Rabu, 30 Maret 2016

REVIEW : Marina UV White Healthy & Glow Hand & Body Lotion

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Ini adalah salah satu hand & body lotion termurah yang pernah saya beli. Ukuran segede gini, isi 500 ml, harganya cuma 17 ribuan. Gile, mure bener kan? Tapi bisa diterima sih untuk harga segini dengan ukuran segitu karena ini kan produk lokal sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak biaya untuk distribusinya. Bisa jadi itu salah satu alasan kenapa produk lokal selalu cenderung berharga terjangkau. Saya membelinya waktu akhir bulan lalu dimana kondisi keuangan saya sedang labil ekonomi sehingga Marina UV White Healthy & Glow Hand & Body Lotion ini seolah dewa penyelamat bagi kulit saya yang membutuhkan kehadiran lotion untuk merawatnya.

Langsung saja saya mulai review-nya...

Tampak belakang

Bentuknya botolnya asimetris. Saya bingung menyebutnya bentuk apa. Tabung bukan, kubus bukan, trapesium bukan. Ya pokoknya seperti dalam foto. Bentuk ini menjadi bentuk tetap Marina Hand & Body Lotion seri UV White untuk semua ukuran. Pada bagian depan botol terdapat nama produk dengan logo dan ilustrasinya serta beberapa keterangan tentang produk. Sementara, di bagian belakang tertulis penjelasan mengenai produk. Isinya antara lain meliputi manfaat, cara penggunaan, ingredients, pabrik pembuat, kode produksi, tanggal kadaluwarsa, dan semacamnya (bisa lihat di gambar). Eh ada layanan peduli konsumen juga lho, boleh telfon kalau mau. Saya sih belum pernah. Hand & body lotion ini juga sudah memiliki sertifikasi halal lho dari MUI.

Tuh penjelasannya

Marina UV White Hand & Body Lotion memiliki 5 varian berbeda dengan manfaatnya masing-masing yang tidak sama pula. Yang saya punya varian Healthy & Glow. Dulu, saya pernah nyobain yang Bright & Fresh juga. Sama aja sih menurut saya, cuma beda aromanya. Nggak terlalu signifikan perbedaan manfaat yang saya rasakan.

Ingredients

Saya tidak bisa menjelaskan mengenai bahan-bahan pembuatnya ya...sepertinya saya masih harus banyak belajar lagi untuk menjadi beauty blogger sejati.


Tutupnya flip top, cukup rapet kok jadi nggak perlu khawatir tumpah. Lagian kalau botol segede gini saya ragu bakal salah ngeletakin kebalik hingga tumpah. Nggak dibawa-bawa pergi juga secara kemasan segini lebih cocok ditaruh di rumah. Bakal stay aja hand & body lotion ini buat sehari-hari. Tutup flip top ini kayaknya juga menjadi standar acuan tutup-tutup lain pada botol hand & body lotion seri UV White keluaran Marina. Yang botolnya sejenis dengan ini, sekecil atau segede apapun botolnya, ukuran tutupnya sama.

Tekstur lotion-nya nggak terlalu kental tapi nggak terlalu cair juga. Pas deh. Warnanya putih, ada kilau-kilaunya gitu kalau diratakan. Aromanya manis dan lembut tapi nggak tahan lama. Sekilas, aromanya mirip sama body lotion keluaran Wardah seri lightening.

Lotion-nya mudah diratakan. Langsung menyerap tanpa rasa lengket. Saking cepetnya menyerap atau menguap sih, kadang bagian yang sudah diberi lotion terasa seperti belum di-lotion-in. Efek melembabkannya kurang terasa. Sebentar juga kulit udah terasa kering lagi kalau saya. Untuk kulit normal mungkin nggak masalah, tapi kalau yang kulitnya kering tentu membutuhkan formula yang lebih melembabkan daripada Marina UV White Hand & Body Lotion ini.

Untuk sebuah hand & body lotion yang membawa-bawa istilah 'white' pada namanya, menurut saya efek memutihkannya kurang terasa walaupun ada tulisan Clinically Tested White-nya. Tapi bisa dimaklumi lah, murah ini. Meskipun sebenarnya murah juga harusnya tetap berkualitas. Bahkan untuk varian Healthy & Glow, menurut saya juga nggak terlalu ada efek kulit saya langsung sehat dan 'glow'. Bercahaya karena kilauan glitter-nya sih iya. Eh, tapi kilaunya awet lho biarpun lembabnya sudah hilang. Sekilas hand & body lotion ini mengingatkan saya akan body lotion Citra yang mengklaim ada kandungan mutiaranya sehingga juga ada kilau-kilaunya.  Untuk varian yang Healthy & Glow ini meskipun ada tulisannya UV White, tapi nggak ada SPF maupun PA++-nya. Tapi, ada varian lain yang memiliki kandungan SPF kok.

Secara keseluruhan, Marina UV White Healthy & Glow Hand & Body Lotion ini masuk kategori lumayan untuk digunakan sebagai body lotion harian. Harganya murah dan isinya banyak sehingga hemat. Tapi memang nggak banyak hal muluk yang bisa dipenuhi oleh hand & body lotion ini selain murah dan banyaknya tadi. Kalau butuh body lotion dengan efek whitening atau lightening extra, mungkin saya tidak menyarankan membeli ini. Tapi kalau untuk pemakaian harian dengan tujuan merawat kulit sih ini boleh-boleh saja :).

Notes :
+ harganya murah
+ isinya banyak
+ mudah dibeli dimana saja
- kurang melembabkan
- efek whitening-nya kurang terasa

Menjadi Perfeksionis Itu Terkadang (Tidak) Perlu

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya orang yang perfeksionis. Semua hal harus sempurna walaupun pepatah mengatakan imposible is nothing. Kata 'sempurna' di sini mengacu pada hal yang terbaik dan tidak bercela versi saya pribadi dengan parameter yang saya buat sendiri. Yang bikin saya repot adalah parameter sempurna-nya saya rada berlebihan. Bikin saya capek T_T. Memiliki sifat perfeksionis memang melelahkan -_-. Ketika saya melakukan suatu hal - dan hal tersebut belum benar-benar sempurna, saya selalu merasa ada yang kurang. #duh Ke-perfeksionis-an saya bahkan terjadi untuk hal-hal sepele. Dan hal-hal yang penting saya sepelekan. Misalnya dalam menulis di blog ini. Setiap kali selesai menulis pasti saya ngeditnya berulang-ulang - ini melelahkan - sampai menurut saya perfect walaupun akhirnya tetap nggak sempurna juga karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semataEntah kenapa saya memiliki naluri memperbaiki segala sesuatu. Mungkin cita-cita terpendam saya adalah jadi mekanik. (?) Tapi, ke-perfeksionis-an saya ini entah mengapa justru tidak berlaku pada hal-hal penting. Contohnya tugas kuliah. Saya cenderung mengerjakan tugas itu kalau sudah mepet deadline dengan sistem copy - paste sana sini, crop - tempel asal jadi. Itupun saya kerjakan karena kehebatan kata-kata 'the power of kepepet'.

Setelah saya menganalisa penyebabnya saya menemukan hipotesa bahwa saya malas mengeluarkan jiwa perfeksionis saya pada tugas-tugas kuliah karena memang saya tidak suka dengan jurusannya. Bukan passion saya banget. Nggak usah saya bahas di sini ya. Soalnya saya males ngetik tentang hal itu. Sementara saya perfeksionis dalam menulis di blog karena saya memang hobby menulis, mengarang, dan membual. Hal-hal yang saya sukailah yang di dalamnya saya cenderung perfeksionis.

Tapi sekarang, semakin saya dewasa dan bertambah tua, saya semakin memahami bahwa hidup kadang memerlukan ketidaksempurnaan yang akan melengkapi segala kejadian. Banyak hal tidak sempurna yang kadang ingin saya ulang. Tapi setelah direnungkan, apa iya kalau diulang kejadiannya akan tidak sama dan lebih sempurna? Belum tentu juga. Bahkan bisa jadi hal tersebut sudah sempurna dan belum saya sadari. Banyak hal tidak sempurna yang membentuk pribadi saya seperti sekarang hingga saat ini. Tidak sempurna itu manusiawi. Dan, hidup kadang lebih indah dengan ketidaksempurnaan :). Mulai sekarang saya berusaha tidak terlalu perfeksionis deh. Semoga bisa ya... Soalnya menjadi perfeksionis itu terkadang tidak perlu - kadang bisa perlu sih kalau untuk hal yang tepat.

Link

*Paragraf pertama tulisan ini sudah hampir seminggu yang lalu mulai saya buat. Lalu terbengkalai begitu saja di draft karena belum ada keinginan meneruskannya lagi. Baru sekarang saya teruskan dan saya post. Rencana awalnya ini tulisan panjang, tapi finish-nya justru sependek dan sesingkat ini. Soalnya saya lupa apa yang mau saya tulis waktu pertama kali memikirkan ini, hahaha. Yah, blogger juga tidak sempurna ;).

Senin, 28 Maret 2016

Oh My Red!

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya orangnya pede. Lebih tepatnya kepedean. Makanya saya nggak masalah kalau pakai lipstick merah membara untuk jalan-jalan. Membuat saya terlihat stunning dan jadi pusat perhatian. Saya memang berjiwa artis. Kali ini saya nyobain beberapa lipstick warna merah dan akan saya share di sini.

Kiri-kanan : Wardah Longlasting 08 - Wardah Matte 03 - Wardah Exclusive 43 - Revlon 10 - Mirabella Chic 02 - Sariayu Petikan Sitar 02

Inilah beberapa lipstick warna merah yang saya coba. Sebenernya yang benar-benar kepunyaan saya cuma dua, yang paling kiri dan sebelahnya. Sisanya saya ngambil punya ibuk, hehehe. Minjem :p. Yah begitulah kalau ibu-ibu punya anak perempuan, pasti urusan make up suka pinjam-meminjam bahkan bergantian kepemilikan barang.

1. Wardah Longlasting Lipstick 08 Red Velvet

Dikemas dengan warna silver untuk case-nya. Tinggi dan ramping. Terlihat elegan sih tapi agak rapuh. Ini aja batang lipstick-nya udah patah punya saya.

Warna merahnya pas - nggak terlalu terang dan nggak terlalu gelap. Kalau dari seluruh keluarganya di seri longlasting, warna merah si 08 ini yang paling merah dan netral tanpa hint warna lain. Warnanya pigmented dan hasilnya matte sesuai klaim dari produsennya. Biarpun matte tapi ini nggak bikin bibir kering kalau di saya. Warnanya cukup bold dan mampu menutup warna asli bibir saya, termasuk yang agak kehitaman di bagian pinggir. Sekali oles aja warnanya langsung terlihat, dan mudah diaplikasikan langsung tanpa kuas sekalipun. Nggak gampang mbleber keluar garis bibir asal berhati-hati saat pengaplikasian. Warna saat dioles ke bibir sama dengan warna pada bullet-nya. Transferproof (saat kondisi kering), waterproof - asal nggak digosok - tapi no kissproof. Buat minum aman tapi kalau untuk makan warna agak hilang di bagian tengahnya.

2. Wardah Matte Lipstick 03

Yang ini seri matte. Kemasannya berwarna silver seperti si longlasting, tapi yang ini lebih pendek dan gemuk. Lebih kuat dari si longlasting, yang ini nggak gampang patah. Biarpun namanya matte, tapi finishing-nya satin. Lembut dan melembabkan bibir, sama sekali nggak kering. Warnanya pigmented, sekali oles langsung terlihat. Waktu dioles, lipstick ini langsung meluncur mulus di bibir saya. Langsung menutup warna asli bibir juga. Masih cukup rapi dipakai langsung tanpa kuas.

Warna lipstick saat dioles ke bibir sama dengan warna pada bullet-nya. Ini merah terang dengan hint orange. Nggak transferproof nggak kissproof juga pasti - nggak waterproof, kalau minum warnanya nempel di bibir gelas. Kalau makan jelas pudarlah *apalagi kalau cara makannya bar-bar*, tapi pudarnya nggak hilang total. Masih nge-stain gitu.

3. Wardah Exclusive Lipstick 43

Ini lipstick punya ibuk saya :D. Udah hampir banget habis, jadi nggak dipakai lagi sama ibuk. Saya waktu nyoba makainya mesti colak-colek dulu, jadi maaf ya kalau hasilnya nggak rapi di bibir saya...soalnya saya nyoleknya pakai jari dan langsung oles ke bibir, hehehe. *jari saya bersih lho* Malas ngeluarin kuas lipstick soalnya. O iya, saya belum tahu warna saat dioles ke bibir sama nggak dengan warna lipstick pada bullet-nya. Soalnya susah ngebandingin kalo lipstick-nya tinggal segini. Mungkin tergantung warna asli bibir juga.

Teksturnya lembut. Saya ngolesnya pakai jari sih ya. Agak kurang pigmented, mungkin karena itu tadi, saya ngolesnya pakai jari. Warna yang agak kehitaman di pinggiran bibir saya masih nampak, dan bagian tengahnya terlihat lebih sheer. Belum tahu kalau dipakai langsung dari bullet-nya. Mungkin pigmented juga. Soalnya saya punya seri exclusive ini yang masih panjang lipstick-nya dengan warna lain, itu pigmented kok. Warna merahnya exclusive 43 sedikit lebih gelap dari matte 03. Yang exclusive ini tanpa hint orange. Menurut saya, tetap nggak totally red juga sih, ada hint pink-nya sedikit. Hasilnya glossy, no transferproof - no waterproof - no kissproof - no eatproof.

4. Revlon Vitamin E Lipstick 10

Masih dari koleksi lipstick ibuk saya. Ini juga sudah nggak dipakai sama ibuk walaupun isinya masih lumayan. Revlon ini sekilas warnanya mirip dengan Wardah Matte 03. Merah dengan hint orange juga. Tapi merahnya sedikit lebih terang dan kayaknya lebih dominan warna orange. Atau ini sebenarnya orange dengan hint merah? Teksturnya creamy dan langsung melembabkan. Kayaknya ini yang paling lembab di antara semua lipstick yang saya coba. Lipstick-nya juga licin dan lancar meluncur di bibir. Warnanya cukup pigmented waktu di-swatch, tapi lebih sheer dibanding Wardah Matte 03. Sayang agak rapuh menurut saya, waktu saya swatch malah patah batang lipstick-nya. Untung udah nggak dipakai ini sama ibuk.

Karena saking creamy-nya, lipstick ini jadi susah dioles dengan rapi di bibir saya. Atau memang tangan saya aja yang kurang terampil memakainya? Warna saat dioles lebih sheer dari warna pada bullet lipstick-nya. Hasilnya glossy, no transferproof - no waterproof - no kissproof - no eatproof.

5. Mirabella Chic 02

Lagi-lagi ini masih punya ibuk saya. Ibuk saya memang penggemar warna merah sejati. Mirabella lipstick ini kemasannya imut berwarna ungu. Sekilas seperti lipstick mainan. Padahal kualitasnya cukup bagus lho.

Warnanya mirip Wardah Exclusive Lipstick 43. Merah dengan hint pink, walaupun kalau difoto tanpa flash warnanya seperti dark red - yaah itu efek pencahayaan saja. Warna saat dioles lebih sheer dari warna pada bullet lipstick-nya. Hasilnya satin hampir glossy. Kalau diperhatikan dengan seksama, terlihat ada sparkling-sparkling glitter pada warna lipstick-nya. No transferproof - no waterproof - no kissproof - no eatproof.

6. Sariayu Petikan Sitar 02

The last one, sudah pasti ini masih lipstick kepunyaan kanjeng ibuk. Lipstick Sariayu Petikan Sitar 02 ini kalau di-swatch, warnanya cenderung merah tua tapi nggak terlalu pigmented. Mungkin kasusnya sama dengan Wardah Exclusive Lipstick, yang ini juga sudah hampir habis makanya saya colek pakai jari sehingga kurang kelihatan warnanya. Teksturnya juga mirip Wardah Exclusive Lipstick.

Finishing-nya satin, nggak terlalu glossy. no transferproof - no waterproof - no kissproof - no eatproof. Warna saat dioles lebih sheer dari bullet lipstick-nya. Mungkin ini karena saya ngolesnya pakai jari juga.

Dari keseluruhan lipstick yang saya coba, favorit saya adalah Wardah Longlasting Lipstick. Hasilnya matte, dan warnanya paling merah. Karena matte juga, jadi aman dari resiko warna lipstick nempel di gigi. Kalau untuk yang non matte, hampir semua rata-rata kualitasnya sama ya tapi yang paling pigmented menurut saya Wardah Matte Lipstick. Kalau untuk efek melembabkan, Revlon juaranya. Untuk daya tahan, yang paling lama mungkin Wardah Longlasting Lipstick karena dia matte. Soalnya saya nggak pakai seharian sih jadi belum ngitung berapa lama daya tahan masing-masing lipstick-nya. Tapi setelah saya bersihkan (dengan air saja), masih ada warna yang nge-stain cukup kuat. Setelah dibersihkan dengan sabun barulah warnanya hampir memudar semua. Hampir lho ya, berarti masih ada sedikit warna yang tertinggal. Kalau untuk pilihan warna, semuanya saya suka.

Sekian dulu pos saya untuk hari ini. Mari me-'merah'-kan dunia!

Minggu, 27 Maret 2016

Keranjang Belanja Yang Tertinggal

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Bisa dibilang, pos ini adalah part 2-nya pos yang kemarin. Soalnya, saya baru ingat ternyata masih ada beberapa barang yang udah saya incer tapi belum masuk di daftar belanjaan kemarin. Inilah dia mereka...

1. PIXY COLORS OF DELIGHT LINE & SHADOW

Link

Bulan lalu saya sempat mampir ke counter PIXY dan nyobain tester eye pencil - saya sebut eye pencil aja biar singkat nulisnya - ini tapi belum tertarik beli. Setelah pulang saya baru ingat ternyata butuh eye pencil warna putih untuk menggantikan eye pencil dari Veryme Double Trouble saya yang sudah tinggal secuil. Biasanya eye pencil ini saya gunakan untuk waterline. Saya tertarik mencoba PIXY karena pilihan warnanya cukup beragam dan waktu saya coba warnanya pigmented semua. Saya kepingin beli yang putih dan biru - birunya cantik banget. Teksturnya juga empuk dan daya tahannya lumayan bagus. Setelah saya cobain di punggung tangan waktu itu masih saya bawa jalan-jalan terus pulangnya sekitar 1,5 jam kemudian warna eye pencil ini masih nempel dan nggak pudar sama sekali. Waktu saya cuci tangan saya siram pakai air nggak smudge kalau nggak digosok. Setelah digosok ya perlahan-lahan warnanya menghilang. Harganya sekitar 33 ribu belum diskon.

2. PIXY NAIL ENAMEL


Saya udah punya beberapa, pengen nambah koleksi warna aja. Nail Enamel dari PIXY ini termasuk barang murah lho dengan kualitas bagus. Harganya 16 ribu rupiah saja per botol isi 9 ml.

3. Wardah Gel Eyeliner

Link

Saya biasanya pakai eyeliner yang liquid. Kali ini pengen nyobain aja yang gel. Harganya 47 ribu rupiah.

4. Wardah Facial Massage Cream

Link

Ini saya udah pingin beli dari 2 bulan lalu tapi setiap datang ke counter Wardah selalu pas stoknya kosong. Semoga besok pas ada ya. Harganya sekitar 15-17 ribu rupiah.

5. Wardah Scentsation

Wanginya enyak...bikin kangen :)

Saya udah punya body mist-nya. Saya beli bulan lalu karena keracunan kata-kata mbak BA Wardah. Saya beli yang Flame soalnya lagi-lagi kata si mbak BA, Flame ini adalah aroma paling best seller. Entahlah, Tapi saya emang suka wanginya sih...makanya saya pengen melengkapi rangkaiannya dengan EDT dan body lotion-nya. Harganya, untuk EDT sekitar 50 ribu @35 ml, body lotion 46 ribu @200 ml, dan body mist 66 ribu @200 ml.

6. Maybelline Volum Express Hyper Curl Mascara

Link

Saya sedang malas menggunakan bulu mata palsu - ribet ngelemnya bok - makanya saya butuh maskara. Saya punya dari Wardah dan PIXY sih, tapi efek menebalkannya menurut saya kurang nampol makanya saya pingin beli Maybelline ini. Harganya sekitar 78 ribu rupiah.

Udah itu dulu aja deh keinginan belanja yang harus saya tampung. O iya, sebagian produk yang biasanya saya beli selama ini adalah produk lokal. *sebagian lho ya bukan semuanya* Saya memang cinta produk dalam negeri, yeah! Bilang aja biar hemat karena harganya terjangkau. Nanti kalau ada produk baru yang saya inginkan, saya update lagi. See you...:*.

Sabtu, 26 Maret 2016

Keranjang Belanja Bulan Depan

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Saya udah lama nih nggak nge-post soal make up atau skin care. Nggak tau kenapa, kemarin lagi nggak mood aja buat nulisnya. Saya emang moody orangnya...

Sekarang pas pengen nulis soal make up atau skincare, saya bingung mau nulis apa. Review? Belum ada produk yang saya rasa pas buat di-review. Hmm, saya nulis soal daftar belanja aja yaa... Tepatnya daftar belanja untuk bulan depan. Saya terbiasa berbelanja setiap bulan biar hemat waktu dan tenaga. Selain itu, belanja tiap bulan membantu saya membuat perencanaan yang terorganisir soal anggaran. Susah kali bahasa saya dipahami :p.

Bulan depan tinggal beberapa hari lagi. Jadi pas dong daftar belanja bulan depan saya tulis sekarang. Meskipun saya nyebutnya daftar belanja bulan depan, tapi sebenarnya daftar belanja ini tidak harus saya beli bulan depan juga, hehehe. Menyesuaikan kondisi saya yang elit - ekonomi sulit - ini.

Daftar belanja ini adalah gambaran tentang produk apa saja yang benar-benar saya butuhkan - meskipun ada juga produk yang sebenarnya nggak saya butuhkan amat tapi saya inginkan :p. Berikut adalah sejumlah produk yang masuk daftar belanja saya. Beberapa sudah pernah saya beli, tapi ada juga produk skin care baru yang saya pingin buat mengganti skin care lama saya. Ada tambahan juga, beberapa produk make up idaman :D.

1. Wardah White Secret Series

Link

Tadinya saya pakai yang seri lightening. Tapi kok kayaknya bosen ya. Padahal seri lightening-nya masih banyak di meja rias. Makanya saya mau beli yang secret white untuk menggantikannya. Saya baca-baca review-nya, seri ini memang lebih mahal. Mudah-mudahan cocok ya buat kantong saya. Rangkaiannya terdiri dari 9 produk yang kalau ditotal harganya sekitar 540 ribu rupiah (harga di website Wardah). Entah kalau beli di counter-nya langsung. Kalau saya baca di beberapa review pengguna, terdapat perbedaan harga antara counter dengan website Wardah-nya. Jadi saya bulatin aja totalnya jadi 600 ribu.

2. Wardah Milk Cleanser dan Face Toner seri Lightening


Kenapa saya masih beli ini padahal mau pakai seri white secret? Karena yah siapa tau cleanser-nya bisa saya pakai bergantian dengan cleanser dari seri white secret. Terus, kayaknya seri white secret nggak ada toner-nya ya? Padahal saya suka pakai toner - jadi toner-nya beli yang seri lightening aja. Harga keduanya saya totalin jadi 50 ribu. Itu masih sisa sih kalau ada diskon. Tapi saya kalau menghitung harga memang suka saya lebihin takutnya nanti kurang pas belanja. Kalau untuk seluruh rangkaian seri lightening kira-kira total harganya 250 ribu. Review-nya bisa dibaca di sini.

3. Wardah Pore Tightening Toner


Yang ini saya pakai gantian sama toner seri lightening. Efektif banget buat kulit berminyak dan berpori-pori besar saya. Harganya 26.500 rupiah.

4. Wardah Acne Perfecting Moisturizer Gel, Wardah Acne Treatment Gel, dan Sariayu Lotion Jerawat


Ini adalah trio produk andalan saya kalau sedang terkena badai-badai kecil jerawat. Harganya, untuk Wardah Acne Perfecting Moisturizer Gel 28.200 rupiah, Wardah Acne Treatment Gel 20.300 rupiah, dan Sariayu Lotion Jerawat sekitar 20 ribu rupiah.

5. Wardah Olive Oil

Link

Harganya sekitar 25 ribu untuk yang pure olive oil dan 45 ribu untuk versi olive oil for massage. Saya pernah review yang pure olive oil di sini.

6. Nivea Body Serum (Day and Night), Wardah Lightening Body Lotion, Marina Hand and Body Lotion, dan Wardah Creamy Body Butter


Kelima produk ini sama-sama buat kulit. Cuma beda jenis aja walaupun sebenarnya fungsinya mirip. Body serum saya pakai kalau mau beraktivitas outdoor - tapi kalau yang night sih gantian sama body butter, body lotion Wardah dan Marina saya pakai harian sesuai keinginan aja bergantian, dan body butter saya gunakan setiap malam sebelum bobo soalnya melembabkan dan melembutkan kulit sampai bangun tidur :). Harganya, Nivea Body Serum (Day and Night) keduanya saya total 80 ribu *lagi-lagi ini saya lebihin totalnya*, Wardah Lightening Body Lotion 20 ribu, Marina Hand and Body Lotion 17 ribu *murah bingits vroh isinya banyak lagi*, dan Wardah Creamy Body Butter sekitar 35 - 40 ribu rupiah.

7. Dove Ultimate White Deodorant


Ini deodorant favorit saya sekarang. Tadinya saya sudah mencoba berbagai merek deodorant sampai nemu yang paling pas. Sebelum akhirnya pakai Dove saya pakai Nivea, cuma kayaknya saya lebih suka si Dove deh. Harganya sekitar 18 ribu rupiah.

8. Wardah Soft Body Scrub


Ini nih pasangannya body butter tadi. Saya suka meskipun scrub-nya nggak lembut padahal namanya soft body scrub. Variannya banyak dan wanginya enak-enak semua. Yang saya punya sekarang varian strawberry, tapi bulan depan saya mau beli varian lain. Harganya 38 ribu rupiah.

9. Dettol Instant Hand Sanitizer


Saya terbiasa memakai hand sanitizer sebelum memakai skincare atau ber-makeup. Tangan harus bersih dong kalau mau menyentuh wajah. Jadi benda ini wajib saya punya. Harganya sekitar 18 ribu rupiah.

10. Kapas - Tissue Basah - Tissue Kering


Benda-benda ini juga wajib ada di keranjang belanja saya tiap bulan karena pasti selalu digunakan. Saya kadang beli banyak sekalian buat stock. Harga ketiganya saya total sekitar 38-40 ribu rupiah, tergantung beli merek apa soalnya saya nggak selalu beli dari merek yang sama.

11. Sumber Ayu Pembersih Kewanitaan Whitening

Link

Nggak tau kenapa, saya lagi suka aja pakai produk pembersih kewanitaan ini. Padahal efek yang dijanjikan produsennya nggak terlalu terasa di saya, hahaha. Produk ini sepertinya tersedia dalam dua ukuran kemasan - dan isinya - dengan harga yang berbeda untuk masing-masing ukuran. Saya pernah beli sekitar 18 ribu rupiah tapi lupa itu untuk ukuran kemasan yang isi berapa ml.

12. Natur-E

Produk ini memiliki dua varian : biasa dan advanced. Saya sudah pernah membeli kedua variannya. Keduanya nggak ada masalah kok di saya, jadi bisa beli yang mana saja. Harga keduanya waktu saya beli di apotik cuma 16.500 rupiah per-box isi 16 kapsul. Tapi setelah beli di apotik, pada pembelian berikutnya saya beli di Alfamart dengan harga yang melonjak jadi 20 ribu untuk varian biasa dan 45 ribu untuk varian advanced :( - padahal produk dan isinya sama lho dengan yang saya beli di apotik.

13. Viva Eye Brow Pencil (Black)

Link

Saya udah punya yang warna coklat, kali ini pengen nyoba yang hitam. Harganya sekitar 20 ribu.

14. Viva Eye Base Gel

Link

Tadinya saya pakai base eyeshadow dari Wardah, tapi kayaknya kok kurang praktis ya karena harus colak-colek. Makanya saya mau beli Viva ini. Harganya 10 ribuan aja :).

15. MAKEOVER Perfect Matte Eyeshadow Palette dan Perfect Shade Blush On Palette

Link
Link

Nggak ada alasan spesifik untuk membeli kecuali : saya pengen aja. Di katalog harganya 269 ribu rupiah untuk eyeshadow dan 249 ribu untuk blush on. Sebenarnya saya pengen beli eyeshadow palette punya Sariayu, tapi kayaknya kapan-kapan aja deh...

16. Wardah Longlasting Lipstick dan NYX SMLC

Link
Link

Wardah Longlasting Lipstick masih jadi lipstick favorit saya saat ini dan saya berencana menambah jumlah koleksi yang saya miliki dengan membeli lebih banyak shade. *banyak sekali kata 'saya' di kalimat tadi* Harganya sekitar 45 ribu rupiah per satuan. Kalau NYX SMLC saya pengen aja biar punya barang satu bijih. Agak telat kekinian sih saya baru tertarik beli sekarang :p. Harganya sekitar 110 ribu rupiah per satuan di counter-nya.

17. Brush Set

Ini dari Coastal ScentsLink

Saya belum memutuskan mau beli merek apa. Ada yang bisa kasih usulan? Kasih brush-nya sekalian juga boleh.

18. Nail Tools Kit


Saya pengen beli karena saya hobby banget ngurusin kuku. Yang pengen kasih kado buat saya - mungkin fans saya gitu - tolong beliin ini ya :D.

Sepertinya itu saja daftar belanja saya untuk bulan depan yang isinya belum pasti dibeli bulan depan juga. Untuk produk sabun mandi, shampo, pasta gigi, dan semacamnya saya jarang banget beli. Bukan karena jarang mandi lho ya, tapi karena saya numpang pakai produk yang ada di rumah yang dibeli sama ibuk, hehehe. Ngomong-ngomong, biarpun sudah bikin daftar belanja, tapi pas belanja tuh kadang isi keranjang belanja saya melenceng dari daftar belanja yang sudah dibuat. Ya, saya mah gitu orangnya... Lihat apa yang menarik dikit - beli, lihat barang yang nggak masuk daftar belanja - pengen nyoba. Semoga saya selalu diberi rezeki melebihi keinginan belanja saya yaa. Amin :).

Kamis, 24 Maret 2016

SEBUAH LORONG DI KOTAKU

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Link

Saya hobby beberes. Tadi, pas saya buka lemari buku - berniat ngeberesin soalnya kata ibuk saya sekarang lemari tersebut beralih fungsi jadi tempat berumah tangga para tikus akibat kurang terawat - saya mendadak ingat dulu punya sebuah buku berjudul SEBUAH LORONG DI KOTAKU. Sayang pas saya cari-cari buku tersebut sambil beberes nggak ketemu. Mungkin nyelip entah dimana atau dipindah tempat penyimpanannya. Padahal saya kangen sama bukunya. Tadinya akan saya foto untuk dipajang di blog ini, tapi karena nggak ada jadi saya terpaksa ngambil pict dari sumber lain.

Buku punya saya bersampul oranye dengan ilustrasi sederhana di sampulnya. Seperti ini nih...

Link

Buku ini pertama terbit pada tahun 1978. Udah lama banget ya? Saya aja lahir tahun 1993. Berarti 15 tahun setelah terbitnya buku ini. Sampai sekarang buku ini sudah dicetak ulang berkali-kali sepertinya. Berapa kali tepatnya saya sudah berusaha mencari tahu tetapi belum ketemu jawaban yang valid. Yang saya punya itu entah cetakan keberapa. Setiap cetak ulang pasti ganti sampul ya? Soalnya setiap saya search judul ini pasti bermunculan gambar buku dengan judul yang sama namun beda cover.

Judul pos ini saya tulis sama dengan judul buku - atau katakanlah novel - karya Nh. Dini. Buku tersebut saya baca pertama kali waktu SD, dan isi cerita di dalamnya masih saya ingat hingga sekarang. Saya sebenarnya bukan tipikal pembaca ulang, namun buku ini sukses mencuri perhatian saya dan sudah saya baca berulang kali tanpa bosan. Entah berapa kali sih tepatnya saya lupa. Sayangnya nih, terakhir saya ingat membaca buku ini adalah waktu SMP. Sekarang, biarpun bertahun-tahun sudah berlalu tapi saya masih ingin membacanya lagi, sayang bukunya nggak ketemu. Apa saya harus beli lagi ya?

SEBUAH LORONG DI KOTAKU menceritakan pengalaman masa kecil Nh. Dini selaku pengarangnya. Beliau ini salah satu penulis yang saya sukaa banget karya-karyanya. Biasanya saya menilai faktor kesukaan saya terhadap tulisan berdasarkan cara bercerita penulisnya. Dan saya amat suka dengan cara Nh. Dini bertutur dalam karyanya. Sederhana, tapi menarik. Detail dan apa adanya. Saya seolah dibawa hanyut dalam alur cerita dan ikut mengimajinasikan peristiwa yang dialami tokohnya sesuai deskripsi dalam buku.

Mengingat buku dengan judul di atas, membuat saya jadi terkenang akan masa kecil saya yang manis :). Saya menghabiskan masa kecil dengan agak nomaden, pindah-pindah tempat tinggal sesuai lokasi kerja kedua orang tua saya. Orang tua saya berasal dari Bantul, salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta tapi mendapat penempatan tugas di kabupaten Gunungkidul - DIY juga. Saya lahir di sebuah kota kabupaten kecil di dataran tinggi Gunungkidul, namanya Wonosari. Lalu menghabiskan waktu tumbuh dan berkembang sejak bayi, kanak-kanak, hingga beranjak remaja di sebuah dusun dalam kecamatan kecil di bagian utara kabupaten tersebut.

Di dusun tempat saya tinggal dulu, banyak sekali kenangan indah yang saya alami - secara dari bayi memang saya tinggal di sana. Masa kecil saya banyak dihabiskan dengan bermain saat belum sekolah. Kemudian saya mengenyam pendidikan pertama di taman kanak-kanak di daerah tersebut. Di kala itu, karena kedua orang tua saya bekerja, maka saya terbiasa dititipkan kepada pengasuh yang saya panggil Mbok Tuo. Di rumah Mbok Tuo ini juga orang tua saya - dengan saya pastinya - pernah tinggal selama beberapa tahun (dari saya bayi hingga TK). Tapi saya nggak terlalu ingat dengan detail sih semua kejadian waktu masih tinggal di rumah Mbok Tuo, soalnya sudah lama banget dan waktu itu saya masih kecil. Yang saya ingat beberapa aja. Salah satunya yaitu dulu kalau Mbok Tuo sedang sibuk, saya bermain dengan anak tetangga yang merupakan teman saya di sekolah juga. Seneng deh kalau mengingat masa kecil itu. Sungguh, tanpa beban pikiran. Saya bisa tersenyum-senyum sendiri saat membayangkannya :).

Selepas TK dan menginjak saya SD, keluarga saya pindah tempat tinggal. Masih di dusun yang sama sih, tapi rumahnya beda gang dengan rumah Mbok Tuo. Meskipun sudah berbeda rumah, tapi saya masih tetap sering main ke rumah Mbok Tuo. Rumah yang kami tinggali - setelah pindah dari rumah Mbok Tuo - saat itu merupakan satu-satunya tempat yang benar-benar saya anggap rumah. Karena setelah lulus SMP lalu melanjutkan SMA ke daerah Bantul - dan pindah rumah ke Bantul juga, saya masih merasa kalau rumah yang sebenarnya rumah saya adalah rumah yang di Gunungkidul. Bahkan kadang kalau saya mimpi pulang ke rumah, yang terbayang dalam mimpi saya juga rumah Gunungkidul itu padahal sudah 7 tahun lebih - hampir 8 - saya pindah rumah ke Bantul yang merupakan kampung halaman orang tua saya. Memang rumah itu membekas sekali dalam ingatan saya.

Jujur saja, menurut saya tinggal disana (Gunungkidul) jauuuh lebih menyenangkan suasananya dibandingkan setelah saya pindah kemari (Bantul). Keramahan masyarakatnya beda, nuansanya beda, pergaulan, bahkan logat bicaranya juga beda. Ah, saya kangen pulang kesana...:(. Apa kabar Mbok Tuo? Pasti sudah semakin sepuh. Kabarnya beliau sering sekali menanyakan tentang saya. "Kapan Nok Dessy datang berkunjung?" Terakhir saya kesana habis lebaran tahun kemarin. Itu pertama kalinya saya berkunjung setelah 7 tahun lebih pindah. Mbok Tuo bahkan tidak mengenali saya saat pertama kali muncul di ambang pintu rumahnya. Rumahnya masih sama. Rumah yang pernah saya tinggali saat masih kecil dulu. Rumah tempat saya bermain dan belajar :(. *mata saya mulai berkaca-kaca*

Mbok Tuo adalah panggilan kepada nenek di daerah tempat saya tinggal waktu kecil tersebut. Mbok Tuo saya adalah pengasuh yang menemani hari-hari saya dari masih keciiil banget. Dari bayi mungkin, sampai saya TK - bahkan SD. Saat masa kecil itu, saya bahkan lebih sering diasuh oleh Mbok Tuo dibandingkan ibuk saya sendiri. *maap ya ibuk*

Bicara soal masa kecil, ada teman-teman kecil saya yang akrab pada masa itu. Dua di antaranya masih sering kontak dengan saya sampai sekarang. Yang dua itu teman main paling seru. Waktu kecil, saya sukanya main boneka, rumah-rumahan, masak-masakan, dandan-dandanan, bahkan jual-jualan baju boneka yang saya buat sendiri. Hmm, cewek banget ya saya? :D. Sayang koleksi mainan masa kecil saya sudah pada nggak ada sekarang. Sebagian rusak, sebagian dikasih ke sepupu-sepupu saya oleh ibuk. Duh, harusnya saya koleksi aja dulu.

Dari kecil, saya punya kebiasaan menulis buku harian. Saya terinspirasi menulis dari sejumlah pengarang yang saya baca karyanya. Biarpun yang saya baca segala macam genre buku dan majalah, tapi semuanya membuahkan semangat yang sama : ayo menulis! Tulisan saya di buku harian bisa apa saja, nggak harus melulu pengalaman sehari-hari - meskipun kebanyakan memang itu yang ditulis. Buku harian - atau diary, jurnal, agenda, terserah penyebutannya apa - saya kalau dikumpulin sampai sekarang terus dijilid mungkin tebalnya sudah melebihi tebal skripsi. Buku harian-buku harian saya dari jaman kecil dulu masih ada lho hingga sekarang. Tapi maaf nggak kefoto semua yaa. Beberapa yang kefoto di bawah ini adalah buku harian tahun-tahun yang belum lama terlewati.


Bisa dilihat, hampir semuanya adalah bonus dari majalah, hahaha. Satu dari produk kosmetik, yang Wardah itu. Saya memang lebih suka berburu buku harian bonus dibanding membeli buku harian yang dijual bebas - meskipun untuk mendapatkan bonus buku harian dari majalah tetap harus beli majalahnya juga, sama seperti bonus buku harian dari produk kosmetik bisa diperoleh setelah beli kosmetiknya dulu. Kenapa saya lebih suka buku harian bonus dibanding buku harian beli? Sebab kalau membeli buku harian yang dijual bebas, rata - rata desainnya tidak dikhususkan untuk menulis cerita hari per hari dan polos saja tanpa aksen detail menurut saya. Nggak ada kolom-kolom khusus untuk mencatat hal-hal kecil namun penting, dan sebagainya.

2006 - 2012 - 2013 - 2016 paling baru

Lucu-lucu lho kalau saya baca ulang satu persatu buku harian ini. Saya jadi seolah berjalan mundur, melihat-lihat film yang peran utamanya adalah saya sendiri dalam beberapa tulisan :D. Beberapa bisa bikin saya tertawa, tapi beberapa bisa membuat air mata membanjir juga. Makanya saya membatasi baca ulang buku harian ini. Catatan masa lalu adalah pembelajaran, boleh dilihat tapi tidak boleh disesali. Biar nggak tergoda keseringan membuka - dan membaca - terus galau, akhirnya buku-buku ini saya letakkan di jajaran buku-buku lain kepunyaan saya. Biar samar ceritanya. Padahal emang nggak ada tempat lagi. Terus masih saya tutupin lagi dengan beberapa perabotan yang nggak muat ditaruh di meja rias sehingga harus masuk tempat buku, hahaha.

Tuh, terkamuflase kan :p
Makin tersamarkan

Dari sebuah ingatan tentang satu judul buku saja saya bisa nulis sebanyak ini. Nggak nyangka lho saya. Mungkin suatu saat nanti saya bisa menulis buku setebal ratusan halaman. Berapa lapis? Ratusan. Amin :).

Rabu, 23 Maret 2016

Move On Dan Upgrade Diri Sendiri

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jika berpengaruh pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

*Halaman ini berisikan omong kosong. Abaikan jika anda sedang galau.

Gambar punya ini

Saya cenderung termasuk dalam golongan orang yang susah move on. Move on nggak melulu soal habis diputusin pacar atau ditinggal gebetan ya. Move on bagi saya merupakan berpindahnya seseorang dari satu keadaan ke keadaan lain. Bisa dikondisikan begini : ada di tempat yang nyaman terus mendadak pindah ke tempat baru yang belum diketahui kadar kenyamanannya. Gampangnya saya contohin nih : pindah sekolah, pindah rumah, atau pindah tempat kerja. Perpindahan dalam hal apapun buat saya masuk ke kategori move on.

Tapi, tetep ya move on paling sulit bagi saya adalah move on dari sesuatu - mm katakanlah seseorang yang saya cintai. Hiks :(. Saya lagi habis PMS dan kayaknya hormon saya belum stabil makanya gampang terbawa suasana galau.

Saya mau bercerita soal pengalaman move on milik saya pribadi. Pribadi loh, tapi saya share disini, pribadi apaan? Saya itu orang yang gampang nolak para gebetan yang nembak trus menyesal pada akhirnya. Eh, nggak semuanya saya sesalin sih. Satu doang. Cie, setia ya saya. Dulu, teman-teman saya pikir cowok saya banyak amat gonta-ganti padahal sebenarnya semua itu hanyalah kamuflase belaka alias nggak ada yang benar-benar merupakan pacar saya.

Satu yang paling saya sesali dan bikin saya susah move on adalah satu gebetan jaman SMA dimana pas saya lagi alay-alaynya, hahaha. Tapi sudahlah, saya nggak mau buang-buang energi ngetik soal dia. Takut saya jadi galon - gagal move on say. Takut juga suatu hari orang yang saya maksud nggak sengaja nyasar ke blog ini lalu merasa tersindir Aduh, tengsin kan saya kalau sampai begitu?

Maka saya skip aja kisah gebetan masa lalu saya itu sebelum saya semakin galau. Mari kita beranjak ke cerita move on ala saya. Ini buka tips lho ya. Ini artikel berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak ada teori yang menyatakan bahwa hal yang saya lakukan adalah benar semua. Jadi baca buat pengetahuan aja, mana tau berguna.

Hal pertama yang harus dilakukan saat akan move on adalah : terima kenyataan. Sesungguhnya ini adalah hal tersulit. Menerima kenyataan sob, kalau kenyataannya pahit ya enggak akan semudah menelan kopi. Saya butuh lebih dari 6 tahun untuk menerima kenyataan pahit bahwa si gebetan bukanlah untuk saya. Lama banget ya? Udah tua banget berarti saya T_T. Setelah 6 tahun lebih itu, sekarang saya sudah move on - sudah loose contact juga sih. Untuk menerima kenyataan, kalau dirasa terlalu sulit lakukan saja sambil jalan. Ntar lama-lama lupa sendiri dan kita mulai menikmati fase hidup selanjutnya yang lebih cerah. Tenang aja, kalau tetep belum bisa nerima kenyataan dan masih berharap, banyak jalan menuju Roma kok kata pepatah. Kalo Roma-nya nggak tercapai juga masih ada Paris dan New York. Jadi pasti masih ada plan B, plan C, dan sebagainya dalam hidup. Nurut aja sama Tuhan. Nangis boleh, itu manusiawi. Tapi jangan terus-terusan juga. Curhatlah pada orang yang bisa dipercaya kalau itu melegakan. Jangan dibikin galau apalagi sampai nggak mau makan dan mengurung diri. Rugi. Orang yang digalauin juga belum tentu peduli. Boro-boro peduli, tau aja mungkin juga enggak. Jadi, sayangilah diri sendiri.

Pict by this

Selanjutnya, upgrade diri. Upgrade harus ke arah yang lebih baik lho ya - namanya juga pembaharuan, masa malah lebih jelek? Caranya bisa dengan merubah penampilan atau merombak cara berpikir. Hal yang kedua terdengar sulit ya? Yang pertama memang lebih mudah. Merubah penampilan adalah hal yang saya lakukan juga buat move on. Saya pernah potong rambut dari sepunggung jadi seleher. Drastis banget bukan? Padahal saya manjanginya udah lama bingits. Kata temen saya Nek Mirta, potong rambut itu berguna buat buang sial. Saya nggak merasa punya kesialan yang harus dibuang sih, tapi potong rambut memang cara paling tepat untuk merubah penampilan secara cepat. Sebenarnya alasan saya potong rambut sependek itu juga bukan hanya agar move on semata. Tapi rambut saya itu sudah terlalu lama dipanjangin dan sudah terlalu banyak mengalami proses kimia. Entah itu yang rebonding, smoothing, bleaching, toning, coloring bolak-balik warna-warni, di catok, di curly, dan sebagainya. Pokoknya sudah anti mainstream-lah rambut saya ini. Segala tindakan tadi itu membuat rambut saya jadi kurang sehat meskipun saya sudah rajin hair mask dan perawatan lainnya. Jadi rambut saya itu jenisnya berminyak di pangkal, kering di ujung. Kombinasi gitu. Terus megar, kaku, banyak rambut yang berdiri-berdiri, susah diatur pokoknya. Sempat membaik sih pas saya rajin pakai hijab, tapi tetep aja balik susah diatur lagi akhirnya. Puncak kerusakan rambut saya adalah pas habis di-bleach terus dicat ulang dengan warna ombre tapi gagal di saya. Warna yang saya pengin itu gradasi antara coklat hint oranye ke kuning atau ke pirang, tapi hasilnya malah jadi nggak rata blenthang-blenthang kayak rambut jagung. Sempat saya balikin cat ke warna hitam. Tapi rambut saya udah terlalu rusak. Akhirnya saya putuskan untuk potong rambut saja. Kalau ditanya alasannya saya jawab biar move on aja buat alibi :p.

Bicara soal upgrade penampilan, dalam diri saya ada banyak sekali perubahan penampilan dari masa ke masa. Yang paling kelihatan di saya adalah berat badan. Waktu kecil saya kurus, pas SMA jadi gendut banget, terus pas kuliah balik kurus lagi sampai sekarang. Waktu awal kuliah malah saya sempat turun sampai 10 kilo. Gile bener, padahal saya nggak diet apa-apa lho. Mungkin penyebabnya adalah kebanyakan pikiran. Atau, gagal move on juga? Saya memang tipikalnya pemikir. Kalau sudah banyak pikiran saya jadi nggak doyan makan. Temen saya malah kebalikannya, kalau stress dia makan. Saya nggak bisa kayak gitu. Berasa nggak enak aja apapun yang saya makan. Sekarang saya masih berusaha menaikkan berat badan. Sebenarnya sekarang berat saya sudah ideal, tapi entah kenapa saya pengin rada berisi lagi. Tinggi saya 160 cm. Sekarang berat saya antara 48-50 kg. Saya pengin berat 55 kg, ehehe. Kegendutan gak ya?

Dulu pipi saya chubby banget. Kayak bakpao. Mana muka saya bulat lagi. Kombinasi antara wajah bulat dengan pipi chubby adalah bentuk bakpao yang sempurna. Selain wajah bulat, jidat saya lebar. duh. Makanya mas mantan manggil saya 'jenong'. Terus, dulu saya hobby pakai poni. Memilih poni adalah hal merepotkan bagi saya. Selain karena saya nggak betah sumuk dengan adanya rambut yang menutupi dahi, saya juga kadang bingung memilih bentuk poni yang sesuai dengan wajah. Polem ke samping, membuat wajah bulat saya jadi asimetris. Poni rata ke depan ala mbak Jupe begitu, membuat keseluruhan muka saya yang tidak tertutup poni seperti setengah lingkaran. Bayangin aja bulatan bola trus setengah bagian atasnya ditutup poni. Duh. Belum lagi kalau poni saya tersibak angin. Jenong saya jadi nampak terbelah. Karena bosan mengurus poni, akhirnya saya biarin aja itu poni sampai numbuh panjang bersama rambut bagian lain. Selain poni, belahan rambut juga menjadi hal yang harus saya perhatikan. Belah pinggir bagus sih, tapi karena kepala saya agak peyang jadi belah pinggir ini justru semakin menunjukkan kepeyangannya. Saya juga sempat mencoba belah tengah, cuma itu justru semakin mempertegas kebulatan wajah saya. Pernah nggak saya kasih belahan juga biar nggak kena sensor KPI, cuma kesannya saya terlihat nggak sisiran. Akhirnya sekarang saya memutuskan menyisir rambut saya dengan model belah tengah agak ke pinggir. Kayak apa coba? Bayangin aja sendiri ya.

Jaman chubby, hahaha. Imut banget ya saya disini, kayak abege polos tanpa dosa gitu :p.

Sekarang pipi saya rada tirusan. Bukan, ini sama sekali bukan karena operasi plastik seperti Nita Thalia. Tapi selain karena berat badan saya yang turun, saya juga pakai behel. Kira-kira sudah setahun lebih kawat gigi ini terpasang membingkai gigi saya. Alasan saya memasangnya dulu adalah biar gigi saya super rapi seperti model iklan pasta gigi. Jadi, dulu gigi saya susunannya nggak rata. Terus saya punya gingsul dua. Kalau satu aja sih mungkin saya mirip Nabilah JKT48. Tapi ini dua bok, menuh-menuhin tempat aja. Akhirnya saya memutuskan untuk menurunkan posisi gingsul ini dengan kawat gigi. Saya pas pertama datang ke dokter gigi sebelum pemasangan konsultasi dulu, lalu dicek dan diukur apalah-apalah segala macam posisi gigi ini. Kemudian, dicabutlah sekaligus dua gigi geraham depan saya yang bagian atas untuk memberi ruang buat si gingsul turun. Soalnya gingsulnya itu pas di gigi taring yang mana enggak boleh dicabut gegara si taring ini adalah pembentuk struktur wajah. Selanjutnya, gigi geraham bawah saya yang belakang juga dicabut dua. Ini nggak sekaligus ya, tapi bertahap. Jadi total sudah empat gigi saya yang hilang. Banyak amat ya? Ini karena saya kelebihan jumlah gigi atau rongga mulut saya terlalu sempit sih buat tempat seluruh gigi-gigi itu? Karena dua geraham belakang yang hilang inilah, pipi saya jadi lebih tirus. Sekarang bentuk wajah saya jadi ideal sih, oval. Tapi kadang saya rindu juga dengan pipi chubby saya dulu :).

Penampilan yang berubah selanjutnya adalah kulit :). Meliputi kulit wajah maupun tubuh. Ini termasuk peng-upgrade-an diri saya sekaligus investasi masa depan. Kulit kan perlu dirawat sejak dini say biar tetep cantik lebih lama. Dulu karena saya alay yang hobby nongki-nongki cantik maka kulit saya menggelap kebanyakan kena panas. Maklum tongkrongan saya pepanas di bawah sinar matahari. Ini nongkrong atau berjemur sebenarnya? Selain menggelap, kulit wajah saya berminyak, kusam, dan berjerawat sedangkan kulit tubuh kering dan kusam. Dulu saya kurang peduli akan pentingnya penggunaan sunblock atau lotion ber-SPF dan skincare lain untuk merawat kulit. Padahal selain alay, dulu saya anak traveler juga lho, suka piknik kemana-mana. Terus saya juga anggota paskib waktu SMA, Duh, berprestasi juga ya saya :D.

Setelah sadar pentingnya menjaga kesehatan kulit, sekarang saya rajin pakai segala macam skincare. Beberapa saya review juga di blog ini. Sekarang, kulit saya sudah jauh lebih baik dan terawat dibandingkan jaman belum peduli dulu. Kulit cantik nggak harus putih lho, yang penting sehat. Kalau kulit sehat, pasti otomatis akan lebih cerah. Kulit saya bukan yang flawless bin glowing kaya kebanyakan editan gitu, tapi sekarang lumayan lah. Kulit wajah cukup cerah, nggak jerawatan dan lumayan terbebas dari masalah-masalah kulit lain. Kulit tubuh juga lebih lembab dan sehat.

Lalu, yang nggak kalah penting juga : olahraga. Saya suka olahraga asal bukan yang berat-berat. Yang santai aja, jogging. Atau yoga tuh, menyenangkan juga. Olahraga selain baik bagi kesehatan tubuh, baik untuk kesehatan jiwa juga loh. Tubuh sehat, move on juga dapat. Sip kan.

Tadi itu adalah sejumlah ide move on dengan memperbarui penampilan jasmani. Penampilan yang baru memang akan membuat semangat baru muncul dan move on menjadi lebih cepat. Tapi selain penampilan luar itu, perhatikan juga sisi rohaninya. Gile, saya kayak guru penjasorkes nggak sih ngomongin jasmani rohani. Banyak-banyakin ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan. Sebenarnya nggak harus pas move on aja ibadah ini, tiap hari sih harusnya selalu religius. Tapi ibadah memang hal yang manjur untuk move on. Pasrah pada kehendak-Nya akan membuat hati lebih tenang dan balik ke poin satu : lebih mudah menerima kenyataan.



Selain urusan fisik dan rohani, satu hal lagi : perbarui isi otak. Belajar lagi deh biar nggak kudet. Belajar bisa apa aja, nggak harus melulu hal-hal berat dan sukar dicerna kok. Yang paling gampang, baca atau nonton berita tiap hari. Banyakin bersosialisasi juga. Gaul itu perlu bray. Bahkan jika perlu, pikniklah secara berkala. Kalo kurang dana buat piknik, solusi termurah adalah cukup ketemu dengan sahabat, curhatlah sekalian biar punya teman berbagi. Percayalah, kita nggak sendiri. Maka tersenyumlah :).

Gambar punya sini

Pembaruan diri dari waktu ke waktu juga merupakan move on. Kita ninggalin hal-hal lama, dan menggantinya dengan hal-hal baru dalam hidup. Saya yang sekarang, sudah ter-upgrade jauh lebih baik dibandingkan saya yang dulu-dulu. Masih berusaha lebih baik lagi, semoga :).

Kayaknya segitu dulu deh kisah move on dan upgrade diri sendiri ala saya. Nanti saya bakal nulis lagi dengan tema yang lain ya sesuai ide apa yang muncul. Mumpung lagi giat menulis ini saya :D. Bye, sampai jumpa di pos berikutnya :). Berbahagialah, dan selamat move on!

Pict by this