayanya aja yang cantik? Nggak perlu tambahin lip gloss/lip shine lagi kalau bikin gradient lips pakai ini :). Eh iya, ngomong-ngomong baca pos ini boleh juga lho untuk tahu tutorial gradient lips ala saya - mm yang di situ saya belum nyobain pakai Sariayu DLC.

REVIEW & SWATCH : Wardah Longlasting Lipstick 10 Stylist Mocca

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya termasuk penyuka lipstick matte dari Wardah. Matte-nya yang dari seri longlasting yaa. Saya punya beberapa lipstick Wardah Longlasting, tapi kali ini yang saya review 1 aja yang warnanya coklat secara saya lagi suka banget pakai warna ini dan konon tahun ini lipstick coklat adalah primadona dalam tren warna lipstick. Lagipula, lipstick warna coklat membuat saya merasa seolah mbak Kylie Jenner dengan bibir seksinya :-*.

Lipstick yang saya review kali ini adalah Wardah Longlasting Lipstick 10 Stylist Mocca. Harga belinya 46 ribu rupiah belum diskon. Baca. Lipstick ini dikemas dalam kotak tebal berwarna silver keunguan. Pada bagian luar kotaknya terdapat barcode yang ditulisi juga dengan nama dan shade lipstick-nya.


Di dalamnya terdapat lipstick ber-case silver yang tinggi dan ramping. Pada bagian bawah case lipstick terdapat nomor dan nama shade.



Ingredients-nya :


Teksturnya lembut. Waktu pertama dioles langsung meluncur dengan lancar, tapi kalau sudah agak lama disimpan jadi agak seret karena lipstick-nya makin kering. Warnanya coklat kemerahan - semacam warna tanah, coklat bata. Lipstick ini cukup moist biarpun hasilnya matte. Nggak bikin bibir kering dan pecah-pecah - tapi sebelumnya teteup pakai lip balm dulu yaa.

Berdasar pengalaman, beberapa lipstick Wardah longlasting saya cenderung mudah patah karena bullet-nya yang ramping. Karena itu saat pakai lipstick ngeluarinnya sedikit aja di ujungnya karena kalau terlalu panjang akan memperbesar resiko patahnya batang lipstick.

Warna di bullet sama dengan warna saat dioles ke bibir. Finishing-nya matte yang ringan. Smudgeproof dan transferproof saat kondisi kering - waterproof asal nggak digosok. Daya tahannya lumayan, tapi kalau dipakai makan ya menghilang bagian tengahnya.

Saya nggak tahu pasti warna lipstick ini pas untuk undertone apa. Saya pikir tadinya warm, tapi kulit saya yang undertone-nya cool tetap cocok tuh pakai warna ini. Saya jadi bingung sebenarnya undertone kulit saya apa. Atau memang warnanya netral sehingga bisa masuk di kedua undertone.

Secara keseluruhan, saya sukaaa sekali dengan lipstick ini - terutama karena warnanya sih. Tadinya saya mau bikin pos ini berisikan review beberapa warna Wardah longlasting yang saya punya, tapi belum ada fotonya...jadi ya sudahlah satu ini saja dulu :).

Notes :
+ harganya terjangkau
+ pilihan warnanya banyak
+ kualitas tekstur dan hasil warnanya cukup bagus
- batang lipstick-nya agak rapuh

Rabu, 18 Mei 2016

REVIEW : Roro Mendut Royal Black Spice Series

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


"Roro Mendut adalah seorang gadis Jawa pada Kesultanan Mataram yang melegenda. Merupakan sosok perempuan tercantik yang memiliki sensualitas dan daya tarik yang tinggi sehingga memikat para raja dan bangsawan."

Itu petikan kalimat yang saya baca dari kemasan produk Roro Mendut. Beberapa hari yang lalu, saya dapat kesempatan nyobain lulur dan masker organic dari Roro Mendut. Produk ini merupakan produk lokal yang diproduksi di Yogyakarta. Roro Mendut merupakan produk perawatan tubuh ala resep tradisional Jawa yang memiliki berbagai varian lulur dan masker - bahkan ada serum juga. Saya tertarik mencoba karena kali-kali aja saya nanti jadi se-sensual mbak Roro Mendut. Kali ini yang saya coba 5 jenis produk saja yang terdiri dari lulur dan masker dari seri black spice atau rempah hitam-nya :


  • Lulur Rempah Hitam
  • Masker Rempah Hitam
  • Lulur Ketiak Rempah Hitam
  • Masker Payudara Rempah Hitam
  • V-scrub Rempah Hitam

Seluruh lulur dan masker dari Roro Mendut dikemas dalam wadah dari kertas yang bertuliskan keterangan nama produk di bagian depan - ada logo halalnya juga - dan penjelasan produk di bagian belakang. Pada bagian samping kanan kiri wadah terdapat nama pabrik pembuatnya serta tanggal kadaluwarsa produk. Kemasannya memang sederhana sih dan terkesan agak mengkhawatirkan - kertas kan gampang robek, lagipula ini bentuknya nggak kotak seperti box gitu.



Saat dibuka wadahnya, di dalamnya terdapat plastik pembungkus lulur atau maskernya. Plastiknya memiliki 2 lapisan : yang pertama plastik bening biasa dan di dalamnya masih ada plastik ber-zip yang berisikan produk. Produknya sendiri baik lulur ataupun masker sama-sama berbentuk bubuk yang nantinya saat akan digunakan harus dicampur dengan air terlebih dahulu.


Semua varian lulur dan masker Roro Mendut memiliki bentuk kemasan yang identik antara satu dengan yang lain, bahkan termasuk plastik pembungkus di dalamnya. Jadi kalau misalnya kalian membuka seluruh kemasan dan lupa memasukkan produknya lagi ke dalam wadah kertasnya bakalan bingung dan ketukar-tukar antara satu varian dengan varian lainnya. Saran saya sih, beri tulisan di kemasan plastiknya dengan spidol permanen agar memudahkan pencarian saat akan menggunakan produk. Atau, pindahkan saja seluruh produknya ke wadah lain yang diberi keterangan nama per varian juga. Ini cara yang saya pakai karena kalau masih di plastik sering tumpah-tumpah cyin lulur atau maskernya, kan sayang.



Itu dia cara penyimpanan lulur dan masker ala saya, hehehe. Habis itu tutup yang rapat lalu masukkan ke kulkas. Lulur dan masker Roro Mendut isinya 40 gram per kemasan. Bisa dipakai untuk beberapa kali penggunaan tergantung takaran saat menggunakannya. Untuk lulur dan masker rempah hitam bisa digunakan di seluruh tubuh maupun wajah, tapi kalau saya di wajah saja soalnya cuma 40 gram say, boros kalau untuk seluruh tubuh. Kalau untuk wajah saja - dan yang lain-lain dari varian lainnya - bisa lebih hemat karena paling butuh 1 sendok teh saja per pemakaian.

Produk-produk dari Roro Mendut ini kebanyakan dijual secara online, tetapi bagi yang tinggal di Yogyakarta bisa membelinya secara langsung di Mirota Batik. Harganya di kisaran 15-20 ribu rupiah per satuan untuk produk lulur dan maskernya. Saya beli di Rifa, cek di sini untuk melihat-lihat produknya. Biarpun promosiin teman, tapi ini bukan review berbayar lho ya.

Dari seluruh varian produk Roro Mendut, sepertinya seri rempah hitam merupakan best seller-nya. Kelima produk yang saya coba juga berasal dari seri rempah hitam. Mari kita bahas satu-per satu :).

1. Roro Mendut Royal Black Spice Scrub / Lulur Rempah Hitam



Roro Mendut lulur rempah hitam merupakan perawatan kulit tradisional khas kerajaan. Memadukan teh hitam, rumput laut dan rempah pilihan dengan ketan hitam organik yang berfungsi meregenerasi sel kulit mati, mencegah jerawat, menghilangkan flek hitam, serta dipercaya dapat membuat kulit tampak cerah bersinar, halus, kenyal dan kencang sehingga menambah daya tarik keindahan dan sensualitas pada kulit anda.

Kandungan :
Organic Oryza glutinosa, Camelia sinesis, Mixed herb, Gracilaria sp, Jasminum sambac.

Cara Pemakaian :
Campurkan 1/2 atau 1 sachet lulur dengan sedikit air hingga mengental. Usapkan ke seluruh tubuh dan wajah. Biarkan hingga setengah kering, pijat dengan gerakan memutar dan bilas hingga bersih.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dianjurkan menggunakan 1 sachet untuk 1 kali pemakaian secara teratur minimal 2 kali seminggu bersama Roro Mendut masker rempah hitam.

Nggak dideskripsikan sih mencampurnya harus dengan air apa. Panas, hangat, dingin, atau air es sekalian? Saya pernah mencoba dengan air panas maupun air dingin. Sama aja sih hasilnya. Cuma kalau panas harus menunggu airnya agak menghangat dulu baru dipakai. Ya iyalah -_-. Tekstur lulur ini agak kasar, waktu sudah dicampur air mengentalnya bukan larut kaya bubur bayi gitu, tapi masih ada butiran-butiran scrub-nya. Aromanya kopi, hmm. Warnanya coklat mirip kopi juga setelah dicampur air, sebelumnya tadi berbentuk bubuk kecoklatan.


Saya pakai lulur ini di wajah. Setelah dioles, sekitar satu menit kemudian agak mengering. Waktu digosok - aturannya dipijat sih, yaudah saya digosok sambil dipijat deh - sampai lulurnya berguguran, rasanya agak kasar juga tapi habis pakai ini berasa enak banget di muka. Halus dan lembut gitu. Komedo saya juga berkurang - meskipun nggak semuanya sih. O iya, biasanya kan kulit saya suka ngelupas-ngelupas gitu di bagian hidung yang berkomedo. Habis pakai lulur ini nggak ada lagi kulit yang mengelupas :). Jerawat juga nggak ada yang muncul lagi :).

2. Roro Mendut Royal Black Spice Mask / Masker Rempah Hitam

Ini nih jodohnya lulur tadi...:D



Deskripsi, kandungan, dan cara pemakaian baca sendiri ya? Saya capek nulis ulang... Haduh, memang pemalas saya. Maap-maap ya.

Masker ini setelah dicampur air warnanya jadi kecoklatan agak-agak karamel mocca gitu - deskripsi warna macam apa ini -_-. Aromanya kopi, sama dengan lulurnya tadi. Waktu dioles ke wajah mulanya warnanya masih kecoklatan, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi power rangers putih saat mengering. Keringnya agak lama nih, sekitar 20-an menit. Waktu mengering ada sensasi masker mengencang di wajah. Setelah kering mudah dibilas dengan air. Kulit wajah jadi lebih cerah, halus, dan lembut :). Efeknya bertahan lumayan lama lho, halus lembutnya bisa sampai 3 hari - sampai jadwal pemakaian berikutnya secara saya pakainya 2 kali seminggu.


3. Roro Mendut Royal Black Spice Breast Mask / Masker Payudara Rempah Hitam


Cara pakainya sama dengan masker rempah hitam di atas tadi. Campur dengan air lalu oles - tunggu kering - bilas dengan air. Mengeringnya juga lumayan lama, sekitar 20 menitan. Saya sampai bosen nunggu ini masker mengering di kamar mandi. Maskernya berwarna sedikit lebih terang dari masker rempah hitam yang tadi, aromanya khas rempah-rempah. Saya bingung mau pakai kata-kata apa mendeskripsikan aroma. Sesungguhnya saya berekspektasi tinggi lho terhadap masker ini, bhahahaha. Tapi efeknya belum terlalu terasa dalam 1-2 kali penggunaan - atau saya aja yang nggak ngerasain ya?


4. Roro Mendut Royal Black Spice Underarms Scrub / Lulur Ketiak Rempah Hitam

Jadi ceritanya saya sekarang malas pakai deodorant. Soalnya meninggalkan bekas di pakaian sih. Baju akika jadi bernoda dan kaku di bagian ketiaknya. Dicuci susah lagi T_T. Jadilah saya tertarik mencoba lulur ketiak ini. Sebenarnya ini bukan pengganti deodorant sih, tapi nggak ada salahnya dipakai. Saya ngerasa kalau merawat tubuh itu harus lengkap ke seluruh bagian, nggak cuma wajah, tangan dan kali aja. Uu, gila perawatan gue.



Saat dicampur air, warnanya jadi kuning cerah. Aromanya juga khas rerempahan, tapi beda dengan masker payudara tadi - ini lebih seger gitu. Teksturnya agak kasar, tapi waktu digosok sambil dipijat nggak melukai kulit ketiak kok.


Efeknya? Belum terlalu kelihatan dalam 1-2 kali pemakaian.

5. Roro Mendut Royal Black Spice V-scrub / V-scrub Rempah Hitam




Teksturnya hampir sama dengan lulur-lulur yang lain. Cara penggunaannya juga sama - oles - tunggu setengah kering - pijat supaya scrub-nya berjatuhan - bilas. Aromanya masih khas rempah-rempah. Efeknya lumayan terlihat sih, cuma saya nggak suka share di sini.

Bagi penggemar perawatan tradisional, produk Roro Mendut ini wajib banget dimiliki. Bagi yang menyukai kepraktisan yaa, akan merasa repot sih menggunakan produk ini. Tapi layak banget untuk dicoba karena biarpun repot tapi enak kok dipakainya :). Sekian dulu ya review Princess hari ini. See you :-*.

Notes :
+ variannya banyak
+ aromanya enak-enak khas rerempahan
+ manfaatnya langsung terasa untuk beberapa varian - varian lain mungkin harus bersabar kali ya
- kemasannya kurang kuat
- harganya lumayan sih untuk isi 40 gram
- produknya belum tersebar merata ke seluruh Indonesia, kebanyakan harus beli online untuk yang tinggal di luar Jogja
- pakainya repot karena harus dicampur air - dengan resiko keenceran
- rontokan lulurnya gampang berceceran ke lantai ataupun ke pakaian